“Mama.... papa “Aku terbangun ada yang memanggil-manggil dengan suara khasnya
“ Apa sayang “ jawabku dan mas Randy bersama sambil membuka mata secara perlahan dan duduk sambil bersandar di tempat tidur
“ ayo kita sarapan" ajak Dava yang menarik tanganku untuk turun sedangkan Diva melakukan hal yang sama pada papanya.
“ pelan-pelan sayang “ seruku ketika si kembar tampak terburu-buru menuruni anak tangga
“Cepat mah, pah" teriak mereka tidak sebaran menunggu aku dan mas Randy turun
“Kejutan!!!! “Seru mereka bersamaan, membuat aku dan mas Randy Terpanah. Ketika melihat sudah ada makanan yang tertata rapi di meja makan. Meskipun hanya dua buah roti dan dua gelas susu
“Apa kalian yang menyiapkan semua ini” tanya mas Randy pada Diva yang kini sudah ada di gendongannya. Yang di jawab anggukan oleh Diva
Tentu saja sebagai orang aku dan mas Randy begitu sangat tersentuh dengan apa yang si lakukan oleh anak-anak kami.
Seakan hari ini merupakan sarapan paling berkesan yang pernah aku lewati.
□□□
Aku bisa di katakan benar-benar beruntung dimana aku punya keluarga yang baik, anak-anak yang penyayang, lucu pengertian dan juga pintar. Serta suami yang begitu mendukung semua hal yang aku lakukan. Namun masih ada sedikit rasa bersalah dalam hatiku tentang kejadian semalam.
"kamu tentang saja aku akan selalu percaya pada kamu. aku juga percaya kalau kamu akan setia padaku dan tidak akan pernah meninggalkan aku dan anak-anak sendiri..." Aku terkejut ketika sebuah kecupan mendarat di pipiku. Aku pun membawanya dengan memeluk tubuhnya dari samping
Mana mungkin aku akan meninggalkan apa yang aku miliki sekarang hanya untuk seseorang di masa lalu.
“Kamu tahu, mas itu rasanya jadi pria paling beruntung, karena biasa mendapatkan kamu, selain cantik, baik kamu juga..” Aku lihat matanya yang menyipit, mengisyaratkan sesuatu, yang tentu saja aku tahu. Apa arti dari pacaran matanya
“cantikku” bisiknya pelan. Sungguh membuat tubuhku jadi salah tingkah apa lagi sorot matanya itu. Ah... sial bisa membuatku jadi salah tingkah bahkan seakan tatapan mata itu sangat sulit untuk bisa menolaknya
Dan aku bisa melihat senyuman kemenangan di Wajahnya. Karena dia selalu lagi membuat diriku tak akan bisa menolak bujuk rayannya
“pandang aku “ pintanya. Yang membuatku langsung bisa menatap mata coklat madunya yang selalu saja bisa membuatku terpesona. Dan mata ini juga membuatku tak akan pernah bisa berpaling dari siapa pun
Cup... Aku rasakan hiburku di kecup ringan olehnya. Benar-benar singkat tapi terasa seperti mengangkat seluruh beban yang ada di dalam diriku
"karena rasa percayaku padamu tidak akan pernah goyah sedikit pun dan aku akan selalu percaya sepenuhnya padamu seperti dahulu dan sekarang bahkan selamanya akan selalu sama ”ungkapnya yang kini memberikan kecupan di tanganku
“jangan menangis” jarinya kini membelai pipiku dengan lembut. Dan juga memberikan kecupan di kedua pipiku.
"terima kasih mas” ujarku menangis dalam pelukannya tanpa henti bahkan aku merasakan baju tidurnya basah karena air mata dan ingusku.
“tidak ada yang perlu, berterima kasih disini” ujarnya sambil menatapku
“Tapi tetap saja, aku harus terima kasih, kamu tidak marah padaku, bahkan kamu masih bersikap baik begini padaku. kamu itu harusnya marah padaku” jari telunjuknya menempel di bibirku, kepalanya menggeleng padaku seakan berbicara padaku untuk berhenti bicara