Mungkin ini yang terbaik, aku menunggunya tapi dia tidak datang itu berarti dia meninggalkanku.
===========================
Detik, menit, jam, hari bahkan bulan pun telah berganti. November juga telah berakhir namun tak sedikitpun rasa dihatiku berubah atau berganti pemiliknya. Pemiliknya tetap sama yaitu Pilot siberuang kutub itu. Aku tidak menyangka akan secepat ini mencintai dia, dia yang belum ada kepastiannya sampai detik ini.
Seiring bergantinya bulan, keadaanpun juga ikut berganti. Dulu sikecil Reyhan setiap hari selalu mengganggu hari-hariku dengan candanya. Kadang aku seperti tempat curhatnya ketika ia bercerita bagaimana hari-hari yang ia lalui. Namun kini diapun ikut pergi. Setiap hari aku mencoba menghubunginya tapi nihil, nomer telefonnya tidak aktif bahkan linenya juga tidak aktif.
Ada rasa khawatir dibenakku namun rasa sakit juga melandaku ketika aku berfikir bahwa Reyhan pergi karena suruhan Pak Vero. Mungkin Pak Vero meminta Reyhan untuk tidak menghubungiku. Tapi aku selalu berfikir positif tentang hal ini dan harusnya aku tidak perlu begitu memikirkan halnya ini, karena bukankah ini hal yang memudahkanku untuk melupakan Pak Vero.
Saat ini aku termenung dibangku taman kampusku, melihat sibuknya para pelajar yang sedang berlalu lalang didepanku dan juga merasakan hembusan angin yang meniup lembut kulitku seakan ia tau apa yang sedang aku rasakan. Sejenak aku berfikir jika angin saja dapat merasakan rinduku padamu bagaimana dengan kamu, apa kamu tidak merasakan rinduku sama sekali? Bahkan kini kau benar-benar pergi, pergi dan meninggalkan kenangan dihatiku.
Ingin sekali aku melupakanmu tapi tak bisa kutepis bahwa aku tidak bisa melupakanmu. Setiap menit bahkan setiap detikpun aku selalu memikirkanmu. Bahkan aku juga sering bertanya kepada Tuhan. Apa kau baik-baik saja? Apa kau makan dengan teratur? Sedang apa kau disana? Dan juga apa yang dilakukan sikecil Reyhan sekarang? Apa Reyhan juga bisa tidur tanpa kunyanyikan lagu nina bobok? Apa Reyhan makan dengan teratur? Dan masih banyak pertanyaan apa lainnya didalam benakku.
Kadang aku tersenyum miris ketika aku ingat untuk apa aku memikirkan itu semua. Sepertinya aku juga yang salah dan lagi-lagi aku berfikir untuk apa aku menunggunya yang jelas-jelas dia pergi meninggalkanku. Dan mungkin inilah yang terbaik untukku, aku menunggunya namun dia tidak datang itu artinya dia pergi meninggalkanku.
Seketika lamunanku buyar ketika merasakan ada seseorang yang menyentuh pundakku. Kutolehkan kepalaku kebelakang, seorang laki-laki sedang tersenyum hangat padaku saat ini yang kuketahui dialah yang menyentuh pundakku tadi.
“Hai, ngelamunin apa sih?” Tanyanya.
“Seseorang yang tidak memikirkanku.” Jawabku.
“Hei untuk apa melamunkan seseorang yang tidak memikirkanmu?” Tanyanya kemudian ia duduk disebelahku.
“Entahlah aku juga bingung.” Ucapku.
“Kalau bingung pegangan saja padaku, aku siap kok.” Ucapnya menggodaku.
“Bisa saja kamu.” Ucapku sambil menyenggol lengan tangannya.
Tak lama kemudian tiba-tiba ocehan para Pink Mbon menghampiri kami.
“Duh... ada yang CLBK nih yee.” Celetuk Fany.
“Cieee....ciee.. Brian ngapelin Tasya.” Ucap Caca.
Brian adalah laki-laki yang menyentuh pundakku tadi, bahkan sebenarnya aku berharap Pak Vero tadi. Namun semua hanya harapan semu, dia yang kuharapkan mungkin saja tak akan pernah datang dan kembali menemuiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr Airplane [Complete/Revisi]
RomanceApa kau benar-benar mencintaiku? Atau kau hanya mengabulkan permintaan anakmu yang menginginkan aku menjadi ibunya? Pikirkan itu sebelum kau menikahiku. Kuharap kau tak hanya menuruti permintaan anakmu tapi juga benar-benar mencintaiku. #6-kehidupan...