Part 7 : Her Smile

3.7K 362 78
                                    

hai semuanya...

sebelumnya aku mau bilang terima kasih dulu buat yang udah nunggu cerita ini. Aku kemaren juga kaget cerita aku ada di peringkat 30-an. Smuanya karena readers smua. aku dedikasiin part ini buat kalian semua.

Note : kalau bisa dengerin lagu yang begalau ya, baca part ini ;) dan jangan lupa juga Vote and Komennya. Dukungan kalian adalah semangat author dalam melanjutkan cerita ;*

Happy Reading!!! *maafkan typo yang bertebaran


.


.


.



Jane melangkahkan kaki dengan senyuman manis menghiasi wajah cantiknya. Tangan kecilnya membawa sebuah keranjang piknik, gaun putih dan rambut coklatnya melambai ketika ia berjalan. Sesekali orang-orang tersenyum menyapanya.

"Hai Jane sayang." Sapa seorang wanita paruh baya dengan pakaian putih khas seorang perawat.

"Hai suster Ana. Apa Dad ada di kamarnya?" tanya Jane.

"oh Jane sayang, kau harus melihatnya setiap hari selalu berada di luar dengan teman-temannya yang lain. Ia seperti menikmati udara luar dibandingkan memakan makanannya." Ujar wanita yang merupakan suster itu membuat Jane kembali tersenyum.

"kalau begitu aku akan menemuinya." Pamit Jane setelah kembali tersenyum dan berlalu ke arah taman yang sangat luas dan ditumbuhi rumput hijau.

Di tengah hamparan rumput hijau itu, Jane dapat melihat seorang pria yang duduk di atas kursi roda tengah bercanda tawa dengan orang-orang di sekitarnya. Hati gadis itu menghangat ketika melihat ayahnya itu. Ia sangat ingin melihat ayahnya setiap hari. Tapi semua pekerjaan menyita waktunya. Walaupun begitu, setidaknya ia dapat memberikan kehidupan yang layak kepada pria yang menjadi satu-satunya keluarga baginya.

"sepertinya kau melupakan putrimu dengan bersenang-senang di sini." Ujar Jane memeluk pria itu dari belakang.

Senyuman pria itu melebar setelah menyadari putrinya Jane datang kepadanya. "oh Tuhan, putriku telah kembali dari perjalanannya." Ujar pria itu memeluk putrinya.

"maaf mengganggu kalian nyonya-nyonya dan tuan-tuan. Tapi aku ingin mengajak pria tampan ini berkencan." Ujar Jane kepada orang-orang di sana.

Jane menarik kursi roda ayahnya ke tempat yang berlawanan dan lebih tenang. Dengan telaten ia membentangkan sebuah kain lalu membawa ayahnya untuk duduk di bawahnya. Mereka menghabiskan waktu dengan bercanda, sesekali memakan makanan yang telah Jane siapkan. Seolah dunia hanya milik mereka berdua.

Semua terasa sangat sempurna.

Tapi tidak dengan pria itu.

Pria yang tengah berdiri jauh di belakang, memerhatikan Jane yang bercanda tawa dengan pria tua yang ia panggil ayah. Ia tidak pernah melihat senyum secantik itu sebelumnya. Dadanya sesak melihat betapa Jane sangat menyayangi ayahnya. Apakah itu pria yang pernah dikatakan seorang pembunuh? Ia hanya pria lemah dan paling bahagia karena memiliki putri seperti Jane. Siapa yang ingin mati ketika memiliki gadis itu di sampingnya.

Senyum yang sangat sempurna itu membuat pria yang jauh itu merasakan sakit. Ia ingin sekali membuat gadis itu tersenyum. Tersenyum padanya, persis seperti sekarang ini.

"Ya Tuhan, senyum itu sangat cantik." Lirih pria itu menahan sesaknya.

'bagaimana Tuhan dapat menciptakan seseorang sepertinya Daniel? Ini sangat tidak adil bagi kita. Dia membuat hidup ini sulit. Dia akan menjadi alasan kematian kita'

My Yellow Carnation Mate (MIM Child Sequel) - [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang