Part 4 : Torture

3.7K 353 23
                                    

Back sound : Kim Ye Rim - Rain

.

.

.

.

Pagi yang sangat cerah mewarnai pulau cantik itu. Sinar matahari yang silau itu kini mulai memasuki celah-celah cahaya di jendela kamar Jane, dan sinar itu membangunkan gadis itu dari tidurnya. Ia mengerjapkan mata sebelum ia bangkit duduk lalu meregangkan tubuh. Merasakan penat di setiap otot-otot nya karena kegiatan semalam yang sangat melelahkan.

Jane menuruni ranjangnya lalu berjalan kearah kamar mandi, mencuci wajahnya dengan air hangat lalu menggosok giginya. Lalu kaki nya kembali melangkah ke arah dapur yang, melihat persediaan makanan yang di sediakan. Ia memang meminta persediaan karna ia suka memasak. Dan masakan orang lain juga belum tentu pas dengan seleranya

Kini dengan segelas jus di tangannya, Jane berjalan kearah ruang tengah. Membuka sebuah tikar persegi panjang. Itu adalah sebuah karpet untuk ia melakukan yoga di pagi harinya. Jane cukup rutin menjaga kesehatannya begitu juga dengan berolah raga. Gadis itu melakukan beberapa posisi sehingga membuat keringatnya menghiasi wajah cantiknya.

.

.

.

.

.

Sementara Daniel di tempatnya tengah mengamati layar monitor komputer yang kini berada di kamarnya. Jari-jari nya kini mengusap dagunya dan tatapan tajam yang tidak dapat meninggalkan layar itu. Layar yang menampilkan Jane yang tengah melakukan aktifitas paginya dan membuat Daniel semakin frustasi dengan keindahan gadis itu. Bahkan ia tidak tidur semalaman hanya untuk mengamati Jane.

Ia berfikir setengah mati untuk menemukan cara bagaimana cara mendekati gadis itu. Menyapanya? Seolah mereka tidak mengenal sama sekali? Tapi Jane tidak mungkin melupakannya. Melupakan orang-orang yang pernah menyakitinya.

Setelah beberapa lama menunggu Jane keluar dari kamar mandi. Ia kini dapat melihat Jane yang sudah siap dengan kaus putih dan kemeja hijau lalu celana jeans pendek seperempat paha. Dengan cepat gadis itu memasukkan kaki putihnya ke dalam sepetu boot panjang miliknya. Dan terlihat lebih cantik lagi ketika topi jerami dengan hiasan bunga menutupi kepalanya.

Gadis itu tersenyum saat mengalungkan sebuah kamera di lehernya. Senyum yang cantik, polos, dan sangat anggun.

.

.

.

.

.

Jane menolehkan kepalanya kekiri dan kekanan ketika menyadari tidak ada orang yang berkunjung ke tempat ini. Meskipun ia sengaja datang saat hari kerja, karena ia menginginkan suasana sepi, tapi ia tidak menyangka pulau ini tidak ada pengunjung satupun.

"permisi..." sapa Jane ketika seorang pengurus rumah yang melewati nya

"ya nona?"

"Bolehkah aku bertanya, kenapa pulau ini tidak memiliki pengunjung?" tanya Jane.

"oh... pemilik rumah tengah melakukan kunjungan. Jadi kami tidak menyewakan tempat ini sampai waktu yang tidak ditentukan" jawab pria itu tersenyum ramah dan membuat Jane mengangguk mengerti.

"tapi, apakah aku dapat mengambil gambar rumah itu? aku sangat penasaran dengan bentuknya. Aku juga akan memposting di blog milikku. Jadi bisa menjadi promosi untuk pulau ini" tawar Jane.

"tentu saja nona. Kami memberikan kebebasan bagi pengunjung untuk melakukan apapun" jawab pria itu yang membuat Jane puas.

Kini kakinya melangkah menuju sebuah rumah besar yang sangat cantik itu. Berjalan dengan hati-hati lalu menambil gambar sesekali memerhatikan hasilnya dan tersenyum puas.

My Yellow Carnation Mate (MIM Child Sequel) - [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang