#13: Pieces Ago

1K 62 7
                                    

Bagian tiga belas

Arlita's point of view

Rasa rindu dan sayang itu sama. Bahkan menjadi satu perasaan. Dan sekarang aku sedang mengalami masa rindu.

Aku tahu selama ini aku mengganggu pikiran Yudith dan Tita. Tapi, aku hanya ingin ketenangan.

Ketenangan yang tak bisa aku raih dan aku harus membawa orang-orang tak bersalah masuk ke dalam duniaku.

Mom.. Dad.. Viola.. Arlita rindu kalian.

Sekarang aku telah berdiri di rumah berlantai dua. Bahkan ini bukan rumah tapi sebuah mansion mewah milik keluargaku...dulu.

Mension ini berisi kehidupanku dulu. Dimana aku selalu di sambut dengan senyuman indah oleh kedua orangtuaku dan adikku.

Berisi kenangan indah tak terlupakan bagiku. Kenangan yang membuatku ingin hidup kembali dan mengulanginya kembali bersama keluargaku.

Sekarang aku tak tahu dimana keberadaan keluargaku. Mereka pasti sangat terpukul melihat anak kebanggaannya mati mengenaskan.

Aku masih mengingat tangis keluargaku ketika jasadku di bawa ke mansion ini. Suara yang sangat menyayat hatiku.

Flasback on

Suara ambulan menggema di sudut perjalanan.

Orang-orang medis menurunkan bankar dari dalam mobil.

Isak tangis terdengar jelas di kediaman keluarga Carlney.

"Arlita... Kenapa kamu ninggalin Mom sayang.." tangis Mom yang membuatku ikut tersayat di sebelahnya.

Aku hanya bisa menatap mereka. Tapi mereka tak bisa melihatku. Aku menatap jasadku betapa mengenaskan jasadku.

"Kakak.. Siapa yang mau ajarin Viola PR lagi.. Siapa yang ajak Viola main.. Kenapa kakak tega ninggalin Viola sendirian.." isak tangis Viola terdengar pilu.

Aku menangis dalam diam. Memandang adikku penuh harap. Itu hanyalah angan.. Aku bahkan tak bisa menyentuhnya.

Maafkan kakak Viola..

Aku melihat ayah yang memandang jasadku dengan sedih. Beliau tidak menangis. Tapi aku merasakan kesedihan yang amat menyesakkan baginya.

Aku pergi dari situ. Pergi entah kemana. Dan aku merasa tak tenang setelah ragaku terpisah dengan jiwaku.

Flashback off

Aku tersadar dengan bayangan itu. Dan aku tak tahu dimana mereka sekarang. Aku berharap mereka telah bahagia. Tidak memikirkan diriku lagi.

Dan aku hanya berharap. Berharap bertemu sekali lagi sebagai salam perpisahan yang tak menyedihkan.

°•°•°•°

"Kau dari mana, Lita?" tanya Yudith kepadaku dengan nada datarnya.

"Dari rumahku, Dith," jawabku dengan nada agak pelan.

INDIGO [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang