*****
Aku tidak tahu kenapa aku ada disini. Tempat ini sama sekali bukan tempat yang asing bagiku. Aku bisa melihat banyak orang sedang berlalu lalang ke sana kemari. Tapi pertanyaannya kenapa bisa ada disini. Ketika aku yang masih bingung bagaimana bisa ada di tempat ini dan mencoba mencari tahu dengan mencoba menyusuri lorong dengan pencahayaan yang minim.
Ingin bertanya tapi tidak tahu harus bertanya pada siapa. Karena sejak tadi tak ada orang yang aku temui. Aku hanya mengandalkan sorot cahaya itu sebagai petunjuk jalan
Sampai suatu ketika aku seperti mendengar suara-suara yang tampak tak begitu jauh dari tempat aku berdiri saat ini. Aku berpikir mungkin aku bisa bertanya dimana ini
Aku mengikuti sumber suara itu, yang semakin aku mencoba mendekat suara itu terdengar semakin menjauh tak sedekat suara sebelumnya. Awalnya aku ingin berhenti, namun aku masih penasaran dengan siapa
Aku terus mengikuti langkah suara itu, yang terus membuat aku penasaran sebenarnya siapa yang bicara tadi. Bahkan tanpa sadar karena pemasaran dengan suara itu membawa aku tanpa sadar sekalian masuk lorong itu yang terasa semakin gelap, udaranya juga terasa semakin lama semakin dingin menusuk ke tulang
Dan kini suara itu entah tiba-tiba hilang begitu saja. Sedangkan aku sekarang makin tidak tahu dimana aku sekarang..
Aku kembali mencari sesuatu yang bisa membawaku keluar dari tempat ini. Atau setidaknya menjelaskan sekarang aku ada dimana?
Sampai aku melihat sekelebat bayangan. Aku mencari sosok itu ke segala arah, berharap bisa menemukan orang itu kembali. Tapi bukannya menemukan orang itu, aku justru sekan semakin tersesat semakin jauh dalam kegelapan ini...
Aku terus melangkah berharap ada seseorang yang bisa menjelaskan di mana aku sekarang. Dan kenapa bisa aku ada disini....
Semakin jauh aku melangkah masuk, suara lain mulai terdengar kembali di kesunyian ini. Sebuah tangisan yang terdengar pelan Tapi cukup membuat aku takut
Aku mendekat mencari suara tangisan itu, dimana aku melihat seorang wanita berdiri tegak memandang sebuah pintu dengan tatapan menyedihkan. Air matanya seakan mengalir tanpa hari. Tangannya sesekali ia letakan pada pintu dengan kaca kecil yang ada di pintu tersebut. sesekali menatap dan membuang muka untuk menyeka air matanya...
Aku ingin mendekat padanya dan mencoba menenangkan wanita itu, karena sebagai seorang perempuan aku tidak tega melihat wanita lain dalam kesedihan.
Namun saat hanya tinggal sekitar 5 langkah lagi aku mendekat pada wanita itu, tubuhku teras begitu kalau rasanya kakiku berat untuk melangkah. Dan saat aku ingin maju seperti ada sebuah pembatas tak terlihat yang membahas aku dan wanita itu.
Aku masih melihat wanita itu menangis, walau aku tidak bisa melihat terlalu jelas seperti apa wajahnya, akan tetapi tak lama kemudian, pintu yang ditatap wanita itu terbuka. Menampakkan seorang pria dan berbaju putih. Yang entah mengatakan apa, aku tidak bisa mendengarnya tapi aku melihat ekspresi wanita itu semakin terlihat sedih dan terpuruk. Sorot matanya seakan kosong.
Dan aku ter kejut seketika saat melihat wanita itu pingsan di depan mataku tapi aku tak bisa berbuat apa-apa dan yang lebih mengejutkan lagi aku sekarang bisa melihat wajah wanita itu. Yang ternyata adalah aku. Ia itu aku, aku bisa melihat diriku sendiri
Meskipun begitu aku tidak bisa membantu diriku sendiri karena dinding ini. Aku Hanya bisa menatap kasihan boleh aku katakan diriku sendiri? Dan berharap akan ada seseorang yang menolongku...
Tak berapa lama aku melihat 3 perawat membopong tubuhku dan di baringkan di atas tempat tidur pasien dan membawa tubuhku pergi begitu saja. Dan aku tidak bisa mengejarnya