Cakka yang sedang bersantai di balkon kamarnya dengan memetik gitarnya dan menyanyikan sebuah lagu sambil menikmati senja di sore hari. Langit yang tampak berwarna jingga membuat langit sore semakin indah.
Tiba tiba Hp Cakka berdering dan menampilkan nama Iren di layar nya, Cakka hanya meliriknya tak menyentuh Hp nya sedikitpun. Tapi panggilan dari Iren yang berulang ulang membuat Cakka geram. Saat Hp nya berdering lagi entah yang sudah keberapa kalinya, akhirnya Cakka langsung menonaktifkan Hpnya. Cakka tak memperdulikan perasaan Iren. Cakka tetap melanjutkan memetik gitarnya.
"Cakka..." panggil Debo yang tiba tiba sudah berdiri di sampingnya.
"Kak Debo" ucap Cakka membelalakkan matanya dan langsung seketika menghentikan gitarnya.
"Kayaknya ada yang lagi galau ni" sindir Debo sambil menatap langit senja.
"Sotoy loe Kak" sahut Cakka mulai lagi memetik gitarnya.
"Fakta kali" balas Debo sambil melirik ke arah Cakka yang sibuk memetik gitarnya.
"Tumben Kak Debo main kesini" tanya Cakka mengalihkan pembicaraan.
"Ya..... gue kan peka kalau adek gue yang paling ganteng lagi galau" jawab Debo dengan menatap Cakka. Seketika itu wajah Cakka langsung berubah merah, bukan karena marah tapi malu ketahuan kalau saat ini lagi galau. Wajah Cakka langsung kaku dan kaget.
Debo sudah menganggap Cakka itu seperti adeknya sendiri, karena sejak kecil keluarga keduanya sudah dekat.
"Ngapain natap gue seperti itu" tanya Cakka pada Debo yang saat ini sedang menatapnya sambil nyengir.
Debo yang ditanya tidak menjawab justru Debo malah tertawa membuat Cakka semakin bingung.
"Loe tahu gak...? Muka loe sekarang itu kayak apa....?" Ucap Debo masih dengan sisa sisa tawanya.
Cakka hanya menatap Debo yang sedang tertawa dengan keningnya yang berkerut dan kedua matanya yang menyipit.
"Muka loe kayak maling yang ketahuan" sambung Debo dengan tawanya yang semakin meledak sampai sampai Debo memegangi perutnya.
"Sudah tertawanya Kak Debo yang terhormat" ucap Cakka dengan tatapan yang geram.
Debo tidak menjawab Debo hanya menganggukkan kepalanya masih dengan tawanya yang perlahan redam.
"Cakka..." panggil Debo.
"Heemmz" jawab Cakka sambil memetik gitarnya kembali.
"Gue boleh tanya sesuatu gak...?" Tanya Debo menatap Cakka.
"Apa...?" Tanya Cakka tanpa menoleh ke arah Debo.
"Kenapa.... gue tidak pernah melihat loe jalan sama Shilla, selama gue kembali lagi ke indo...?" Tanya Debo menatap Cakka.
Deg.
Seketika itu jantung Cakka seoalah olah berhenti berdetak dan saat itu juga hatinya sungguh terasa sakit banget, bagaikan tertusuk oleh pisau belati. Cakka langsung menghentikan petikan gitarnya. Dengan helaan nafas yang berat Cakka menatap langit senja. Tubuh Cakka seolah olah membeku.
"Cakka..." panggil Debo.
"Maaf Kak, gue belum bisa jelasin sekarang" jawab Cakka menatap Debo. Dan betapa kagetnya Debo saat melihat iris bola mata Cakka, didalam sana ada tatapan terluka, walaupun Cakka tidak mengungkapkannya pada Debo, karena Debo sudah mengenal Cakka sejak kecil.
"Ocey, gue paham" jawab Debo menganggukkan kepalanya.
"Gue balik dulu ya, hari sudah semakin gelap" sambung Debo menatap Cakka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ada CINTA Dalam BENCI
Teen FictionCakka Andrean adalah cowok idola di SMA NUSANTARA. Cakka yang terkenal dengan ketampanannya membuat semua teman teman ceweknya terpesona melihatnya. Cewek siapa yang tidak terpesona saat bertemu Cakka. Apalagi dengan ketajirannya. Ashilla Anastasya...