Part 10

1.4K 42 0
                                    


Jam 07.00 malam Shilla sudah terlelap dalam tidurnya, karena kecapek an hingga akhirnya Shilla pun esok harinya bangun kesiangan. Shilla langsung terlonjak dari kasurnya dan langsung menuju ke kamar mandi, setelah itu langsung mengenakan baju seragam nya, menyiapkan buku buku pelajaran. Shilla langsung menyisir rambutnya dan tak lupa membubuhkan bedak tipis tipis di wajahnya. Setelah semuanya selesai Shilla keluar dari kamarnya dan menuruni anak tangga satu per satu dengan berlari. Shilla langsung menuju meja makan dan cuma meminum segelas susunya. Shilla berpamitan kepada kedua orang tuanya untuk berangkat ke sekolah. Shilla masuk ke dalam mobil yang sudah menunggunya di halaman rumah. Pak Ujang sopir Shilla langsung melajukan mobilnya meninggalkan halaman rumah Shilla. Setibanya di sekolah Shilla bernafas lega karena bel masuk  belum berbunyi. Hari ini Shilla sudah menjadi siswi kelas XI-1.

***

Di dalam kelas XI-1 sudah ada Cakka yang sedang musikan bersama sohib sohibnya. Saat Shilla memasukki ruang kelas betapa terkejutnya karena satu kelas dengan Cakka. Shilla menatap Cakka tajam tapi Cakka membalasnya cuek dan tak peduli akan tatapan Shilla untuknya, hal itu membuat Shilla semakin kesal.

"Dasar cowok songong" gumam Shilla dalam hatinya dengan tatapan masih lurus ke arah Cakka.

"Shill..."panggil ketiga sahabatnya yang baru datang.

"Kalian..?"jawab Shilla.

"Kita satu kelas lagi Shill" ucap Ify gembira, sambil senyam senyum.

"Kita cari bangku yuk" ajak Shilla.

Shilla satu bangku dengan Sivia, dan dibelakangnya Priscill satu kelas dengan Ify.

Cakka satu bangku dengan Alvin dan Rio sama Gabriel.

Kali ini tahun ini saat kelas XI Cakka tidak satu kelas dengan Iren kekasihnya, justru Cakka malah satu kelas dengan Shilla.

"Teeetttt....teeeettt..."bunyi bell.

Pelajaran pertama dimulai dan semua penghuni kelas sibuk dengan pelajaran masing masing. Pelajaran pun berjalan dengan lancar sampai bel istirahat berbunyi. Saat itu pula Iren menghampiri Cakka ke kelasnya dan mengajaknya ke kantin. Cakka dan Iren bergandengan tangan sambil meninggalkan kelas.

"Gue gak suka sama tu cewek, caper mulu, gak tahu malu" cerocos Sivia dengan tatapan sinis.

"Gimana kalau kita kerjain aja" ucap Shilla sambil menatap ketiga sahabatnya.

"Siippp, ide yang cemerlang" sahut Ify.

***

Cakka dan Iren  sedang duduk di kursi kantin menunggu bakso pesenanya, tapi Shilla dan Sivia sahabatnya mengendap ngendap menaruh 10 sendok sambal ke dalam bakso pesenan Iren tanpa penjual itu tahu karena Priscill dan Ify yang bertugas untuk pura pura mengajak ngobrol penjual tersebut.

"Good job" ucap Shilla dan Sivia sambil memberi isyarat pada Priscill dan Ify yang jaraknya tak terlalu dekat dari tempatnya, kalau misinya sudah berhasil. Shilla dan ketiga sahabatnya tersenyum kemenangan. Shilla dan Sivia langsung menghampiri Priscill dan Ify.

"Pak, bakso 4 ya" ucap Ify pada penjual bakso itu.

Shilla dan ketiga sahabatnya mencari tempat duduk untuk menunggu pesanannya, dan tempatnya itu tepat bersebelahan dari tempat duduk Cakka dan Iren.

"Hai.. Cakka pesen bakso juga" tanya Sivia sok akrab.

"Kelihatannya apa lo..!" Jawab Iren judes.

"Idiihhh...galak banget cewek Cakka, menakutkan" sahut Sivia dengan menampilkan seolah olah dirinya merinding saat menatap Iren. Dan itu malah membuat Iren semakin geram.

Cakka cuma diam dan cuek, sedangkan Shilla dan kedua sahabatnya menahan tawa melihat acting Sivia yang sudah mirip sekali dengan bintang sinetron.

Pesanan Cakka dan Iren sudah datang, saat Iren menyuapkan satu sendok ke mulutnya saat itu juga Iren seluruh tubuh Iren menegang karena mulut Iren seperti kena bom panas campur pedes. Iren paling tidak suka dengan yang namanya sambel. Iren tidak pernah memakan sambel karena perut Iren tidak bisa menerima makanan yang pedas. Wajah Iren langsung merah.

"Loe kenapa" tanya Cakka khawatir.

"Pedes banget, air... air" jawab Iren.

" ini... ni..." ucap Sivia sok pahlawan sambil menyodorkan air putih pada Iren. Shilla dan kedua sahabatnya menahan tawa melihat tindakan Sivia yang sok jadi pahlawan. Perut Shilla sampai kaku harus menahan tawa terlalu lama. Karena Shilla tak tahan menahan tawanya akhirnya Shilla membungkam mulutnya dengan tangannya untuk menutupi tawanya agar tak meledak. Cakka menatap Shilla dengan emosi yang di tahannya dan dengan kedua tangannya mengepal, rahangnya mengeras tatapannya membunuh, tapi Shilla tak menyadari kalau Cakka telah menatapnya karena Shilla sudah terlalu senang melihat Iren menderita, Shilla lupa dengan Cakka yang ada ditempat saat itu. Shilla tak menyadari hal itu.

***

"Teeettt...teeett." bunyi bel pulang sekolah.

Saat pulang sekolah dan saat itu juga Shilla yang sedang tertawa bersama ketiga sahabatnya sambil berjalan menuju gerbang sekolah, tiba tiba tanpa permisi ada tangan yang menarik tangan Shilla dengan kasar dan kuat membuat Shilla dan ketiga sahabatnya terkejut dan menghentikan tawanya saat itu juga. Tangan itu milik Cakka.

"Ikut gue sekarang" ucap Cakka tajam dan menarik Shilla dari ketiga sahabatnya itu.

Saat Cakka dan Shilla tak terlihat lagi oleh pandangan mata, ketiga sahabatnya baru menyadari.

"Waduh.... gawat ni" gumam Priscill sambil menatap Sivia dan ify.

Cakka masih menarik tangan Shilla dengan kasar membuat Shilla meringis kesakitan. Setelah keduanya tiba di gudang dan mengnci pintu gudang Cakka baru melepaskan tangan Shilla dengan kasar dan langsung menjatuhkan tubuh Shilla di atas kursi, Shilla sangat kaget dan takut  karena tak pernah melihat Cakka semarah ini selama Shilla mengenalnya. Mata itu mata yang menyalakan kemarahan membuat Shilla ketakutan.

"Loe itu gak punya malu, gak punya harga diri,  hanya karena loe skit hati,benci dan marah sama gue, bisa bisanya loe melampiaskan sakit hati loe kebencian dan kemarahan loe sama cewek gue, loe itu pengecut dan satu lagi loe itu M-U-N-A-F-I-K" ucap Cakka marah menatap tepat di manik mata Shilla dan menekan kata paling akhir kemudian pergi meninggalkan Shilla, membuat Shilla membeku di tempatnya.

***

Kebencian dan kemarahan Cakka semakin memuncak, Cakka akan membalas tindakan Shilla di sekolah tadi dengan cara yang manis tapi akibatnya akan jauh lebih menyakitkan.

Sudah larut malam dan jarum jam menunjukkan angka 01.00 dini hari tapi Cakka masih terjaga. Cakka masih mengatur rencana  besok untuk menghancurkan Shilla yang selalu membuatnya muak, kesel, bete, capek dan marah. Sudah 1 jam Cakka mengatur rencana itu akhirnya Cakka memutuskan untuk tidur. Tidak membutuhkan waktu lama Cakka sudah terbang ke alam mimpinya.



  Ada Cinta Dalam Benci

Hai kawan......

Aku post lagi ni....
Gimana ceritanya...

Kalian suka gak...?
Tapi aku harap kalian mau membacanya....
Maaf kalau banyak kata kata nya yang amboradul...🙇🙇🙇

Semoga kalian terhibur..

Jangan lupa vote dan coment...😊😊😊

Makasih..😉😉

With Love : Alfia😉





Ada CINTA Dalam BENCI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang