#25: Packing?

651 38 3
                                    

Bagian dua puluh lima

Mulmed's Triska

"Aku pulang,"

Seorang gadis memberitahukan dirinya telah pulang ke rumah. Gadis itu menaiki tangga yang tertuju ke lantai atas, lebih tepatnya kamar miliknya.

Sesampai di dalam kamar. Dirinya langsung melepas mantel yang sempat ia gunakan. Lalu menggantungkannya di clothes hanger.

Musim dingin telah tiba. Itu kenapa ia mulai memakai mantel saat keluar rumah. Meskipun cuaca siang hari terlihat panas, tetapi suhunya dingin.

"Hai, apa kau sedari tadi seperti itu terus? Seperti mannequin saja," ucap gadis itu kepada sosok di depannya.

Sosok di depannya hanya tersenyum dan berujar, "memang aku harus bagaimana? Aku saja tidak tahu apa yang harus kulakukan." ujarnya yang membuat gadis itu terdiam dan berpikir.

Ah, iya. Aku lupa bahwa dia sosok hantu. Ya ampun.

"Baiklah, aku akan makan siang."

Sesaat setelah sampai di meja makan, ia melihat Merry menyiapkan makanannya. Aneh, biasanya Rare yang menyiapkannya.

Daripada dibuat pusing ia langsung duduk dan membuka piring yang tadinya sempat terbalik.

"Hai, sayang, silahkan dimakan. Hari ini ,mom, masak special buatmu," ucapnya.

Yudith. Yup, ia adalah Yudith. Siapa lagi jika bukan dia. Ia lantas mengambil beberapa lauk di atas nasinya. Terlebih saat ada makanan favoritnya. Grilled chicken cutlest with summer succotash.

Ia langsung memakannya dengan semangat, namun wajahnya masih saja datar. Merry memandangi gadisnya dengan tatapan hangat. Sudah lama ia tak memperhatikan gadisnya makan, terlebih makanan hasil buatannya.

"Dith, besok hari natal, kamu ingin liburan ke mana?" tanya Merry yang membuat Yutih menghentikan aktivitas makannya.

"Terserah, Yudith mengikuti kalian saja," balasnya datar.

Ia sudah tahu. Ia tahu ayah dan ibunya ingin ke kota Miami. Ia tak bisa menolak, lagi pula ia tak tahu ingin liburan ke mana.

"Baiklah, jika itu yang kamu inginkan. Nanti malam kita berangkat ke Florida, daddymu ingin ke sana," jelasnya. Sedangkan Yudith hanya mengangguk.

Ia melanjutkan makannya, pikirannya tertuju pada temannya. Tita, apakah dia akan ikut bersama Yudith? Mungkin ia harus menanyakan lagi.

°•°•°•°

Tita'a point of view

Aku berjalan mondar-mandir di kamar. Memilih pilihan yang membuatku lumayan bimbang. Apakah aku akan memilih liburan natal bersama kakakku atau Yudith? Ah, dasar kakak tak tahu diri. Seharusnya kan dia bilang lebih awal lagi.

Daripada dibuat pusing. Aku menarik napas dan membuangnya lewat mulut. Mungkin aku akan memilih liburan bersama kakakku karena jarang sekali aku mendapatkan waktu berdua dengannya.

Ceklek

Aku menoleh, ternyata kak Triska. Pasti dia meminta kepastian dariku. Aku sudah tahu, karena dia tak suka berbasa-basi.

"Bagaimana?" tanyanya lansung. Tuh kan, aku bilang apa.

"Ya," jawabku seadanya yang membuat kakakku mengernyit heran.

Aku menghela napas sabar, "ya, aku liburan bersamamu."

Seketika wajahnya berbinar dan tiba-tiba langsung memelukku. Oh, ya ampun, untung sayang.

"Senangnya liburan bersamamu, baiklah kau persiapkan untuk besok yah,"

Setelah mengucapkan kalimat itu dia langsung pergi. Heh? Dasar aneh. Kenapa juga aku punya kakak seperti itu, oh, God.

°•°•°•°

Author's point of view

Tampak Yudith sedang resah menatap layar i-phonenya. Ia bingung akan menghubungi Tita atau tidak.

Namun, ketika tangannya akan menekan tombol hijau. Seseorang yang akan dihubungi malah menghubunginya. Kebetulan yang sangat.

"Ya?"

"Hei, kau ini. Tidak menyapa halo ataupun apa malah langsung menanyakan sesuatu. Dasar tidak sopan!"

Yudith memutar kedua bola matanya malas. Ini yang membuatnya malas untuk menghubungi Tita. Suaranya seperti kembang api.

"Baiklah, apa yang ingin kau bicarakan sekarang?"

"Aku tidak jadi ikut kau ke Miami, because aku akan liburan bersama kakakku."

"Oh"

"Ish, dasar! Hanya itu jawabanmu? Seharusnya aku tidak menghubungimu lewat telpon!"

Yudith sedikit menjauhkan i-phonenya dari telinga.

"Ya sudah, aku tutup dahulu."

Setelah mengucap kalimat itu Yudith segera memutus sambungan teleponnya. Lama-lama telinganya bisa tuli jika bertelepon dengan Tita.

Akhirnya, dia ternyata ada acara liburan bersama kakaknya. Aku tidak usah pusing memikirkan dia yang akan ikut bersamaku. Bisa-bisa aku mimpi buruk.

Yudith beranjak dari kasurnya lalu mengambil koper yang berukuran sedang. Malam ini ia akan mempersiapkan keperluannya untuk liburan di Florida.

°•°•°•°

"Dia mau pergi bersama kita," Merry memberitahu kepada Peter yang sedang duduk di kursi kerjanya di dalam ruangan pribadi milik Peter.

"Benarkah? Apa itu terpaksa?" Peter tidak ingin Yudith ikut hanya karena keterpaksaan.

"Tidak, ia lebih memilih ikut dengan kita ke mana pun liburan kita," jelas Merry membuat Peter mengangguk lega.

"Kalau begitu, kita persiakan untuk besok. Aku sudah memesan tiket,"

Mereka berdua pun pergi dari ruangan pribadi milik Peter. Mungkin akan mempersiapkan apa yang dibutuhkan untuk besok.

°•°•°•°

Tampak seorang wanita yang terlihat dewasa sedang menerima panggilan di handphonenya.

"Kalau begitu, bilang kepada mereka aku dan Tita sudah berlibur sejak kemarin. Jangan bilang apapun kepada mereka,"

"..."

"Oke, jaga baik-baik jangan sampai mereka menjemputku dan adikku. Paham?"

"..."

Sambungan telepon telah terputus. Triska berbalik menuju kamarnya. Ia akan mengirim e-mail kepada pusat. Untuk menghandle tugasnya beberapa hari ke depan.

Mereka telah pulang, tapi aku tak ingin bertemu mereka, dan takkan kubiarkan mereka menemui Tita hanya untuk omong kosong.

---------------------------------------

Maaf jika part ini berlibet:v

Ngebut:vv maybe typo bertebaran:v

Jangan lupa Vote and Comment^^

Thank's yang udah menghargai karya orang lain dengan VOMMENT kalian.

Salam
Terin❤

INDIGO [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang