29.

301 20 1
                                    

Cinta tidak bisa disalahkan , cinta datang kepada siapa saja tanpa mengenal status.

-Safna-

---------------

Hari ini seperti hari biasanya dan hari ini adalah hari terakhir Varelyn ujian. Tetapi Vito masih belum diperbolehkan pulang.

Varelyn berjalan bersama para sahabatnya kekantin lalu duduk dimeja pojok yang biasa mereka tempati.

"lo pada mau apa ? gue yang mesen" ucap Ryana.

Mereka pun mengucapkan pesenannya lalu Ryana pergi untuk memesan. Tanpa menunggu lama Ryana & Vany datang membawa pesanan mereka & meletakkannya diatas meja.

"btw gue denger Vito masuk ru--" sebelum Belicia menyelesaikan kalimatnya Ryana sudah menyumpalnya dengan siomay.

"masuk apa?" Varelyn tampak kaget & bingung.

"lah lo gatau kalo Vito masuk rumah sakit?" ucap Camila.

"hah !?" kaget Varelyn.

"bago anjir" ucap pelan Ryana sembari memukul jidatnya.

Camila & Belicia seketika memasang wajah kaget saat mendapat lirikan tajam Ryana.

"astaga gue lupa" ceplos Camila.

Tanpa omong lagi Varelyn langsung berlari ke parkiran tanpa memikirkan tas & untungnya ujian telah selesai.

Varelyn memasuki mobilnya lalu melajukan dengan sangat kencang kerumah sakit. Ia memberhentikan mobilnya didepan rumah sakit & labgsung berlari masuk tanpa memikirkan mobilnya yang bisa saja tercuri. Varelyn berlari langsung ke ruangan khusus keluarganya saat ia membuka pintu benar saja ada Vito disana yang melihat Varelyn dengan wajah terkejut.

-------------

Putra sedang melajukan mobilnya ke arah rumah sakit. Sampai ia melihat mobil Varelyn didepan rumah sakit , ia menghembuskan nafas lalu menuju parkiran. Ia mendekati mobil Varelyn lalu membawanya ke parkiran juga.

Ia berjalan ke ruangan Vito & membuka ruangan itu. Di dalam sudah ada Varelyn menatap marah Vito.

"Bagus !! lo kaya gini dan gaada satupun yang ngasih tau gue ! " geram Varelyn.

"gimana kalo Vito mati , lo ga ngasih tau gue juga !?" bentak Varelyn ke Putra. Putra cuma bisa menundukkan.

"lo semua gila !" teriak Varelyn lalu keluar dari ruangan Vito.

"biar gue yang ngejer" ucap Putra lalu pergi mencari Varelyn.

Putra menemukan Varelyn sedang duduk di bangku taman belakang rumah sakit. Sikutnya bertumpu pada pahanya & telapak tangannya menutupi wajahnya. Putra mendekati Varelyn lalu duduk disebelahnya.

"Vito yang mau" ucap Putra.

Varelyn tetap pada posisinya tanpa menghiraukan Putra. Putra menghela nafas lalu membiarkan Varelyn sedikit tenang. Varelyn membuka wajahnya lalu menyandarkan punggungnya. Putra melirik ke arah Varelyn.

My Step BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang