BAGIAN 16 : Enand Parker

13.9K 2.4K 219
                                    

ENAND

Gue menuruni tangga bangunan rusun tempat Khayana tinggal, dengan perut kenyang. Bawaan gue nggak seberapa, cuma susu sama buah. Tapi, nyokap Khayana malah membelikan gue soto betawi.

"Besok..., lo beneran masuk?" tanya Khayana, begitu kami sampai di tempat parkir.

"Iya."

Khayana tersenyum.

Gue yang baru saja meraih helm dan belum memasangnya di kepala, berhenti sejenak untuk menatapnya. "Na, ada masalah apa? Kayaknya lo udah ke tiga kalinya nanya ini."

Khayana menggeleng. "Bukan apa-apa."

"Beneran?"

Terlihat gerakan bahunya ketika menghela napas. Lalu ia menunduk sambil memainkan kukunya. "Kalo boleh jujur, rasanya lebih aman aja kalo ada lo di sekolah."

Deg

Gue tahu. Jantung gue berdetak dengan irama demikian, tanpa adanya Khayana ngomong gitu. Tapi ini rasanya beda. Kayak sempat nge-pause sendiri, gara-gara perkataannya barusan.

Gue menatap Khayana yang baru saja mengucap sesuatu yang... mungkin bagi orang lain, kalimat itu biasa aja. Tapi buat gue, yang sering merasa nggak berguna ini... efek kalimat itu cukup powerful.

Gue nggak ingat kapan terakhir kali dibutuhkan. Mama? Gue ingin bisa melindunginya, tapi apa daya dulu gue masih terlalu kecil. Irene? Keluarga kami udah lebih dari cukup buat melindunginya.

Tapi Khayana... rapuhnya dia justru membangkitkan kekuatan gue. Takutnya dia justru menghidupkan keberanian gue. Meski masih belum terlalu kelihatan juga, keberanian itu untuk apa. Untuk menumpas kejahatan?

Gue terkekeh. "Kayaknya abis ini gue direkrut jadi member Avenger deh."

Bibir Khayana pun ikut bergerak mencipta tawa.

Then you'll be my Marry Jane, Khayana.

"Lihat aja. Besok gue dateng paling pagi ke sekolah," ucap gue. Menutup sore itu dengan janji, bahwa besok... kami akan bertemu lagi. Nggak ada alasan untuk sembunyi.

****

Ada sesuatu yang nggak pernah kelar di dunia ini. Kayak perdebatan soal siapa yang lebih bagus antara Ronaldo atau Messi. Mana yang lebih enak antara ayam KFC atau Mc Donald, Pepsi atau Coca Cola, sampai pada grup Kpop mana yang terbaik.

Seperti yang terjadi di belakang gue sekarang, dua cewek sedang berdebat soal siapa yang lebih baik antara Exo atau BTS. Dari album, penghargaan, sampai variety show yang dimainkan pun mereka hafal semua. Kalau saja itu dijadikan soal tes kelulusan, pasti mereka juara umum di sekolah, menggeser posisi Ceria.

Diam-diam, sel-sel di otak gue pun rupanya lagi asyik berdebat.

Sel A : kelarin latihan soalnya

Gue : pantat gue udah panas, duduk terus. Pengen jalan-jalan bentar

Sel B : cabut aja. Bahasa inggris lo kan jago. Nih soal seperempat jam juga kelar

Sel A : karena dia jago, makanya kelarin dulu soalnya baru jalan-jalan

Gue : khayana kira-kira lagi ngapain ya?

GENANDRA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang