30-Pengasingan Diri

10.5K 521 32
                                    

Sudah dua hari aku mengasingkan diri, pergi meninggalkan Kak Vero dan juga Reyhan. Selama aku pergi, aku juga tidak mengaktifkan ponselku. Bahkan sampai saat ini yang kulakukan hanyalah berdiam diri didalam kamar. Tak hanya itu, menangis juga aktivitasku akhir-akhir ini.

Memang aku yang memutuskan pergi dari rumah demi kebaikan kita semua tapi tetap saja rasanya sangat berat jika harus meninggalkan mereka berdua.

Entah ide Kak Meira ini akan menyelesaikan masalah dengan baik atau sebalikanya. Aku hanya bisa berdoa agar semua berjalan seperti rencana Kak Meira.

Mengapa aku mengatakan rencana Kak Meira karena semua ide untuk pergi meninggalkan Kak Vero dan juga Reyhan adalah ide Kak Meira yang awalnya kuragukan namun tetap kujalankan. Bahkan saat ini tempat pengasingan diriku adalah dirumah Kak Meira

=Flashback=

Mereka berdua benar-benar menyebalkan. Baik Kak Vero maupun Reyhan sampai sore ini belum ada yang makan. Bahkan untuk keluar dari tempat menyediri mereka saja tidak. Reyhan masih tetap didalam kamar sedangkan Kak Vero sedang didalam ruang kerjanya yang entah apa yang ia lakukan didalam sana.

Oke! Akan kuikuti kemauan mereka. Jika mereka mendiamkanku aku juga akan mendiamkan mereka. Bahkan saat ini aku sedang makan dengan lahap tanpa peduli dengan mereka berdua.

Jika mereka lelah dan lapar mereka pasti akan mencari makan sendiri tanpa perlu kusuruh. Apalagi mereka berdua rajanya jika disuruh untuk makan banyak.

Sedang enak-enaknya makan tiba-tiba aku mendengar ponselku berdering. Kulirik layar ponselku, ternyata Kak Meira yang menelfon.

"Halo, Assalamu'allaikum." Ucapku setelah mengangkat panggilan Kak Meira.

"Wa'alaikum salam. Sya, sudah sampai Kalimantan?" Tanya Kak Meira diseberang sana.

"Sudah Kak, kita sampai di Kalimantan kemarin malam." Jawabku.

"Sekarang dimana? Kalian nginep dihotel? Kok tidak kerumah ibu? Telfon Vero juga tidak aktif, ibu sangat mengkhawatirkan kalian." Cerca Kak Meira.

"Kami dirumah Kak Vero. Kami juga baik-baik saja Kak, tolong beritahu ibu mungkin untuk beberapa hari kami belum bisa datang kerumah ibu." Jawabku.

"Kenapa? Tidak terjadi apa-apa kan?" Tanyanya sedikit khawatir kemudian aku menjelaskan semuanya kepada Kak Meira.

"Sya kakak tau bagaimana perasaan kamu saat ini, yang sabar ya. Mereka berdua memang sangat keras kepala." Ucapnya setelah mendengarkan penjelasanku.

"Iya Kak, dan kalau bisa kakak rahasiakan masalah ini dulu ya. Biar Kak Vero saja yang menceritakan semuanya kepada ibu ataupun yang lainnya." Pintaku.

"Pasti kakak rahasiakan. Kakak jadi punya ide untuk menyelesaikan masalah ini." Ujarnya.

"Ide?" Tanyaku penasaran.

"Ya, kamu nanti malam kakak jemput, tapi dengan diam-diam. Kamu siap-siap beresi semua barang-barangmu. Kamu menginap dirumah kakak untuk beberapa hari tanpa sepengetahuan mereka berdua karena kakak tau betul mereka akan menyesal jika sudah ditinggalkan itulah sifat mereka, suka seenaknya dan menyesal diakhirnya." Ucap Kak Meira menjelaskan.

"Apakah akan berhasil Kak?" Tanyaku ragu.

"Kamu tenang saja Sya. Kakak yakin pasti berhasil. Kamu hanya perlu membuat keadaan menjadi sedramatis mungkin. Meninggalkan pesan perpisahan yang menyedihkan contohnya." Ucapnya meyakinkanku.

"Baiklah nanti jika mereka sudah tertidur lelap aku akan SMS kakak." Ucapku setuju.

"Oke." Jawabnya kemudian kami mengakhiri panggilan telefon kami.

Mr Airplane [Complete/Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang