Part 3

1.8K 49 0
                                    

Minggu pagi yang cerah dan suara cicit burung yang bersaut sautan serta langit yang biru membuat pagi ini terlihat indah.

Cakka membuka matanya untuk meninggalkan alam mimpinya. Cakka melihat jam dinding yang ada di dalam kamarnya.

"Udah jam 9 pagi" gumam Cakka kemudian bangkit dari ranjangnya menuju kamar mandi.

Setelah selesai mandi dan sudah berpakaian rapi Cakka mengecek Hp nya. Siapa tahu ada pesan atau telfon tak terjawab olehnya. Ternyata benar ada pesan dari sahabatnya Alvin.

"Kka....ada acara gk hari ini..?? Kalau gak ada ayok nongkrong di tempat biasa" pesan dari Alvin.

Cakka langsung menelfon Alvin.

"Hallo.."sapa Alvin di seberang.

"Sorry Vin, hari ini gue ada janji sama seseorang" ucap Cakka to the point.

"Ocey ocey, good luck" sahut Alvin.

"Thanks" ucap Cakka kemudian telfon di matiin.

Tepat jam 10 pagi Cakka keluar dari kamar dan menuruni anak tangga satu per satu. Di ruang tengah ada mama dan papanya yang lagi santai. Papanya yang lagi baca koran dan mamanya yang disebelahnya.

"Pa....Ma... Cakka keluar dulu" pamit Cakka sambil mencium tangan kedua orang tuanya.

"Hati hati sayang" jawab mama tersenyum dan papapun juga tersenyum.

Cakka menganggukkan kepalanya dan tersenyum manis.

****************

Shilla dan ketiga sahabatnya kini sedang bercanda bersama sambil di temani es cream.

"Pris... apa loe gak takut gemuk makan coklat mulu" ucap Sivia.

"Ngomong aja loe, sebenernya loe mau kan coklat ini, gak usah pakai acara modus" jawab Priscill sambil nyengir ke arah Sivia.

Sivia langsung tertawa karena ketahuan modusin Priscill.

"Sivia Sivia... modusan loe kurang ahli" sahut Shilla.

"Yaappp...bener tu kata shilla" Ify pun ikut nimbrung.

Kemudian keempatnya tertawa bersama, hingga akhirnya tawanya itu berhenti seketika.

"Shill...itu bukannya Cakka" ucap Ify menatap kearah Cakka. Kemudian Shilla Priscill Sivia pun ikut menatap ke arah Cakka.

"Iya...bener itu Cakka" jawab Priscill.

Shilla yang melihatnya hanya menatap dengan penuh kebencian dan penuh dengan amarahnya yang ditahan selama bertahun tahun. Raut wajah Shilla kini udah berubah menjadi merah padam.

"Dasar playboy"gerutu Shilla.

"Bener Shill, playboy banget si Cakka" sahut Ify.

Jauh di dalam lubuk hati Shilla masih mengingat kejadian kejadian di masa lalu, dimana tempat itu dan bagaimana kejadian saat itu, walaupun Shilla berusaha menguburnya, tapi Shilla tak mampu melakukannya. Terlalu rumit untuknya.

"Gue ke toilet bentar" ucap Shilla dan langsung berdiri meninggalkan ketiga sahabatnya.

Setiba di toilet Shilla menghela nafas berat dan menatap ke arah pantulan cermin yang memperlihatkan dirinya saat ini.

"Gue belum bisa ngelupain kejadian itu semua, dan ini membuat hati gue semakin sakit" gumam Shilla.

Shilla berusaha menenangkan hatinya. Setelah merasa lebih tenang Shilla kembali lagi ke sahabat sahabatnya.

"Shill... loe tahu gak..? Tadi Cakka melihat ke arah kita dan kayaknya sih dia merasa heran, karena dari tatapannya itu kelihatan" ucap Sivia setelah Shilla kembali duduk di sebelahnya.

Ada CINTA Dalam BENCI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang