Stay

3.5K 423 59
                                    


"Aku dan N sedang memeriksakan paspor dibagian loket"ucap jaesuk -salah satu pria yang di percaya untuk mengawal bae jonghyun.

Ia dan kelima rekannya kini berada disebuah ruangan tertutup, berhadapan dengan ayah ravi, ravi dan juga hongbin.

Mereka sedang diintrogasi, dicap lalai atas kaburnya bae jonghyun di bandara.

"Pria itu mengatakan ingin buang air jadi aku menyuruh anak baru untuk mengawalnya kekamar mandi"ucap pria berbadan paling kekar dengan kepala tertunduk, tak sanggup membalas tatapan kejam hongbin.

"Seharusnya kalian yang mengawalnya!"

Bukan hongbin yang berteriak tapi ravi.

"Lalu?"hongbin melempar fokusnya kearah dua pria yang sedari tadi gemetar ketakutan.

Merekalah anak baru yang disebut-sebut.

"Bagaimana kalian bisa kecolongan?"lanjutnya.

Kedua pria itu saling menyikut, berebut menjawab pertanyaan hongbin.

"K-kami berjaga diluar toilet. Didalam toilet hanya ada petugas kebersihan. Sekitar 10 menit, petugas kebersihan itu keluar dan kami masuk untuk memeriksa. Ternyata bae jonghyun mengakali kami, dia menyamar sebagai petugas kebersihan itu dan melarikan diri"

"BODOH!"entah kenapa ravi lebih sensitif dari ayahnya bahkan hongbin."AKU TIDAK TAU JIKA MASIH ADA ORANG SEBODOH KALIAN DI DUNIA INI!"

Hongbin bergeming, ia menepuk pundak ravi cukup keras.

"Tidak ada gunanya memarahi mereka"ucapnya dengan tatapan yang masih terpusat pada kedua pria tadi."Dimana petugas kebersihan itu? Kalian menangkapnya atau membiarkannya melarikan diri juga?"

"Hongbin, ravi, ikut aku.."ayah ravi yang sedari tadi tenang segera mengintrupsi.

Hongbin dan ravi menuruti perintah pria bertatto itu, mereka berjalan mengekorinya hingga masuk kesebuah ruangan yang lebih kecil namun terdapat banyak celah ventilasi.

Mereka menghampiri seorang pemuda yang duduk terikat dikursi kayu.

Pemuda itu tidak lain dan bukan adalah petugas kebersihan yang menjadi korban perampokan bae jonghyun.

"Pemuda ini adalah petugas kebersihan yang mereka maksud. Mereka membawanya kemari dalam kondisi pingsan"ucap ayah ravi.

"Kenapa ayah tidak memberitauku sejak tadi?!"protes ravi. Ia memang tidak tau-menahu jika anak buah mereka membawa saksi mata.

"Kau berbahaya saat marah, lagipula hongbin lebih berhak mengetahuinya dibanding dirimu"

Ravi hanya berdecak menanggapi tuturan sang ayah.

Hongbin menatap seksama pemuda yang masih terduduk dikursi tersebut sebelum mendekati dan mengangkat dagunya hingga wajah penuh memarnya terlihat jelas.

"L-lepaskan a-aku.."rintihnya.

"Apa yang terjadi padanya?"dahi hongbin mengernyit.

"Dia mencoba kabur beberapa kali"jawab ayah ravi.

Hongbin mengangguk paham. Pemuda itu pasti sangat menyusahkan sampai harus adu hantam.

"Siapa namamu?"hongbin basa-basi.

"K-kim haechan.."

"Jangan takut, kami akan melepaskanmu setelah kau menjawab semua pertanyaan kami"hongbin memasang senyum teduh andalannya.

"N-ne.."

"Apa yang terjadi padamu?"

"A-aku sedang bekerja membersihkan toilet bandara ketika beberapa pria hendak menerobos, aku menahan mereka untuk masuk tapi salah satu dari mereka dalam keadaan darurat (ingin buang air) jadi aku mengijinkannya masuk dan yang lainnya menunggu diluar.."pemuda bernama haechan itu mengambil nafas dalam."Aku ketakutan saat pria itu tidak masuk kedalam bilik toilet tapi malah mendekatiku. Aku ingin berteriak tapi mulutku dibungkam dan aku dipukul sampai pingsan. Itu saja yang ku ingat. Begitu sadar, aku sudah ada disini, tanpa seragam kerja dan ponselku"

BAD ROMANCE [NC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang