Bagian enam
Tita's point of view
Siapa ya dia. Kok lain sih hantunya. Perasaan dia ngga kaya gitu. Hantu itu kok malah sangar yak. Duh jadi ngga takut. Kok penasaran ya?
Bodo amatlah. Ngga penting. Nanti saja mencari tahunya.
°•°•°•°
Author's point of view
"Dith," panggil Tita.
"Hm?" balas Yudith tanpa menoleh ke arah Tita.
"Aku punya informasi." jelasnya to the point.
Yudith menoleh ke arah Tita dan sebelah alisnya terangkat.
"Ekhem!" Tita berdehem sebentar sebelum bercerita karena tenggorokannya terasa kering.
Tita menceritakan informasi yang ia dapat dari pencariannya sendiri. Bahkan memperlihatkan informasi dari i-phonenya.
Yudith hanya memasang tampang datarnya. Seraya mengangguk-angguk kepalanya mengerti. Lalu kembali menatap ke depan.
"Ish, kau ini menyebalkan. Aku sudah cerita panjang lebar kau meresponku hanya dengan anggukan? Tak ada yang lain apa." kesal Tita.
Yudith kembali menoleh.
"Lalu?" tanya Yudith tenang.
"Dan sekarang kau malah bertanya kepadaku, bagaimana ekspresimu seharusnya?" balik Tita bertanya. Ada nada kesal di setiap kata-katanya.
"Bukan. Maksudku apa yang akan kita lakukan?"
Tita mendengus. Menyangga kepalanya dengan tangan kanan dan menghadap Yudith.
"Aku tak tau, dan kau? Apa kau tak mendapatkan informasi apa pun?" Tita kembali bertanya.
Yudith berpikir sebentar.
"Aku semalam bermimpi," ujarnya singkat.
"Mimpi? Mimpi apa? Apa kau bermimpi hantu itu?" tanya Tita beruntun. Ia kembali menegakkan posisinya menghadap Yudith.
Bel tanda pelajaran di mulai berbunyi. Tita kembali mendengus kesal.
"Kenapa di saat seperti ini kau berbunyi. Menyebalkan!" geram Tita sendiri. Tangannya bergerak mengeluarkan buku-buku di dalam tasnya.
Yudith hanya diam mendengar ocehan Tita. Namun, Yudith tersenyum tipis yang mungkin tak bisa dilihat oleh Tita.
°•°•°•°
Bel istirahat sudah berbunyi. Seluruh murid kelas IPA 1 telah berhamburan keluar kecuali mereka. Tita dan Yudith yang masih Setia duduk di bangkunya.
"Apa kau mau menceritakan mimpimu itu sekarang?" tanya Tita yang penasaran.
Yudith mengangguk.
"Dia seperti meminta bantuanku, entah itu hanya mimpi atau pertanda" ucap Yudith lirih tapi masih bisa di dengar oleh Tita.
"Lalu? Apa yang terjadi?" desak Tita yang sudah kelewat penasaran.
"Tapi dia hanya memanggilku dan meminta tolong. Saat itu aku hanya berada di dalam ruangan gelap." jelasnya. Pandangan matanya menatap lurus ke depan.
"Trus, di manakah hantu itu?" Tita kembali bertanya.
"Tidak ada di sekitarku. Dan aku yakin dia benar-benar membutuhkan kita."
"Apa? Kita? Jadi maksudmu aku harus ikut ke ruangan angker itu?"
"Hm,"
"Tapi aku malas memasuki ruangan seperti itu," dengusnya lalu membuang muka ke arah lain.
"Kau sudah bilang akan membantuku." timpalnya yang membuat Tita kembali menoleh.
"Ohh, astaga.." ujar Tita dengan menepuk jidatnya.
"Aku lupa, maafkan aku, hehe…" lanjutnya di sertai kekehan pelan.
Yudith memalingkan wajahnya. Ia sedikit kesal dengan sikap Tita.
"Oke oke, apa yang bisa aku bantu?" tanyanya yang melihat Yudith memalingkan wajah.
"Memangnya kita akan kerja bakti apa, membagi-bagi tugas. Cih!" sindir Yudith yang masih memalingkan wajah.
"Sudahlah terserah, aku tak ingin disalahkan lagi." ujar Tita menyerah dengan perkataan Yudith yang selalu menyindirnya.
Bel kembali berbunyi. Yudith tak menghiraukan perkataan Tita. Ia fokus ke depan karena guru sudah datang.
"Good afternoon," ucap Miss Lasy singkat.
"Good afternoon Miss," ucap satu kelas kompak.
"Oke, hari ini saya akan menjelaskan materi untuk hari ini. Dan untuk pertemuan selanjutnya, kita akan praktek alat musik. Setiap orang wajib memainkan satu alat musik dan kalian juga boleh berlatih di ruang musik untuk persiapan. Ada yang mau bertanya?" jelasnya dan menanyakan suatu pertanyaan.
"Apa saja alat musik yang boleh di gunakan Miss?" tanya salah seorang murid bernama Miracle.
"Oh ya, kalian hanya boleh memainkan gitar, piano, dan biola. Pilih salah satu di antaranya untuk kalian mainkan." jelasnya.
"Miss, dimanakah ruangan musiknya?" tanya murid lain bernama Carne.
"What? What you don't know?" tanya Miss Lasy tak percaya kepada pertanyaan gadis yang bernama Carne.
Dan Carne hanya menahan wajah malunya saja. Bagaimana tidak malu. Seorang murid tidak tahu dimana ruangan-ruangan di sekolahnya sendiri.
"Apa di sini ada yang tidak tahu ruangan musik? Raise your hand, please!" lanjutnya dengan wajah ingin tahu.
Semua murid menggeleng. Tak ada yang tahu menahu tentang ruangan itu. Kecuali Yudith dan Tita. Meskipun mereka tahu tentang ruangannya. Tapi mereka tak tahu dimana letaknya. Sungguh misteri.
"Seriously?" Miss Lasy menaikkan sebelah alisnya tak menyangka.
Semua mata tertuju pada seseorang yang mengangkat sebelah tangannya. Dia Tita.
"Miss, bukankah tempat itu angker?" tanya Tita yang sudah penasaran apa yang ada di benaknya.
"Oh astaga! Saya lupa. Pantas saja kalian tidak tahu. Baiklah, ruangan musik baru ada di sebelah aula" ujarnya mengerti akan arah pembicaraan Tita dan langsung menghentikannya.
"Oke kita lanjutkan materi hari ini" Miss Lasy kembali fokus ke materi yang akan ia bahas.
°•°•°•°
"Dith, apa kau tidak menyadari gelagat Miss Lasy?" pertanyaan Tita membuat Yudith menghentikan jalannya dan menoleh.
"Apa?" cueknya.
"Dia seperti menutupi sesuatu," ujar Tita.
"Lalu?"
"Ish, kau ini menyebalkan! Ya, aku akan menanyakan ruangan itu kepada Miss Lasy." celetuknya dengan raut kesal.
"Kau yakin?" Yudith menggoda Tita.
"Yah.. Sangat yakin." jawab Tita mantap.
"Oke, good luck!" Yudith kembali berjalan ke depan gerbang sekolah karena Merry sudah menunggunya.
Di belakang Yudith Tita memasang wajah kesal dan emosi. Tita kembali berjalan sambil menghentakkan kakinya di tanah.
Ish, aku penasaran sekali dengan ruangan itu. Kau yang mengatakan untuk ke sana tapi cuek sekali, huh. Kesalnya yang ia tumpahkan hanya di hatinya.
"Kupastikan aku akan mengurak informasi ruangan itu lebih dalam," mantapnya untuk menyemangati dirinya sendiri.
That's is mystery room...
-------------------------------------------
Don't forget vote and comment 😊
Because this free 😅Share to your friend 😊
Thank'sSalam
Terin❤
KAMU SEDANG MEMBACA
INDIGO [TAMAT]
Horror#13 In Horor [23-05-2019] #02 In Mistis [23-05-2019] #03 In ghost [23-05-2019] [Disarankan follow terlebih dahulu sebelum membaca] Mengisahkan seorang gadis remaja yang memiliki kelebihan yang tak semua orang memilikinya. Sebuah kelebihan yang mem...