Secangkir kopi panas dihidangkan dihadapan seorang laki-laki itu. Pagi biasanya menjadi hal terindah bagi Jerry, tetapi tidak setelah melihat majalah bisnis sialan. Yang menjadi sorotan utamanya adalah sampul majalah yang menampilkan wajah dirinya ketika berada dikantor polisi.
Setelah semalaman ia menghubungi kepercayaan yang berada di Jerman lewat skype untuk mencabut edar semua majalah, masih aja majalah itu tanpa permisi hadir dihadapannya.
Jerry melempar majalah itu ke tong sampah. Gigi putihnya saling bergemertak. Privasi-nya itu, yang sudah lama ia jaga kembali diumbar. Apakah mereka tidak punya pekerjaan lain selain mencari masalah pribadi orang lain? Apa manfaatnya jika hal yang bukan sebenarnyalah yang mereka sajikan? Apa bagusnya? Bahkan itu semakin mempersulit dirinya.
Laki-laki itu segera berdiri dari duduknya berniat mencari kunci mobil untuk menemui Zay. Tetapi langkahnya terhenti ketika melihat seorang wanita tengah duduk santai ditaman belakang.
Lula tampak tersenyum dan memejamkan mata. Seperti sedang menikmati suasana pagi. Sesekali perut buncitnya ia elus dan berbicara entah apa membuat Jerry tersenyum kecil.
Kamu pantas bahagia, lagi. Apapun yang terjadi padamu, aku tidak akan membiarkan kamu sedikit saja terluka...
Kembali Jerry melanjutkan langkahnya sebelum Lula menyadari keberadaannya. Setelah menemukan kunci mobil, Jerry tak sengaja melihat pigura berisi foto anak SMA. Dirinya termasuk dalam jajarannya. Disana terdapat sahabat-sahabat yang selalu ada untuknya. Ada rasa rindu ketika mengingat masa-masa itu, tetapi itu masa lalu.
"Jerry...sedang apa?"
Jerry tersentak dan buru-buru mengalihkan pandangannya. Apakah ia ketahuan? Oh tidak! Bisa-bisa ditertawakan jika Lula melihat tampang bodohnya tadi.
"Hm..mengambil kunci mobil" Jawabnya.
Wanita itu menganggukan kepalanya, matanya sedikit menyipit kala menyadari sesuatu.
"Mau kemana? Jer aku baru ingat, kamu kan kesini mau liburan. Tapi, kapan kamu pergi?"
Jerry tampak menyeringai. "Liburan ya? Mau Alula kemana?"
Wajah Lula berubah bingung. "Hah! Kok tanya ke aku? Kamu 'kan yang mau liburan,"
"Iya. Tapi dalam agendaku tertulis nama kamu, sebagai tour guide. Jadi, kamu harus ikut!"
Jerry mengatakan yang sebenarnya tentang itu. Ia memang sudah merencanakan ini jauh sebelum ia pulang ke Indonesia. Dan bohong kalau Lula-lah sebagai tour guide liburannya, itu semata-mata agar Lula ikut. Kapan lagi kan Jerry bisa berlibur bersama. Ah! Sebenarnya Jerry juga berniat mengajak Karen, tetapi bumil satu itu pasti tidak akan diizinkan mengingat sedang hamil besar dan tentu Kaisan yang begitu protektif.
"Masa sih? Aku gak bisa Jer."
"Bisa!"
"Enggak!"
"Bisa,"
"Enggak bisa!"
"Kenapa?" Tanya Jerry sambil menaikkan sebelah alisnya.
"Aku bukan bos yang seenak jidat liburan tanpa minta cuti!"
Jerry terkekeh pelan saat melihat raut wajah masam Lula. "Anggap saja kamu sekarang menjadi bos! Mudah kan?"
Lula mencebikkan bibirnya dan berjalan keluar kamar tamu yang menjadi kamar Jerry. Sedangkan Jerry mengangkat bahunya tak mengerti. Ia pun turun dan menunggu Lula di ruang tamu.
Suara gesekan flatshoes dan lantai begitu terdengar jelas saat tatapan laki-laki itu mengarah kepada Lula yang tampak rapih. Jerry tak mengerti akan kemana wanita itu pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Best Mommy
Romansa(SELESAI) Note : DILARANG KERAS MENGCOPY/MENJIPLAK KARYA INI. KARENA APABILA MELANGGAR MAKA AKAN TERKENA SANKSI! Hidup sendirian di saat hamil muda memang begitu menyedihkan. Belum lagi saat melalui proses kebiasaan ibu hamil, seperti morning sickne...