Sarah sudah berdiri di depan pintu ruang inap ernad, dengan pelan sarah membuka pintu itu
Sarah mengerjabkan mata nya, lalu tersenyum, sekarang ia merasa malu karna semua orang disana melihat nya bingung
"Sarah ya?" Seorang wanita paruh baya datang menghampiri sarah yang masih diam di tempat
"Iya"
"Ayo masuk"
Sarah menunduk dan mengikuti wanita tadi, dan sekarang ia sudah berdiri dekat dengan bed pasien yang di isi oleh orang yang sedari tadi menggangu pikirannya
Ternyata ernad sudah tidur, sarah menggaruk tengkuk nya, lalu menoleh ke wanita tadi
"Maaf bu sebaiknya saya pulang ernad juga lagi istirahat, hm saya pamit bu"
"Eh jangan, malah dari tadi tuh ernad nunggu kamu dateng sampe ketiduran"
"Nunggu saya?"
"Iya, tapi kalo kamu mau pulang ya ga papa kok, dan makasih ya udah nolongin anak mama"
"Eh ga papa kok, Yaudah bu kalo gitu saya pulang aja, assalamualaikum"
"Wa alaikum salam"
Sarah berbalik dan berjalan ke arah pintu tapi ia berbalik saat ada yang memanggilnya
"Sarah" ernad memanggilnya tapi dalam keadaan tertidur, sarah menelan ludah nya dan menatap sekelilingnya
"Sarah" panggilan kedua nya seperti meminta agar orang yang di panggil ada di dekat nya
Sarah mengehela nafas nya lalu mendekati ernad yang sedang mengigau nama nya
Seperti mengerti semua orang disana keluar dari ruang inap, menyisahkan kedua insan itu
"Sarah"
"Gue disini" awal nya sarah hanya ingin mengelus tangan ernad tetapi tangan nya sudah di genggam oleh ernad sendiri
Perlahan mata itu terbuka, masih menyesuaikan diri dengan cahaya, ia mengerjabkan mata nya
"Haus" dengan cepat sarah memberi air pada ernad
"Gimana keadaan lo?" Ernad langsung menoleh ketika mendengar suara familiar, dan matanya melebar begitupun senyuman nya
"Sarah!" Pekik nya lalu menarik sarah ke pelukan nya
Sarah yang tak siap hanya pasrah, sedangkan ernad memeluk sarah dengan erat
"Lepas" suara sarah terdengar dingin dan dengan perlahan ernad melepaskan pelukan nya
"Ma-maaf aku gak bermaksud buat macam macam" ernad menunduk takut takut sarah akan memaki nya sebagai pria kurang ajar
"Ya! Lo sakit bukan berarti lo dengan enak meluk orang lain, untung lagi sakit kalo gak, mungkin pipi lo udah biru"
"Hehe maaf ya gak lagi lagi deh" ernad mengangkat tangan V sebagai tanda damai
"Yaudah, syukur lo udah baikan keliatan aja tingkah konyol lo, lebih menonjol di banding orang sakit seharus nya"
"Berkat kamu juga aku bisa kaya gini hehe"
"Ga usah nge gombal!"
"Siapa yang nge gombal orang katanya kamu langsung bawa aku ke rumah sakit kok, dimana letak aku nge gombal nya?"
'Sial gue kok PD amat aih' -Sarah
"Ya itu maksud gue, ah lupain lah pusing pala gue"
"Kaya nya tadi ada yang minta di gombalin ya? Ayo ngaku" ernad dengan nada menggoda nya terus menerus memojokkan sarah yang salah tingkah karna nya
"Argh! Apa apaan sih, gue mau balik aja!" Sarah langsung berbalik dan melangkah menjauh, baru memegang kenop pintu sarah di buat tersipu untuk sekali lagi
"Makasih buat nasi goreng nya dan pangkuan nya, aku rasa kamu yang paling khawatir disini?, aku benerkan, dan kenapa ya aku segitu bahagianya saat tau bahwa nasi goreng itu buatan kamu, apa aku mulai tertarik sama kamu?"
"Otak lo bermasalah lebih baik di periksa sebelum merambat ke kepribadian lo, gue pulang!"
Ernad tertawa, ia sangat suka melihat sarah tersipu seperti tadi, malu malu kucing atau apalah yang penting ia sangat menyukai nya
Dan entah mengapa ada rasa yang menghinggap di dada nya
Rasa tak ingin jauh dari nya
'Jangan terlalu terbawa perasaan ernad belum tentu ia punya rasa yang sama? Bukan' -ernad
••••

KAMU SEDANG MEMBACA
B O Y N E R D
Fiksyen RemajaSetahun membuat saya berbeda di luar dan di dalam, jika dulu saya di belakang punggungmu sekarang tidak, saya yang akan ada di depan mu. Percayalah