26-Kasih Sayang Mereka

12K 514 8
                                    

Sudah dua jam semenjak kepergian ayah dan ibu, kak Vero masih saja asyik melamun sambil memandangiku.

Awalnya dia mengajakku berbincang tetapi lama-lama kuhiraukan karena lelah juga jika terus menanggapi ucapannya yang tidak ada hentinya .

"Kak." Panggilku untuk membuyarkan lamunannya.

"Eh.. ya, ada apa? Kau perlu sesuatu?" Tanyanya.

"Ah tidak. Aku hanya ingin tanya, apa kakak tidak lelah melamun sambil memandangiku sedari tadi?" Ucapku.

"Tidak ada kata lelah jika hanya untuk memandangimu, bahkan berjam-jampun aku tidak akan lelah." Jawabnya.

"Tidak bosan?" Tanyaku lagi.

"Untuk apa bosan, yang kupandangi adalah istri cantikku jadi tidak mungkin aku bosan." Jawabnya.

"Gombal." Ucapku yang membuatnya tertawa.

"Emm, kak. Hari ini sudah siang, apa kakak tidak ingin menjemput Reyhan?" Tanyaku.

"Aku tidak ingin meninggalkanmu sendirian Sya." Jawabnya.

"Aku baik-baik saja kak. Jemputlah Rey, Aku sudah merindukannya sejak tadi, tapi nanti jangan beritahu dia jika aku sudah sadar karena aku ingin memberikan kejutan untuknya." Ucapku.

"Baiklah-baiklah, kalau begitu baik-baik disini jangan kemana-mana kalau mau kekamar mandi atau perlu apa-apa pencet saja tombol ini." Kak Vero menunjuk tombol yang berada dibelakang ranjang inapku. "Nanti suster akan datang kesini, aku pergi dulu ya tuan putri." Sambungnya.

"Iya-iya bawel banget sih." Ucapku kesal karena ucapannya seperti menganggapku anak kecil saja.

"Terima kasih telah kembali seperti dulu, tetaplah seperti saat ini dan jangan lagi mengingkari janjimu, janji seperti yang kau ucapkan tadi pagi, aku mencintaimu, sangat mencintaimu kak." Ucapku dalam hati sambil melihat punggungnya yang lama-lama tidak dapat kulihat.

Flashback On

Kak Vero menggeleng "Bukan, ini bukan salahmu. Sebaiknya kita tidak saling merasa bersalah ataupun saling menyalahkan. Ini semua sudah takdir Tuhan. Takdir yang harus kita terima tanpa harus menyalahkan diri kita karena aku yakin Tuhan pasti akan memberi kita takdir yang sangat indah nanti." Ucapnya kemudian mencium pipiku.

Aku kembali menangis dipelukannya. Aku telah salah selama ini padanya, aku sudah meragukan cintanya bahkan aku tidak percaya dengannya.

"Sudah jangan menangis, nanti cantiknya hilang loh. Mulai sekarang aku ingin sebelum kita tidur malam tidak ada masalah yang mengganggu pikiran kita. Aku juga ingin kita saling terbuka karena kita ini satu ikatan yang harus saling mengerti dan memahami." Ucapnya sambil menenangkanku.

Aku mengangguk, memang benar mulai sekarang kami harus saling terbuka dan percaya agar tidak ada lagi kesalahpahaman diantara kami.

Kak Vero kembali memelukku hingga suara langkah kaki seseorang melepaskan pelukan kami.

"Sudah selesai kangen-kangenannya?" Goda orang tadi yang ternyata adalah ibuku.

Ibu tidak datang sendiri karena tidak lama kemudian ayah datang. Ayah juga ikut menggoda kami, godaan yang membuat pipiku merona.

"Pantas saja tadi Vero menyuruh sopir ayah untuk mengantar Reyhan, apa karena kalian ingin kangen-kangenan seperti ini?" Timpal ayah sambil berjalan kearah samping ranjang inapku, berdampingan dengan ibu.

Kak Vero hanya tersenyum mendengar ucapan ayah dan ibu sedangkan aku tidak bisa menyembunyikan pipi meronaku karena malu. Meskipun kami sudah menikah tetapi aku masih tetap malu jika tertangkap basah sedang bermesraan dengan kak Vero.

Mr Airplane [Complete/Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang