#17: Where Are You going?

951 58 4
                                    

Bagian tujuh belas

Mulmed's Yudith

Sebelum aku menggapai knop pintu. Dari arah dalam sudah terbuka. Memperlihatkan Yudith, Marvin, dan Miss Lasy yang terkulai lemas di lantai.

Oh God, apa yang sudah terjadi..

Aku segera mendekat ke arah mereka. Astaga, apa yang telah terjadi. Semoga saja mereka cepat sadar.

"Yudith, bangunlah. Dith, kumohon bangun. Kita harus cepat keluar dari sini," isakku. Aku benar-benar kalut. Aku tidak ingin terjebak di sini.

"Marvin, bangunlah. Kumohon bangun "

Aku menepuk-nepukkan telapak tanganku ke pipinya. Berharap mereka semua sadar.

"Miss Lasy, bangunlah," isakku tak tertahankan. Air mataku terus saja mengalir. Ya Tuhan, aku benar-benar takut mereka kenapa-napa.

Aku menjambak rambutku frustasi. Ya Tuhan, apa yang telah terjadi? Kenapa semua mendadak seperti ini?

°•°•°•°

Author's point of view

Tita menahan isak tangisnya di depan tubuh Yudith yang terlentang. Air matanya menetes tepat di mata Yudith.

Perlahan Yudith menggerakkan tangannya. Tita yang merasakan langsung berhenti tangisnya.

"Yudith, bangun Dith. Kita harus segera keluar dari sini." Tita kembali menggoyangkan lengan Yudith.

Dengan setengah sadar, Yudith membangunkan dirinya yang dibantu oleh Tita.

"Apa yang telah terjadi?" tanya Yudith seperti orang linglung.

"Aku tidak tahu, yang pasti saat aku ke sini. Semuanya sudah tak sadarkan diri. Ayo, kita harus keluar dari sini."

Yudith dan Tita membangunkan Marvin serta Miss Lasy. Tak berapa lama mereka semua telah sadar. Meskipun tidak sepenuhnya sadar.

°•°•°•°

"Akhirnya kita bisa keluar dengan selamat," ujar Tita bersyukur.

Mereka berempat telah berada di area sekolah. Waktu menunjukkan pukul setengah empat pagi. Udara semakin menusuk tulang mereka.

"Jaga rahasia ini baik-baik. Jangan sampai ada yang tahu sedikitpun tentang bangunan itu," perintah Miss Lasy lembut. Wajahnya terlihat sayu.

Yudith, Tita, dan Marvin hanya mengangguk. Merekapun meninggalkan area sekolah dan pulang ke rumah masing-masing.

Baru beberapa langkah Yudith dan Tita berjalan. Marvin dari belakang memanggil mereka dan bertanya.

"Tita, Yudith, tunggu!" Marvin mengatur nafasnya yang tak beraturan. "Apa yang terjadi di gedung itu? Dan lagi, rahasia apa yang sudah tersimpan?" sambung Marvin.

Tita dan Yudith saling pandang. Tidak paham dengan apa yang ditanyakan oleh Marvin.

"Ah, baiklah. Besok saja aku menanyakannya." Marvin mengalah. Lagi pula dirinya sangat lelah dan ingin segera pulang.

°•°•°•°

Yudith membuka pagar rumahnya dengan hati-hati. Tak ingin menimbulkan suara berisik sedikitpun.

Yudith memandang sekitar. Siapa tau ada orang yang melihatnya. Bisa gawat jika dirinya disangka maling.

Yes, berhasil.

Yudith bersyukur dalam hati setelah pintunya bisa terbuka walaupun ia tak tahu pintunya dikunci atau tidak.

Yudith kembali melangkahkan kakinya ke dalam rumah. Kakinya melangkah perlahan menaiki tangga menuju kamarnya.

INDIGO [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang