Part 6

1.5K 45 0
                                    

Malam yang dingin menusuk kulit Shilla membuatnya menggigil. Padahal jarum jam baru menunjukkan angka 7 .Shilla yang duduk di balkon kamarnya sambil melihat kelap kelip bintang.

"Dingin banget" gumam Shilla sambil memeluk tubuhnya sendiri.

Tiba tiba Hp nya berdiring ada panggilan masuk.

"Hallo" sapa Shilla.

"Shill... loe bisa jemput gue gk, gue tadi bawa motor, tapi motornya lagi mogok" ucap Debo di seberang.

"Dimana..?" Tanya Shilla ogah ogahan.

"Kampus" jawab Debo.

"Ocey" jawab Shilla singkat dan kemudian telfon di matiin.

Dengan berat hati dan terpaksa Shilla harus menjemput sepupunya itu ke kampus.

"Ngapain sih pakae acara tu motor mogok segala"gerutu Shilla sambil menuruni anak tangga satu per satu.

Shilla membuka pintu mobil dan duduk di kursi pengemudi, Shilla menyalakan mesin dan langsung melajukannya meninggalkan pekarangan rumahnya.

Tak lama kemudian mobil yang di kemudi Shilla berhenti tepat di depan kampus Debo.

"Akhirnya loe datang juga" ucap Debo masuk dalam mobil.

"Ngapain sih pakek mogok segala motor loe" sahut Shilla cemberut.

"Iiihhhh..... tu bibir kenapa monyong banget" ledek Debo.

"Tau ah" sahut Shilla makin bete. Justru itu membuat Debo tertawa, karena berhasil membuat Shilla semakin bete.

**********

Di dalam kamarnya Cakka yang sedang asyik memetik gitarnya sambil menyanyikan sebuah lagu tiba tiba pintu kamar di ketuk.

"Cakka" panggil Mama dari luar kamar.

"Masuk Ma" jawab Cakka di dalam kamar.

Mama pun membuka pintu kamarnya dan melangkah kan kakinya menghampiri Cakka yang sedang duduk bersila di atas ranjangnya dengan di temani gitar kesayangannya.

"Sudah lama Mama tidak pernah melihat Shilla ke rumah" tanya Mama tiba tiba dan membuat Cakka langsung menghentikan petikan gitarnya, seluruh tubuhnya merasa kaku sulit untuk di gerakkan.

"Cakka.... kok malah diem" tanya Mama yang menyadari kebekuan Cakka.

"I...iya Ma" jawab Cakka menjadi gagu dan membuat mamanya tersenyum.

"Besok besok ajak Shilla ke rumah ya" ucap Mama sambil mengusap puncak kepala Cakka sambil tersenyum. Tak ada jawaban dari Cakka yang ada cuma kebekuan Cakka.

"Selamat malam sayang" lanjut mama kemudian bangkit dari duduknya dan meninggalkan Cakka yang masih membeku.

"Kenapa sih mama harus nanyain tu cewek segala" gerutu Cakka dengan hatinya yang sakit saat harus mengingat kejadian di masa lalu.

Cakka turun dari ranjangnya menuju laci di dekat meja belajarnya dan menarik laci keluar. Dengan hati yang sakit dan juga dengan kemarahan yang sudah di tahannya bertahun tahun, Cakka berusaha untuk menguatkan hatinya, Cakka mengambil sebuah pigora di dalam laci itu dan membalikkannya. Di dalam pigora itu menampakkan dirinya dan juga Shilla yang sedang berfoto bersama Shilla yang memeluk pundak Cakka dari belakang dan keduanya menampilkam senyum manis yang terukir di bibirnya.

Cakka memandangi foto dalam pigora itu cukup lama dengan helaan nafas berat dan juga dada yang naik turun.  Cakka memejamkan matanya sekejap dan kemudian membukanya kembali. Cakka menaruh kembali pigora itu lagi ke dalam laci. Kemudian menutup lacinya kembali.

Ada CINTA Dalam BENCI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang