Part 9

1.5K 42 2
                                    


Cakka yang sedang duduk sambil asyik memainkan gitarnya diringi dengan sebuah lagu yang mengalun indah dari bibirnya, membuat Shilla sedikit dikit meliriknya tanpa sepengetahuan Cakka. Tanpa sadar Shilla tersenyum sendiri.

"Kenapa loe..?"tanya Sivia yang baru saja kembali dari tenda, dan membuat Shilla terkejut.

"Kok.. lama banget sih loe" Shilla berusaha menghilangkan terkejutnya karena takut Sivia memergokinya atas tindakannya yang seperti orang bodoh senyum senyum sendiri.

"Gue tadi habis ngelurusin badan sejenak" jawab Sivia sambil tersenyum memamerkan deretan giginya yang rapi.

"Loe itu..emang bisa bisa aja" sahut Ify yang mendengar jawaban Sivia.

Sivia hanya bisa meringis dan langsung meneguk air minumnya.

"Ternyata kalau di lihat lihat, Cakka keren juga Shill" bisik Priscill.

"Loe gk lagi mimpi kan" jawab Shilla sambil melototi Priscill.

"Gue lagi sadar ni" sahut Priscill meringis, membuat Shilla cemberut dan bete.

"Itu bibir biasa aja Shill, jangan maju maju gitu" goda Priscill sambil menahan tawa karena berhasil menggoda Shilla.

"Loe apa an sih" gerutu Shilla semakin bete.

Ketiga sahabatnya malah menahan tawa melihat Shilla yang bete.

Secara tak sengaja Shilla yang sedang melirik ke arah Cakka tertangkap oleh Cakka, membuat Shilla salting, beda dengan Cakka yang terlihat cuek.

"Mampus deh gue" gumam Shilla lirih karena tertangkap oleh Cakka.

"Kenapa loe.." tanya Ify bingung yang mendengar Shilla.

"Gue ke tenda bentar" ucap Shilla kemudian pergi.

"Shill...Shill..." panggil Sivia, tapi Shilla tetap berjalan.

"Kenapa tu anak" tanya Rio.

"Gue juga gak tahu" jawab Sivia sambil mengangkat kedua pundaknya.

Shilla berjalan tanpa melihat depannya, dan tak sengaja menabrak seseorang.

"Sorry, gue gk sengaja" ucap Shilla minta maaf.

"Makanya kalau jalan tu pakek mata jangan pakek dengkul" bentak Iren dengan tatapan tajam dan kemudian pergi.

"Galak amat sih jadi cewek" gerutu Shilla sebel.

Shilla berjalan menuju tempat yang lumayan sepi untuk menengkan fikiran dan hatinya yang sedang gelisah. Shilla melihat jam yang melingkar di tangan kirinya tak sadar sudah setengah jam di tempat itu. Shilla tersentak kaget.

"Waduh... acaranya kan sudah mulai, bisa mampus deh gue kena omel Pak Rahman" ucap Shilla sambil berlari menuju tempat semua teman temannya ngumpul. Shilla tiba dengan nafas yang ngos ngosan.

"Loe dari mana aja sih" bentak Cakka yang berdiri tepat di depannya.

"Bukan urusan loe" sahut Shilla tajam.

"Kita itu satu kelompok, ingat itu, dan gue yang akan kena teguran Pak Rahman jika salah satu dari kita menghilang saat acara dimulai" terang Cakka dengan marah.

"Gue gk peduli" sahut Shilla melotot.

"Loe itu....." ucap Cakka menggantung dengan jari telunjuknya menunjuk ke arah wajah Shilla.

"Kenapa...??" Sahut Shilla semakin nyolot dan membuat Cakka semakin marah di buatnya. Dengan dada yang naik turun dan rahang yang mengeras dengan tatapan yang semakin tajam dan raut wajah Cakka yang merah padam karena menahan marah yang sudah memuncak.

Ada CINTA Dalam BENCI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang