#2 Kapok

59 7 7
                                    

"Aku tanya, dong," kataku sedikit keras agar mereka bisa mendengarku di tengah-tengah kehebohan yang mereka buat sendiri.

"Tanya apa, La?" Amel menjawab mewakili teman-teman lainnya.

"Username Instagram (at) an.dro.med," ejaku terbata-bata membaca nama Instagram orang itu. "Ini siapa, sih?"

***

Ctak!

"Arrgh!" Kuelus permukaan dahiku yang menjadi korban sentilan maut Devi. Sial, ini sangat sakit.

"Kamu ini kebiasaan, deh. Suka nggak ngedengerin kita ngobrol," ucap Devi dengan nada malas.

Aku mengedikkan bahuku. "Ya, buat apa? Kalian ngomonginnya cowok mulu!"

Plak!

Dan kali ini gantian ubun-ubunku yang menjadi korban geplakan tangan Anggun. Oh, terima kasih, kawanku.

"Ya, biarin. Emangnya kamu? Kalo lagi sama Amel ngomongnya pelajaran terus, sampai bahas pemilu juga. Bosenin, tau!" sentak Anggun.

"Itu pengetahuan umum yang kita emang harus paham, kali! Lagian pemilu, 'kan, juga pelajaran Kewarganegaraan," balasku sengit.

"Nah, itu, tuh, tuh, liat! Pelajaran juga, 'kan?!" serunya dengan menggebu-gebu.

"Udah, udah." Amel berusaha menengahi, sedang yang lain malah tertawa.

Aku yang tidak ingin memperpanjang perdebatan ini lebih memilih mendengarkan Amel dan mengalah. Kuhirup dan kuembuskan napas secara perlahan demi meredam kekesalanku.

"Lagian kalau ada yang tau itu siapa, juga, tinggal jawab aja kenapa, sih?" gerutuku.

"Iya, ini gue jawab. Itu tuh adik kelas yang deket sama Via itu, yang baru diomongin tadi. Namanya Andromeda."

"Oh."

"Oh aja?" seru Icha dengan nada meninggi di akhir kalimatnya.

"Thanks," tuturku cepat sebelum Icha semakin mengamuk. Dia sangat kesal jika aku hanya membalas omongannya dengan singkat.

"Ya, gitu aja terus. Nggak usah ngomong aja sekalian!"

Ternyata perkiraanku salah. Icha malah semakin kesal mendengar jawabanku.

Yah ... harusnya aku gabung aja tadi, ya? 'Oh, thanks.' gitu ...

Ah, sudahlah. Masa bodoh. Nanti juga baik sendiri. Lagian, aku masih penasaran dengan si Andromeda ini yang niat sekali memenuhi notifikasiku ini.

Jadi ini nama aslinya, toh. Bacanya digabung, gitu, ya? Andromed, eh tapi kurang a-nya, tuh, di akhir. Hmm sekalian sambung aja nama username-nya kenapa, sih? Ngeribetin yang baca aja.

"Emang kenapa kamu nanyain dia, El?" tanya Via dengan nada suara yang sudah seperti genderang perang, menyadarkanku dari pikiran tentang Andomeda. Matanya sedikit menyipit saat melihatku.

"Tanya aja. Soalnya dia nge-like semua postingan ig-ku," jawabku sesantai mungkin sesuai dengan fakta yang terjadi.

"Kok, bisa gitu?" tanyanya masih dengan nada yang sama. Alisku mengernyit mendengarnya.

ANDROMEDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang