Bab 22

8.8K 408 13
                                    

Lanjutan kemaren yaaa...

____________________

"Saya mencintai-tepatnya menyangimu Alula. Nah, bagaimana? Apa ada yang kurang?" Tanya laki-laki di sebrang meja.

Wanita berpakaian pramusaji itu memutar bola matanya malas. Sudah beberapakali laki-laki itu mengucapkan pernyataan cinta yang akan dinyatakan kepada seseorang sama sekali tidak ada unsur romantisnya.

Wanita itu sebenarnya ingin pergi dari hadapan laki-laki sok memerintah itu karena ia harus bekerja dan bukan malah mendengarkan pernyataan konyol yang tidak ada pantas-pantasnya. Awalnya sih semangat dan senang karena laki-laki tempo hari itu datang dan masih mengingat kepadanya ketika laki-laki itu memanggilnya.

Sungguh, hatinya sempat dag-dig-dug macam bedug yang ada di Mesjid. Tapi kalian tau? Wanita itu kira, laki-laki itu datang kesini dengan tujuan ingin bertemu dan berkenalan. Eh nyatanya, malah disuruh duduk dan curhat lalu mendengarkan latihan pernyataan cinta. Harapan awal hancur begitu saja. Untungnya wanita itu merasa biasa-biasa saja setelahnya.

"Maaf ya, Mas. Saya saranin nih ya, kalo mau latihan ya ke ahlinya. Saya mana tau yang kayak begitu, orang saya cuma pelayan restoran!" Ucap pramusaji itu kesal.

Laki-laki itu pun langsung memasang tampang berpikir. Benar juga sih, tapi... "Mbak pramusaji tau dimana ada ahli pernyataan cinta?"

Hening.

Krik.

"HAHAHA.."

Pramusaji itu tiba-tiba tertawa terbahak-bahak mendengar pertanyaan konyol yang sangat tidak ada faedahnya. Semua orang juga tahu, tidak ada ahli pernyataan cinta kecuali dirinya sendiri.

Lagian, memangnya setelah berhasil akan langsung diterima? Wanita itu tidak habis pikir dengan pola pikir laki-laki dihadapannya.

"Kenapa Mbak pramusaji ketawa?" Tanya laki-laki itu heran.

"Denger ya, Mas Arga! Pertama, saya emang pramusaji tapi bukan berarti Mas bisa panggil kayak begitu. Kedua, nama saya Adia Sofia. Ketiga, Mas nya ini bego atau gimana nanya ahli yang udah pasti gak ada." Jelas wanita itu, Adia.

"Ooh..saya mengerti Mbak Pra--Adia maksudnya. Lalu bagaimana dengan pernyataan tadi? Tolong beritahu saya,"

BRAK!!!

Arga terkejut bukan main. Meja disamping mejanya digebrak dengan sangat keras hingga mencuri perhatian semua pengunjung restoran.

"Maaf, ada apa ini?"

Datanglah seorang laki-laki paruh baya menejer restoran ini dengan penuh tanya.

"Cewek ini nih, pak. Gak tahu diri udah jatohin jus ke baju gue!"

Sontak semua yang berada disana mulai memperhatikan keributan itu. Sang menejer menggeleng tak percaya. Bahkan Arga juga mulai berdiri dari tempat duduknya untuk memastikan apa yang terjadi.

"Enggak, pak. Ei 'kan enggak sengaja, tadi habisnya Ei kaget."

Ei.

Nama panggilan yang familiar. Arga pun semakin mendekatkan diri lagi melihat siapa gadis itu. Setelah dekat dan wajah gadis itu pertamakali yang dilihatnya membuat Arga itu terkejut. Dia gadis yang sama saat makan bersama malam itu. Ei yang begitu adik Lula panggil. Ya, Arga tidak salah lagi.

"Maaf, apa gadis ini membuat kesalahan?" Tanya Arga.

Laki-laki yang sedang bersama Ei menatap tajam Arga. Kecuali dengan Ei, ia tampak sangat terkejut mendapati sang Papa dari pujaan hatinya.

The Best MommyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang