Part 18 : Pricillia

1.8K 199 29
                                    

Jangan lupa vote dulu sebelum baca ya. Komen boleh nyusul abis baca, tapi jangan sampai lupa 😉😉😉

Happy Reading 😄😄😄

.

.

.

.

Sore menjelang malam di sebuah hutan lebat, langkah kaki yang menginjak daun-daun kering terdengar nyaring. Suara kehidupan binatang lain pun tidak terdengar di sana. Seolah hutan itu tidak untuk makhluk hidup. Pohon-pohon tinggi, akar-akar besarnya yang menjalar, serta beberapa batu besar yang telah berlumut.

"Kau yakin ini jalan yang benar?" tanya suara lembut yang kini terdengar khawatir karena mereka semakin dalam masuk ke hutan.

"Kau takut?" tanya suara lain yang terdengar rendah dengan seringai menawannya.

"Aku hanya takut kita tersesat."

"Tidak akan. Aku bermain di hutan ini hampir seumur hidupku." Ujar pria yang terus berjalan mengenggam pasangannya masuk ke dalam hutan.

Saat mereka tepat di belakang pohon tua yang sangat besar, suara gemerisik langsung membuat pria itu menoleh dengan cepat. Matanya tiba-tiba berubah menjadi merah dengan tatapan waspada. Lalu kembali mengalihkan pandangannya kepada gadis cantik yang memiringkan kepala, menatapnya heran.

Tubuh gadis itu terangkat dengan sangat mudah hingga ia kini duduk di atas dahan tebal dan tinggi pada pohon di depan mereka.

"Dengar, tetap di sini sampai aku kembali. Aku tidak akan lama. Mengerti?" ujar pria itu yang terdengar mendesak dari bawah.

 Mengerti?" ujar pria itu yang terdengar mendesak dari bawah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa?"

"Just stay here. Aku tidak akan lama. Sebentar saja." Ujarnya sebelum menghilang dengan sangat cepat seperti bayangan.

"Daniel?" suara gadis itu terakhir sebelum menghela nafasnya.

Ya, itu adalah Jane. Ia tengah berbincang dengan Tia sebelum Daniel membawanya pergi ke suatu tempat. Entah kemana itu, tapi sepertinya sudah pria itu rencanakan saat melihat bagaimana ia tidak ragu-ragu melangkah.

Gaun cream yang indah itu melambai di sapu angin sore. Membuat Jane rileks meskipun tempat ini terlihat mengerikan. Tapi yang membuatnya menakutkan hanyalah minim pencahayaan, tidak ada bunga, dan juga lumut-lumut menempel di setiap batu. Jika tempat ini di rawat dengan baik, pasti bisa menjadi hutan yang sangat indah.

"Ya Tuhan." Ujar Jane yang terkejut saat tubuhnya dengan cepat di bawa turun dari dahan tadi. Tapi gadis itu semakin terkejut melihat bagaimana rupa pria yang kini menyeringai kepadanya.

"Ya Tuhan, Daniel? Apa yang kau lakukan tadi? Kenapa wajahmu seperti ini?" tanya gadis itu terlihat bingung dan khawatir. Meskipun tidak ada luka, tapi wajah tampan itu sudah ditutupi pasir.

My Yellow Carnation Mate (MIM Child Sequel) - [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang