|| Daniel's Mansion | 8.45 pm ||
Daniel menunduk menempelkan tangan Jane yang tertidur di mulutnya. Mengecup kulit lembut dan harum itu beberapa kali. Emosinya menjadi tidak beraturan setelah apa yang terjadi karena kebodohannya. Hari yang seharusnya menjadi hari yang membahagiakan untuknya dan Jane berubah menjadi petaka karena meninggalkan Jane sendirian tanpa penjagaan.
Tangan yang bergerak digenggamannya membuat Daniel mengangkat pandangan hingga bertemu dengan Jane yang sudah membuka mata. Nafas pria itu menjadi lega setelah sesak beberapa waktu lalu. Tapi yang kini membuatnya khawatir adalah Jane yang menatapnya tanpa ekspresi.
"Kau bangun sayang?" suara Daniel yang terdengar serak seolah ia telah berteriak kencang seharian.
Dengan sisa tenaganya Jane bangun dari tidur dan bersandar di dashboard ranjang. Gadis itu menatap Daniel datar namun takut di saat yang sama. Matanya mengedip cepat dan ia juga menelan ludahnya sebelum siap memberikan pertanyaan. Sementara Daniel yang melihat ekspresi itu sudah bersiap dengan pertanyaan yang akan gadis itu ajukan kepadanya.
"Bertanyalah. Jangan ditahan..." lirih Daniel kembali mengambil tangan Jane yang tadi gadis itu lepaskan dan kembali mengelusnya lembut.
"Aku... Apa tadi itu sebuah mimpi?" tanya Jane dengan suaranya yang lirih.
Daniel menatap gadis itu lama dengan sendu lalu menggeleng. Ia mengecup punggung tangan Jane sebelum kembali mengadah menatap gadis itu dengan sendu. Berpikir bagaimanapun Jane, cepat atau lambat harus tahu.
"Itu bukan mimpi. Itu nyata." Jawab Daniel yang membuat Jane menarik tangannya cepat dan menunduk.
"No Baby. Jangan takut. Itu bukan sesuatu yang harus kau takuti." Ujar pria itu lagi berbisik dengan berpindah dari kursinya ke ranjang dan mengelus pipi Jane yang putih dan lembut.
"Sebenarnya kau siapa?" tanya Jane lirih ─ menunduk tanpa menatap mata Daniel. Pria itu tahu Jane bingung dan takut di saat yang sama. Tapi ia tetap harus mengatakannya.
"Aku bingung dari mana harus memulai. Tapi aku bisa mengatakan bahwa aku juga sepertimu."
"Tapi bedanya aku kekal... Yang bisa membunuhku adalah takdir yang Tuhan ciptakan dan kau." Jawab Daniel yang membuat dahi Jane berkerut tidak mengerti. Pria itu menjepit dagu Jane dengan jari-jarinya untuk membuat gadis itu menatapnya. Mata biru kehijauan yang terlihat bergetar dan bingung itu menatapnya bingung namun tetap mecoba tegar.
"Kau pernah mendengar werewolf, kan?" tanya Daniel yang membuat Jane mengerutkan keningnya semakin dalam sebelum mengangguk ragu.
"Ya, itu aku. Kami adalah bagian dari cerita legenda yang mereka pikir itu tidak nyata tapi ternyata ada."
"Aku bisa berubah menjadi sosok serigala dan kembali menjadi manusia sesuai dengan kemauanku. Hari ini adalah hari dimana aku ingin memperkenalkanmu kepada orang-orangku. Aku adalah seorang pemimpin yang mereka sebut Alpha dan kau adalah pasanganku. Kau adalah seorang Luna. Seseorang yang telah diberikan Tuhan posisi untuk menjadi pendampingku... mate-ku."
"Jadi karena itu orang-orangmu memanggilku Luna?" tanya Jane menyadari namanya yang tiba-tiba saja berganti saat bersama Daniel.
"Ya."
"Dan itu sudah ditakdirkan?"
"Ya"
"Jadi karena itu kau menyesal telah menyakitiku?"
"Pada awalnya, ya... Tapi kau menunjukkan dan terus menunjukkan bahwa yang kulakukan itu adalah benar-benar salah. Sekarang kau juga tahu bahwa aku menginginkan dan jatuh cinta padamu bukan karena wajah cantikmu. Tapi karena memang kita ditakdirkan. Tuhan memberikanku hukuman dan hadiah dengan menjatuhkan pilihannya padamu. Aku merasa sangat bahagia karena itu dirimu. Tapi aku juga tersiksa kenapa itu dirimu? Kenapa aku menyakitimu dulu?" ujar Daniel dengan suaranya yang terdengatr bergetar.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Yellow Carnation Mate (MIM Child Sequel) - [Completed]
WerewolfDaniel Aldric Reyhand Seorang keturunan Alpha pasangan Bryan Aldric Reyhand dan Latia Samantha. Merupakan pria yang dingin dan misterius. Sikap yang bertolak belakang dengab ia yang masih sekolah. Kekosongan yang mengubahnya seperti sekarang dan ia...