Bagian sebelas
Mulmed's Tita
Hari minggu. Matahari telah menampakkan setengah dirinya. Sinar hangatnya mulai menyinari dan menghangatkan bumi serta tubuh manusia yang menjalani aktivitas pagi dengan rutin.
Pagi ini Yudith sudah siap dengan celana tiga perempat warna putih yang mengekspos pahanya sampai lutut.
Memakai tanktop dan dilapisi dengan jaket jaket merah muda yang di lengannya ada dua garis putih. Dan handuk kecil yang melingkar di leher jenjangnya.
Rambutnya ia ikat kuda. Tak lupa memakai jam tangannya yang menambah penampilannya menjadi lebih sempurna.
°•°•°•°
Yudith melangkah berlari kecil memutari komplek dan melanjutkan di Taman yang di penuhi dengan bunga bougenvil.
Taman itu lumayan luas. Yudith telah memutarinya sebanyak 7 kali. Ia pun memilih istirahat di salah satu bangku Taman.
Ia mengusap kerongkongannya. Merasakan haus tapi lupa tak membawa botol minum.
"Ini,"
Seseorang memberikan satu botol air minum. Yudith menatap botol itu dan menengadah siapa yang memberikannya.
Bukankah dia yang di restaurant kemarin?
Yudith masih bergeming. Tangannya sama sekali belum menyentuh botol minum itu. Matanya menatap lurus ke manik mata cowok itu. Begitupun sebaliknya.
"Tak usah, terima kasih."
Yudith tersadar dengan dirinya. Ia pun menghentikan aksi kebisuan di antara mereka.
Cowok yang sekarang duduk di sebelahnya tersenyum ke arah Yudith.
"Kenapa? Bukannya kau haus?" tanyanya.
"Tidak, terima kasih."
Lagi dirinya menolak lantas bangkit dari posisinya dan berjalan meninggalkan cowok itu.
"Hei, tunggu!" teriaknya.
Yudith tak menghiraukannya. Ia tetap berjalan. Tapi cowok itu sudah bersejajar dengan langkahnya.
"Dimana rumahmu?" tanyanya kembali mengusik pendengaran Yudith.
"Apa itu penting?"
"Itu hanya basa-basi saja agar kau mau bicara padaku, hehe."
Cih, ganjen sekali. Batin Yudith.
Yudith memutar bola matanya malas. Hari ini moodnya jadi jelek gara-gara cowok tengil yang sok deket.
"Hei tunggu, aku melupakan sesuatu," ucapnya membuat langkah Yudith terhenti.
"Aku bertemu denganmu tiga kali, astaga orang bilang kalau bertemu seseorang tiga kali berarti itu adalah jodohnya," ujarnya girang.
"Cih, cuma orang bego yang percaya kaya gituan," sinis Yudith dan memikirkan hal lain.
"Tiga kali? Apa kau mengikutiku?" sambungnya."Tidak, apa kau lupa seseorang yang menabrakmu waktu pertama masuk sekolah?" sebelah alis cowok di samping Yudith dinaikkan.
"Itu sih orang buta! Jalan ngga gunain mata buat melihat!" sindirnya lalu kembali berjalan.
Si cowok mengikuti Yudith kembali. Memancing pertanyaan agar Yudith mau berbicara padanya.
"Kita satu sekolah loh, masa kau tak tahu," cibirnya. Raut wajahnya berubah masam.
"Ga penting," singkatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
INDIGO [TAMAT]
Terror#13 In Horor [23-05-2019] #02 In Mistis [23-05-2019] #03 In ghost [23-05-2019] [Disarankan follow terlebih dahulu sebelum membaca] Mengisahkan seorang gadis remaja yang memiliki kelebihan yang tak semua orang memilikinya. Sebuah kelebihan yang mem...