Part 11

1.5K 38 4
                                    


Pagi yang cerah membuat Cakka memantapkan rencananya dan saat ini juga bertepatan jam kosong, membuat kesempatan itu terbuka lebar untuk Cakka.

Cakka mengajak teman teman sekelasnya untuk bermain tebak teabak an dan siapa yang kalah dia harus menerima tantangan dari salah satu lawan mainnya. Cakka yang mengetahui kelemahan Shilla dengan sengaja Cakka menjebak Shilla akhirnya Shilla pun kalah. Dan Shilla harus menerima tantangan dari Cakka karena saat ini lawan mainnya adalah Cakka. Shilla di suruh ngambil salah satu kertas yang ada di dalam kotak yang sudah di acak oleh Cakka, tanpa Shilla dan teman teman lainnya ketahui Cakka telah mengatur semuanya dan sebenernya semua tulisan di kertas yang ada di dalam kotak itu tulisannya sama. Shilla harus membuka kertas yang sudah di pilihnya dan harus membacanya kemudian melakukan sperti yang diperintahkan di dalam kertas tersebut.

"Buka buka... baca baca" teriak teman temannya. Shilla pun membuka dan membacanya.

"Ungkapkan cinta pada lawan main kamu sesuai perintah yang tertulis di kertas" Shilla membacanya.

"Ayo..ayo...ayooo..." teriak teman temannya lagi.

Cakka tersenyum mengejek saat Shilla menatapnya.

Dengan terpaksa dan dengan helaan nafas yang berat akhirnya Shilla melakukannya.

"Sebenarnya gue suka sama loe, gue sayang banget sama loe, dari dulu hingga sekarang gue selalu mencintai dan menyayangi loe, gue berharap loe bisa membalas cinta gue" ucap Shilla pada Cakka  sesuai perintah yang di tulis di dalam kertas.

Semua teman temannya baper. Ini seperti adegan dalam sebuah drama.

"Andai ini beneran, mereka sanga cocok" gumam salah satu teman temannya.

"Tapi sayangnya cuma permainan" sahut yang lainnya.

Cakka yang belum menjawab, akhirnya Cakka menjawabnya dan membuat teman temannya penasaran walaupun ini cuma permainan.

"Sorry gue gak cinta dan gak sayang sama loe, karena loe bukan cewek tipe gue dan gue juga gak suka cewek munafik seperti loe" jawab Cakka menatap Shilla tepat di manik matanya dengan menekan kan kata munafik.

Jlebb...

Betapa sakitnya hati Shilla saat mendengar ucapan Cakka terhadapnya. Hati Shilla hancur seperti saat  Shilla terpuruk di dalam masa lalunya yang kelam. Apakah sebegitu bencinya Cakka terhadap Shilla, apakah tak ada rasa sedekitpun yang tersisa untuknya. Shilla yang masih membeku akhirnya tersadar oleh tepuk tangan semua teman temannya.

"Gue harus kuat, ini semua cuma permainan, gue gak boleh terlihat lemah di depan Cakka" gumam Shilla dalam hatinya dan sejujurnya Shilla saat ini menahan air matanya agar tidak jatuh di depan Cakka.

"Kalian berdua emang cocok jadi bintang sinetron, acting kalian bagus banget, sumpah" puji Alvin pada Cakka dan Shilla.

Cakka tersenyum kemenangan kepada Shilla yang membalasnya dengan tatapan yang terluka, tapi Cakka mengacuhkannya tak peduli.

"Sudah Shill.. itu cuma permainan" Priscill menenangkan Shilla.

"Iya Shill" sahut Sivia dan Ify yang ikut menenangkan Shilla.

"Teettt...teett..." bel istirahat berbunyi.

"Kalian semua gue traktir di kantin"  ucap Cakka pada teman temannya sambil tersenyum. Karena Cakka hari ini senang banget telah berhasil membalas Shilla dan Cakka harus merayakan  kemenangannya.

"Makasih boss" sahut teman temannya dan bersorak bahagia.

Cakka menjawabnya dengan mengacungkan kedua jempol nya dan tersenyum manis.

Ada CINTA Dalam BENCI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang