Bab 37

9.2K 413 1
                                    

1 Tahun Kemudian....



Terkadang takdir tidak selalu buruk. Asalkan kita yakin bahwa sesuatu yang baik akan menyertai kita sebagai orang sabar ketika menghadapinya. Ini semua sudah jalannya, dan kita hanya bisa menghadapi tanpa bisa merubah.

Seperti Lula contohnya.

Banyak rintangan dan cobaan, tetapi berkat kesabarannya Lula kini bisa hidup lebih baik. Dukungan serta semangat dari keluarga dan juga sosok laki-laki yang sekarang selalu berada disisinya itu cukup membuat Lula berpikir akan hal yang kearah lebih baik. Meski konflik dalam hidupnya mungkin masih menunggunya, Lula akan tetap seperti ini, mengahadapi dan menerimanya karena itu salah satu bagian dari ujian hidup.

Setelah bayi yang selama ini berada bersamanya tetapi tanpa bisa dipeluk, bayi itu sekarang berada dihadapannya. Tersenyum ceria khas bayi, pipinya yang begitu gembil dan satu lagi yang baru diketahui oleh Lula yaitu lesung pipinya. Begitu tampannya bayi ini.

Javas Athanta Raditya Putra.

Namanya.

Sebuah peninggalan terakhir dari sosok laki-laki yang sudah menemaninya hingga harus meninggalkannya akibat insiden kecelakaan. Tidak apa-apa. Meski begitu, laki-laki itu selalu ada didalam hatinya sampai kapanpun. Hingga Tuhan kembali mempertemukan Lula dengan laki-laki yang tak pernah dibayangkan akan menjadi suaminya sekarang.

Ya, dia adalah Arga.

Ia menikah dengan laki-laki itu sebulan setelah Lula melahirkan. Terlalu cepat memang, tetapi demi kebaikan mereka mempercepat pernikahannya. Kini laki-laki itu tengah menikmati secangkir kopi panas yang dibuatkan oleh Lula sembari membaca koran dihadapannya. Lula tersenyum kecil, konyol memang bahwa dulu ia pernah marah-marah tidak jelas tetapi tidak juga membencinya. Lula hanya bersyukur bahwa Arga selalu ada untuknya.

"Honey? Are you okay?!"

Lula tersentak dari lamunan singkatnya dan langsung mendongak menatap Arga bingung.

"Kenapa?" Tanya Lula.

"Kamu ketawa sendiri bikin Mas bingung. Bayi kita honey, dia kayaknya pengen digendong sama kamu." Arga memberi kode kepada Lula.

Lula langsung kembali menunduk dan mendapati baby Javas yang tengah mengangkat kedua tangan kearahnya membuat Lula tersenyum lalu mengangkatnya.

"Kamu begitu telaten merawat bayi kita. Tapi Mas sangat bersyukur karena tidak harus mencarikan baby sitter untuk Javas."

Lula langsung mendelik kearah Arga yang kini menaikkan alisnya sebelah.

"Bilang aja kamu pelit, gak mau keluarin uang ya 'kan?!" Decak Lula.

Arga menghela napas pelan. "Bukan pelit, Mas hanya tidak mau kalau Javas tidak dekat dengan orang tuanya. Mas juga lebih suka liat kamu yang terjun langsung merawat Javas."

Lula tersenyum tulus melihat suaminya. Arga begitu sabar menghadapi sikapnya dan juga tidak mengekang hidup Lula.

"Aku ngerti sekarang."

"Kenapa?"

"Mas pengen aku gak kerja lagi 'kan?" Tanya Lula menyelidik.

"Tidak juga. Mas tidak melarang kamu, kalau kamu ingin bekerja silahkan saja. Tapi ingat, luangkan waktu untuk pergi berlibur ataupun menemani Javas. Mas juga sedang berusaha untuk mendapat hari libur yang panjang demi meluangkan waktu untuk kalian. Satu jam tidak berada didekat kalian, rasanya sudah bertahun-tahun tidak bertemu."

The Best MommyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang