12-Apa Sesakit ini? (Fiya Anastasya) / Revisi

13.1K 618 5
                                    

Happy Reading 💕

Aku masih bersembunyi diatas selimut tebalku, rasanya malas sekali untuk bangun. Apalagi mengingat kejadian kemarin malam. Pak Vero melamarku? Mengajakku menikah? Oh tuhan yang benar saja. Apa dia serius? Tapi kurasa dia memang benar-benar serius. Namun aku mengatakan jika lebih baik kita berjauhan lebih dulu, agar kita sama-sama tau apakah benar kita sudah saling mencintai atau tidak?

Pikiranku masih terbayang akan lamaran Pak Vero, hingga akhirnya dering handphoneku membuyarkan pikiranku tentang lamaran itu.

“Siapa sih pagi-pagi menelfon tidak tau apa jika membangunkan tidurku.” Gerutuku, kemudian aku mengambil handphoneku.

Kulirik layar handphoneku dan ternyata beruang kutub itu yang pagi-pagi sudah menggangguku. Dengan sangat terpaksa aku mengangkat video call darinya.

“Mama..” Kata seseorang diseberang sana.

Oh ternyata anaknya yang menghubungiku, aku kira bapaknya yang menghubungiku karena sudah merindukanku. “Ehh, percaya diri sekali kamu Tasya.” Batinku.

“Hai sayang.” Kataku sambil tersenyum padanya.

“Mama kenapa tidak ikut pulang dengan papa? Apa mama tidak merindukanku?” Tanyanya.

“Maaf sayang mama belum bisa pulang dan ingat ya Rey mama selalu sayang sama Reyhan.” Kataku meyakinkannya.

“Kata papa, mama disana sedang belajar untuk jadi mama yang baik buat Rey ya? Mama tidak perlu belajar lagi karena Reyhan tau mama adalah yang terbaik, jadi mama pulang ya.” Katanya memohon  kepadaku.

“Nanti mama pasti pulang sayang sabar ya.” Kata seseorang yang tiba-tiba ikut berbicara. Jadi dari tadi siberuang kutub itu disebelahnya Reyhan.

“Iya sayang nanti mama pulang. Disini mama belajar supaya lebih baik lagi. Reyhan disana juga harus pinter dan nggak bandel.” Ucapku menimpali ucapan Pak Vero.

“Reyhan akan jadi anak yang pinter kok ma.” Jawab Reyhan.

“Reyhan harus janji sama mama, kalau Reyhan rajin belajarnya dan nurut sama kata-kata papa. Kalau Reyhan sudah membuktikan semua itu nanti mama akan pulang.” Kataku kepada Reyhan.

“Janji ya ma.” Pinta Reyhan.

“Maaf sayang tapi mama nggak bisa janji karena semua tergantung papamu.” Ucapku sedikit pelan.

“Kenapa tergantung papa? Kalau gitu Reyhan ikut dengan mama saja.” Katanya.

“Nanti mamamu akan pulang Rey.” Kata seseorang disebelah Reyhan yang tak lain adalah Pak Vero namun wajahnya tak bisa kulihat walaupun aku yakin dia melihatku sekarang.

“Papa janji akan membawa pulang mama nanti.” Sambungnya dan sontak membuatku salah tingkah jadi dia akan kembali, tunggu-tunggu kenapa aku jadi berharap dengannya bisa saja itu hanya untuk menyenangkan hati anaknya.

“Ya sudah Reyhan main dulu ya ma, lebih baik mama mandi karena Rey tau kalau mama baru bangun dan juga belum mandi.” Kata Reyhan padaku sontak aku mengerutkan dahiku.

“Reyhan kok tau.” Tanyaku.

“Rambut mama terlihat berantakan dan itu bekas air liur mama masih nempel dipipi tembem mama.” Katanya.

Mr Airplane [Complete/Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang