Bandara Internasional Husein Sastranegara
Laki-laki itu tampak duduk tenang dikursi khusus yang dipersiapkan oleh maskapai penerbangan untuk para pengusaha. Sesekali tangan kirinya terangkat dan memperlihatkan jam mahalnya untuk melihat waktu saat ini. Beberapa orang penting sepertinya pun melakukan hal yang sama. Menunggu partner bisnis yang akan mengunjungi perusahaannya.
Arga, laki-laki itu datang tidak hanya sendiri, melainkan bersama menejer dan staffnya. Menunggu pemilik perusahaan Antonio Group yang akan melakukan investasi di perusahaannya.
"Pak, apa sebaiknya kita ke lapangan saja? Beberapa menit lagi pesawat jet yang dikendarai Pak Nio akan mendarat," Jelas staff wanita.
Arga tampak berpikir sejenak sebelum menganggukan kepalanya. "Baiklah!"
Staff wanita itu beserta menejer jalan terlebih dahulu diikuti Arga dibelakangnya. Mereka berdua tampak seperti sedang mengawal. Menejer bernama Dani itu sedang bercakap-cakap meminta izin dengan petugas agar bisa masuk. Akhirnya setelah tahu Arga seorang pengusaha terkenal baru mereka bisa memasuki lapangan udara khusus.
Baru saja mereka sampai, sebuah helikopter mendarat dan angin langsung berhembus kencang. Beberapa pilot serta pramugari langsung berlari menghampiri helikopter itu. Arga hanya menatap sekilas karena lapangan yang ia tuju bersebalahan dengan mendaratnya heli itu.
"Pak kita bisa menunggu disini," Ucap Dani.
Arga mengangguk. Saat matanya mengelilingi lapangan luas itu, ia melihat dua orang yang sangat Arga kenal turun dari helikopter tadi.
Arga memicingkan matanya meyakinkan apa benar yang dilihatnya itu. Si staff wanita mengikuti arah pandang Arga dan langsung berbinar.
"Pak! Itu sepertinya jet milik Pak Antonio," Kata Dani sambil mengarahkan tangan kanannya kearah jet itu.
Arga dan staff wanita itu langsung mengalihkan pandangannya, sebelum benar-benar menghampiri dan menyambut Antonio, Arga sempat melirik sekilas kepada dua orang tadi.
Lalu tanpa memperdulikan lagi Arga segera menghampiri jet dan menyambut Antonio bersama istrinya. Senyuman ramah ia keluarkan dan bukan jabat tanganlah yang mereka lakukan biasanya kepada partner bisnis, melainkan pelukan ala laki-laki. Antonio dan istrinya itu adalah sahabat SMP hingga sekarang sehingga membuat mereka sangat akrab seperti sekarang, apalagi kedua orang tua mereka berteman baik.
"Wah, bro! Apa kabar? Gue terhura deh, lo yang nyambut langsung." Ucap Antonio.
Istri yang berada disampingnya menyikut perut Nio dan mengoreksi ucapannya. "Terharu, yang! Bukan terhura, ish!"
Nio dan Arga terkekeh pelan. Sedangkan Dani dan staff bernama Yuna itu hanya tersenyum canggung.
"Iya sayang. Tadi cuma bercanda, kok!" Kata Nio sambil mencolek dagu istrinya.
Arga mendelik melihatnya, tak urung ia sedikit iri kepada dua insan ini. Merasa bahwa ke-jombloannya itu tak berguna. Ah! Tenang, sudah ada calon yang akan Arga nikahi dan tinggal menunggu waktu kapan Arga mengungkapkan perasaannya ini.
"Makin romantis aja kalian berdua! Yuk, langsung ke mobil aja kalo gitu!" Ucap Arga sedikit ketus.
Nio yang langsung menyadari Arga yang iri, langsung tertawa lebar. Tak luput istrinya juga tersenyum miring lalu membisikkan sesuatu pada Nio. Karena Arga dan orang bawahannya itu berjalan mendahului tidak tahu apa yang akan mereka lakukan dan rencanakan.
Nio mengangkat kedua jempol tangannya, setelah itu langsung merangkul istrinya mesra. Nio yang memang cemburuan langsung memasang tatapan tajam seperti biasanya ia lakukan ketika berjalan dipusat keramaian, seperti bandara ini. Apalagi tatapan mesum dan memuja para laki-laki yang berpapasan dengan mereka berdua--ah lebih tepatnya kepada istri seksinya itu seakan ingin Nio sate hidup-hidup.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Best Mommy
Romance(SELESAI) Note : DILARANG KERAS MENGCOPY/MENJIPLAK KARYA INI. KARENA APABILA MELANGGAR MAKA AKAN TERKENA SANKSI! Hidup sendirian di saat hamil muda memang begitu menyedihkan. Belum lagi saat melalui proses kebiasaan ibu hamil, seperti morning sickne...