"Guys! Udah denger kabar belum? Andro-Via putus!"
Rangkulan Anggun yang datang begitu saja membuat jus alpukat yang awalnya sudah melewati tenggorokan terpaksa naik lagi menuju mulutku.
Aku sampai terbatuk-batuk hingga wajahku memerah.
Devi dengan wajah ibanya mencoba membantu dengan mengelus dan menepuk punggungku.
"Laaaaa, sori!"
Aku hanya membuat lingkaran dari jari telunjuk dan jempol sebagai respon.
"Jadi gimana? Kalian udah tau belum?" tanya Kristi memastikan.
"Udah lama kali putusnya. Dari Selasa kemaren pas liburan," sahut Icha.
"Hah?! Selasa kapan? Kok aku nggak tau?" tanya Anggun histeris.
Terlihat Icha menampakkan senyum miringnya.
"Kayaknya ... gelar Gossip Queen kalian harus dicopot, deh."
Kristi mendengkus sebal dan melempar selembar tisu bekas yang sudah ia genggam sejak tadi ke arah Icha.
"Siapa yang ratu gosip?!"
Tanpa mempermasalahkan tisu bekas itu tadi, Icha menjawab, "Ya, lo." Icha menunjuk Kristi.
"Sama lo." Lalu menunjuk Anggun.
"Udah, ah. Ribut aja," ujarku melerai.
"Via sama Shella mana?" tanya Amel yang sedari tadi diam.
"Nggak tau. Kalian tumben ngumpul sama kita. Three mas kentir pada ke mana?"
"Pada nggak jelas ke mana," jawabku.
"Heh, Nggun! Terus kamu ngatain cowokku kentir gitu?"
Anggun menyengir.
"Ya nggak lah, Dev. Ampun, ampun."
Devi meminum es tehnya, lalu berkata, "Hari ini kita pulang cepet, 'kan, ya?"
"Iya. Kan hari pertama, cuma ngurus jadwal," Amel menjawab.
Tiba-tiba Via datang bersama Shella. Namun, wajahnya sangat tak bersahabat. Sebelum kami sempat bertanya, dia sudah lebih dulu mengeluarkan suara.
"Nanti pulang sekolah, kita harus bicara, El. Ketemu di pinggir musholla."
Setelah itu dia langsung pergi–masih diikuti Shella–meninggalkan berbagai macam pertanyaan di kepalaku.
***
Sesuai yang dikatakan Via, aku menemuinya pulang sekolah di pinggir musholla. Bersama anggota Queens, tentu saja. Saat aku dan Amel datang, semua sudah tiba di sana.
Dugaanku, kecuali Shella, yang lain belum tau mengenai apa Via mengajakku bicara. Tercetak jelas rasa penasaran mereka di wajah masing-masing.
Alangkah terkejut dan juga herannya aku begitu melihat Via mulai menangis.
"Kamu kok jahat, sih, El?!" tudingnya padaku.
Wait, what? Jahat kenapa aku?
"Tenangin dulu diri lo. Nggak usah pake nangis, nggak jelas ngomongnya," sahut Icha.
"Ya, tapi sakit, Cha!!"
What kind of drama is it?
Aku masih diam. Menunggu sampai Via menjelaskan semuanya, tapi aku mulai menerka-nerka arah pembicaraan ini, sepertinya–kemungkinan besar–berhubungan dengan Andro.
"Coba jelasin," kata Amel.
"Aku putus sama Andro!"
Rasanya ...... aku ingin menamparnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANDROMEDA
Teen FictionAku tau, sejak awal tak seharusnya aku begini. Mempertahankannya hanya akan membuatku sakit. Namun, aku terus saja berjuang. Tenggelam dalam kebodohan diriku sendiri. Semua orang sudah memberitahu bahwa dia tidak baik untuk hatiku. Namun, apalah art...