Setelah mengganti bajunya dengan gaun putih dan jaket yang menggantung di pundaknya serta topi yang menghangatkannya di saat cuaca dingin ini, Jane mengambil tasnya.
"Kau akan pergi?" tanya Kayle.
"Aku ingin pergi ke suatu tempat." Jawab Jane.
"Kau akan memotret lagi bukan? Tapi, bukankah Mr. Daniel menginginkan kau untuk menunggunya?" tanya Kayle yang membuat Jane terdiam. Namun hanya sebentar sebelum ia melanjutkan perjalanannya tanpa menjawab Kayle.
Jane melangkah kan kakinya di tepi jalan yang terlihat cerah itu. Meskipun matahari bersinar terang, namun suhu akhir tahun tetap membuatnya kedinginan. Gadis itu mengadahkan kepalanya melihat ke arah yang lebih jauh pada jalan. Mencari adakah taxi yang bisa ia naiki, hingga sebuah mobil hitam berhenti di belakangnya.
Jane tidak menyadarinya dan terus memperhatikan jalan, bahkan langkah kakinyapun tidak ia perhatikan.
TIIITTT
"Haahh" suara gadis itu setelah ia sadar apa yang terjadi.
Sebuah mobil hampir saja menabrak Jane jika seorang pria tidak merengkuh dan menariknya ke dalam pelukan hangat.
Jane menjauhkan tubuhnya untuk mendongkak melihat wajah itu. Wajah pria yang telah menyelamatkannya juga sekali lagi. Wajah tampan itu terlihat tegang menatapnya dalam. Tatapan yang membuat Jane kembali sesak.
Sementara Daniel menahan seluruh hasratnya untuk memiliki gadis ini. Emosinya kini mengalahkan semuanya. Tapi satu yang tidak bisa ia pungkiri, bahwa gadis ini sangat cantik. Semua di dirinya terlihat menakjubkan dan tangannya ingin sekali membelai pipi putih itu sekali lagi. Tapi Jane tidak memberikan kesempatan untuk itu dan mendorongnya menjauh. Perasaannya sesak saat Jane menolaknya.
"Terima kasih." Ujar Jane lirih, namun masih terdengar oleh Daniel suara indah itu.
"Aku mengatakan untuk menungguku. Jangan pergi! Kau hampir saja... Lupakan, sekarang ikut aku." Perintah Daniel menarik tangan Jane dengan lembut. Namun dengan cepat gadis itu menghempaskan genggaman milik Daniel.
"Kenapa aku harus menunggumu? Aku juga punya urusan. Pergilah." ujar Jane dingin, tapi tidak bagi Daniel. Suara itu seperti alunan lagu yang ia ingin dengar setiap harinya. Gadis itu menatapnya datar tapi tatapan matanya terlihat menenangkan.
"Tapi aku ingin bicara denganmu." Ucap Daniel melembut dengan tatapan sendunya.
"Bukankah aku sudah mengatakannya? Tidak alasan untuk kita berbicara. Jika itu sangat penting maka sampaikan saja pada manager ku. Permisi" ujar Jane meninggalkan Daniel yang menatapnya penuh emosi.
'Sampai kapan ia akan menjauhi kita? Kau tahu itu akan membunuhku kan?'
"Seandainya aku tahu kapan. Tapi ada banyak... banyak sekali yang ingin kusampaikan padanya." Lirih Daniel memandangi gadis itu dari belakang. Bahkan ia iri pada angin saat ini karena dapat membelai kulit lembut gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Yellow Carnation Mate (MIM Child Sequel) - [Completed]
Hombres LoboDaniel Aldric Reyhand Seorang keturunan Alpha pasangan Bryan Aldric Reyhand dan Latia Samantha. Merupakan pria yang dingin dan misterius. Sikap yang bertolak belakang dengab ia yang masih sekolah. Kekosongan yang mengubahnya seperti sekarang dan ia...