Bagian empat belas
Mulmed's Yudith
Sudah tiga hari ini Yudith tak melihat Arlita. Perasaan Yudith mencemaskan Arlita. Bagaimanapun Arlita adalah temannya. Walaupun mereka berbeda dunia.
Malam itu dengan suasana hujan rintik-rintik di sertai angin yang sangat dingin sampai menusuk tulang manusia.
Yudith berjalan dengan memakai sweater warna ungu berpadu dengan celana jeans ketat serta sepatu kets yang senada dengan swetaernya.
Yudith tak merasa kedinginan. Ia berjalan setapak demi setapak mengikuti entah kemana kakinya berjalan.
Kakinya terhenti. Yudith menatap apa yang ada di depannya. Yudith bingung. Mengapa ia sampai di tempat ini?
Sekolah? Kenapa aku bisa sampai sini?
Pikirannya ke mana-mana. Sampai dirinya menyadari pasti ada sesuatu yang terjadi tanpa di duga. Yudith langsung berbalik dan berlari meninggalkan sekolahnya.
°•°•°•°
Wednesday. Hari ini Yudith memakai seragam identitas kotak-kotak nya. Rok sepanjang lutut berwarna merah dan putih.
Baju putih dan kotak-kotak di kerah lengan. Dasinyapun tak ketinggalan. Yudith juga memakai sepatu kets warna putih yang menambah penampilan modisnya.
Ia sebenernya tak selalu memperhatikan penampilannya. Yudith pun hanya menyamakan apa saja yang pantas dengan penampilannya.
Tak lupa jam tangan yang selalu bertengger manis di lengan kanannya.
"Ayok Dith, sudah siap?" tanya Merry kepada putrinya sambil tersenyum.
Mereka kini sudah akrab kembali. Tak ada lagi konflik di antara ibu dan anak. Merry pun hanya bisa mendukung kemauan Yudith.
Yudith membalasnya hanya dengan anggukan dan senyum tipis. Tapi masih bisa di lihat oleh Merry.
Mereka telah sampai di depan gerbang sekolah Yudith. Sebelum turun, ia berpesan kepada Merry.
"Mom, kau tak usah menjemput Yudith. Hari ini Yudith pulang agak sore. Yudith pulang naik taxi saja." jelas Yudith.
"Baiklah, kamu hati-hati ya."
Yudith segera keluar dari mobil dan memasuki kelasnya. Sebenarnya ia pulang sore karena ada sesuatu yang harus di selesaikannya nanti.
"Hai princess," sapaan seseorang yang sudah di hafal oleh Yudith.
Namun Yudith tak menghiraukannya. Ia segera masuk ke kelas dari pada mendengar celoteh menjijikkan dari Marvin.
°•°•°•°
"Dith, kau yakin apa yang akan kita lakukan nanti malam?" tanya Tita memandang lurus manik mata Yudith.
"Hmm,"
Saat ini mereka sedang berada di teman belakang sekolah. Di mana di depan mereka berdiri tumbuhan seperti tembok liling yang lumayan tinggi.
"Apakah kita bisa melewati apa yang ada di depan kita?"
Yudith tampak berpikir sambil memandang lurus di depannya.
Apa sebaiknya aku bilang ke Yudith jika mengajak Miss Lasy saja ya? Batin Tita.
"Tentu. Apa kita harus mengajak Miss Lasy? Itu tidak mungkin Tita."
Tita tersentak. Bagaimana Yudith bisa tahu apa yang ada di pikiran Tita. Ah, sungguh membuat Tita parno.
KAMU SEDANG MEMBACA
INDIGO [TAMAT]
Horror#13 In Horor [23-05-2019] #02 In Mistis [23-05-2019] #03 In ghost [23-05-2019] [Disarankan follow terlebih dahulu sebelum membaca] Mengisahkan seorang gadis remaja yang memiliki kelebihan yang tak semua orang memilikinya. Sebuah kelebihan yang mem...