Part 23 : My Breath

1K 153 27
                                    

Good morning All. Maaf author nge post subuh-subuh begini. Bagi yg nggak dapet feelnya subuh boleh di simpen aja part ini dibaca nanti.

Tapi votenya sekarang ya. Jangan Lupa.

Happy Reading guys.

-Baca penjelasan Half-Werewolf di ⬇️-

.

.

.

.

Hampir memasuki bulan ke ke enam sejak kepergian Jane. Gadis itu tidak baik-baik saja. Ia sering menemukan gadis itu merenung setiap harinya. Wajah cantik itu terlihat suram. Tentu saja, ia kehilangan orang yang ia cintai.

Seperti sekarang, saat Jason melihat putrinya dari kejauhan saat merenung di atas batu menatap ombak yang menghantam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Seperti sekarang, saat Jason melihat putrinya dari kejauhan saat merenung di atas batu menatap ombak yang menghantam. Merasa rumah besarnya tidak cukup membuat Jane nyaman. Pria itu terlihat khawatir sehingga beberapa kali menghela nafasnya.

Semua kekhawatiran itu karena putrinya yang sering menolak makan. Tubuhnya sudah terlalu lemah. Gadis itu bahkan jarang tersenyum lagi. Bagaimana mungkin ia menjadi ayah yang begitu buruk karena membuat putrinya menderita seperti itu? Tapi ini semua juga demi kebaikan Jane. Ia tidak ingin membuat Jane merasakan hal yang sama dengannya.

Kehilangan Rosè nya sudah membuat pria itu terpukul. Kematian adalah tujuan baginya. Sebelum pria itu menemukan putri mereka. Ia tidak ingin kehilangan Jane. Namun melihat putrinya seperti itu, ia juga tidak tega.

Daniel pasti marah besar. Pria itu pasti akan panik. Bukan hanya kehilangan Jane. Tapi jika pria itu melihat kondisi miris putrinya saat ini, mungkin ia akan membunuh Jason jika ia bukan ayah Jane.

Pria itu kini meninggalkan rumahnya dan berjalan mendekati gadis yang masih termenung itu. Lalu dengan lembut menyentuh bahu Jane sebelum berpindah mengelus rambut gadis itu yang terlihat kusut di terbangkan angin. Gadis yang malang.

"Ayo nak. Ini sudah memasuki waktu malam. Kau masih belum makan dari pagi ini. Aku tidak ingin kau sakit." ujar Jason pada Jane yang masih tidak bergerak menatap ke depan.

Lama Jason menunggu hingga gadis itu menyeka pipinya dan ikut berdiri. Dengan wajah pucat, gadis itu memaksakan senyum untuknya. Lalu mereka melangkah bersama kembali ke rumah.

Tinggal suara deburan ombak yang tersisa. Yang menjadi saksi bisu kesedihan dua orang yang tengah di pisahkan. Hanya karena yang manusia katakan "takdir".

Bahkan ketika malam datang, Jane terlihat resah dalam tidur. Nafas yang berburu dan tubuh berkeringat. Seakan gadis itu memiliki mimpi yang sangat buruk. Menelan semua rasional dan kesabarannya.

"Daniel..." lirih gadis itu saat matanya terbuka.

Ternyata benar. Gadis itu tersadar dari mimpi buruknya di tengah malam, lagi. Mimpi yang memperlihatkan bagaimana cara Tuhan merenggut pria yang ia cintai dari hidupnya. Mimpi yang membuat gadis itu semakin takut jika ia bertemu kembali dengan Daniel.

My Yellow Carnation Mate (MIM Child Sequel) - [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang