Bagian dua puluh sembilan
Miami, Florida, USA.
Setelah menikmati beberapa hari liburan. Kini Yudith bersama keluarga sedang menikmati malam terakhir.
Di sana. Di atas freedom tower. Mereka menunggu detik-detik pergantian tahun. Menanti bersama orang-orang yang sudah berjejer rapi. Menikmati keindahan malam hari di kota Miami.
Merry yang berdiri di sebelah kiri Yudith. Memegang terompet. Sedangkan Peter yang berdiri di sebelah kanan Yudith hanya memeluk kedua orang tercintanya.
Keluarga kecil itu terlihat bahagia. Meskipun Yudith masih saja berwajah datar. Namun, hatinya tak menolak untuk turut berbahagia bersama yang lain.
Puncak malam pergantian tahun dengan semua orang yang siap menyalakan kembang api.
Waktu menunjukkan pukul 23.59. Semua orang yang berada di kawasan freedom tower mulai menghitung mundur.
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1..
Dor! Dor! Dor!
Langit malam berhiasi kembang api. Suara gemuruh yang berasal dari benda itu membuat orang-orang tertawa melihat indahnya langit malam.
"Happy new years..!" ucap kelurga kecil itu dengan senyuman bahagia. Terlihat Yudith tersenyum tipis.
Mereka pun turun. Yudith yang membawa kamera memotret apa saja yang menurutnya indah. Sesudah acara kembang api di letuskan. Sekarang berganti dengan menerbangkan lampion.
Mereka bertiga berjejer dengan satu lampion yang mereka pegang bersama-sama. Mengucapkan harapan-harapan yang baik untuk tahun mendatang. Dalam hitungan ketiga mereka langsung melepaskan pegangannya. Lampion pun mulai terbang ke atas.
Yudith berlari. Menikmati keindahan malam ini. Malam terakhir yang menurutnya indah. Mungkin ini pertama kalinya ia merasakan kebahagiaan yang sangat bersama keluarga.
Merry mengambil ponselnya dari dalam tas. Mengambil gambar gadisnya yang tak sengaja terambil ketika Yudith memejamkan matanya dengan latar belakang langit berisi lampion. Merry tersenyum.
°•°•°•°Los Angeles, California, USA.
Di waktu bersamaan. Triska dan Tita pun menyambut malam tahun baru mereka. Berdiri di antara kerumunan orang di kawasan south beach.
Kakak beradik itu berdiri menghadap lautan lepas menatap kembang api yang mulai di letuskan. Memeluk satu sama lain.
Terlihat pancaran bahagia di meta keduanya. Tita berdoa dalm hati agar tahun mendatang kebahagiaannya bisa sering terjadi.
"Happy new year, kak," ucap Tita tersenyum.
Triska mengeratkan pelukannya, "Happy new year too, my little sister," balasnya kemudian mengecup puncak kepala Tita.
°•°•°•°
New York, USA.
Tampak sosok itu sedang berdiri di atas gedung sekolahan. Menatap langit yang bertaburkan kembang api dengan tatapan sendu.
Melewati malam tahun baru seorang diri. Yah, seorang diri. Lagi pula, siapa yang akan menemaninya? Dia hanyalah sosok yang tak pernah dianggap. Tak pernah terlihat, dan tak pernah diperhatikan.
Luka yang dulu telah tertutup. Kini kembali menganga lebar. Membuka setiap kejadian yang membuatnya meneteskan air mata.
Dulu, di mana keluarga kecilnya berkumpul bersama. Tertawa bahagia bersama. Tanpa ada penyesalan.
Flashback on
Malam tahun baru telah menanti. Keluarga dengan dua anak gadis itu sedang menikmati malam itu.
Malam yang akan menjadi pengiring mereka di masa depan dengan harapan dan doa yang dipanjatkan.
"Kakak.. Lihat ini, aku membawa sesuatu," ucap gadis kecil yang berlari ke arahnya membawa surat ucapan.
Arlita menoleh tersenyum, "Apa yang kau bawa, Vio?"
Viola mengambil tangan kanan Arlita, membukanya, dan menaruh sepucuk surat itu.
"Aku hanya menemukan ini di sana, dan ada namamu di surat itu. Jadi aku memberikannya padamu," jelasnya yang membuat Arlita tersenyum dan mengusap lembut rambut adiknya.
"Baiklah, terima kasih." lalu Viola hanya mengangguk dan kembali berlari.
Perlahan Arlita menatap surat itu. Menatapnya dengan raut tanda tanya. Siapakah gerangan yang menulis surat ini. Tak ingin larut dalam pemikirannya. Dia segera membukanya.
Alangkah terkejutnya dia saat membaca isi surat itu. Tangannya gemetar. Matanya menyiratkan suatu ketidak mungkinan. Hatinya berdesir nyeri.
Tidak.. Tidak mungkin. Ini pasti hanya gurauan. Batinnya berkelebat menolak.
Namun, dia hanya meremas surat itu dan membuangnya. Tak memperdulikan isi surat itu. Mencoba berpikir baik.
"Mom, dad, ayo pulang. Ini sudah malam." ujar Arlita penuh ketakutan.
Katherine yang melihat gadisnya takut, segera beranjak menghampirinya.
"Ada apa, Lita?" tanya Kate khawatir.
Arlita hanya menggeleng, "Ayo, pulang saja." ajaknya dengan suara bergetar.
Tanpa menunggu lama Kate langsung menerima ajakan gadisnya. Suami kate menggandeng Vio kecil.
Duar...!
Flashback off
Air mata sudah turun deras di pipinya. Menatap sang rembulan. Mengucapkan kata-kata rindu. Berharap rindunya terbalaskan.
Keindahan malam ini tak membuat hatinya bahagia. Hatinya kembali sakit. Sakit teramat sangat. Tak bisa terobati oleh apapun.
Apapun yang terjadi padaku, aku hanya ingin tenang setelah bertemu mereka.
Itulah keinginannya. Keinginan yang entah akan terwujud atau hanyalah angan.
------------------------------
Haii 😅😅
Typo bertebaran, mohon cek:v
Ngetik ngebut:v ngga sempat neliti:vHAPPY NEW YEARS 🎉🎉🎆🎆🎆
JANGAN LUPA VOTE AND KOMENT!!
Salam
Terin❤
KAMU SEDANG MEMBACA
INDIGO [TAMAT]
Horror#13 In Horor [23-05-2019] #02 In Mistis [23-05-2019] #03 In ghost [23-05-2019] [Disarankan follow terlebih dahulu sebelum membaca] Mengisahkan seorang gadis remaja yang memiliki kelebihan yang tak semua orang memilikinya. Sebuah kelebihan yang mem...