Part 13

1.5K 51 2
                                    


Semua murid SMA NUSANTARA berhamburan keluar dari kelasnya masing masing dan memenuhi halaman sekolah.

Shilla dan ketiga sahabatnya menunggu jemputan masing masing di depan gerbang. Tak jauh dari tempat mereka berdiri terdengar suara benturan keras dan membuat mereka terlonjak kaget dengan langsung menoleh ke arah asal suara tersebut,mereka tak percaya apa yang dilihatnya sebuah motor yang bertabrakan dengan truk besar dan membuat motor itu hancur yang mengakibatkan pengendara nya terlempar dari motornya. Saat itu juga jantung mereka seperti copot dari rongganya, terlebih lagi Shilla air mata pun langsung jatuh tanpa bisa di tahannya. Hatinya hancur.

"Cakka..." teriak Shilla berlari menghampiri Cakka yang sudah bersimpuhan dengan darah seragam putih aba abunya berubah menjadi merah.

Shilla langsung memeluk Cakka dengan erat dan dengan tangisannya yang semakin terisak. Shilla tak peduli dengan seragamnya yang sekarang berlumuran darah Cakka.

"Cakka bangun..... bangun" teriak Shilla sambil memeluk Cakka yang sudah setengah sadar. Cakka yang memejamkan matanya masih bisa mengenali Shilla yang saat ini telah meneriakinya dan memanggil namanya, tapi terasa berat untuk Cakka membuka matanya.

Hati Shilla sungguh sakit saat harus melihat Cakka seperti ini, Shilla tidak kuasa jika harus melihat Cakka tak berdaya seperti ini. Tangis Shilla semakin pecah.

"Shill..... sudah, Cakka akan baik baik aja, sebentar lagi ambulan datang" ucap ketiga sahabatnya sambil memeluk Shilla.

Shilla tidak pernah menyangka apa yang akan terjadi pada Cakka. Seleruh tubuh Shilla tiba tiba jatuh meluruh di samping Cakka.

"Shilla..." pekik ketiga sahabatnya.

"Tolong pak.....bawa temen saya secepatnya dan tolong selamatkan dia" ucap Priscill pada petugas rumah sakit yang baru keluar dari ambulan.

Cakka dan Shilla di bawa ke rumah sakit. Keadaan Cakka yang mengenaskan karena berlumuran darah tak sanggup untuk membuat Shilla tidak jatuh pingsan, Cakka langsung di masukkan ke ruang UGD, dan Shilla di masukkan di ruang rawat.

Shilla perlahan lahan membuka matanya dan mengerjapkan matanya yang masih pandangannya memudar. Shilla langsung teringat Cakka.

Shilla bangkit dari ranjangnya dan berlari keluar menuju UGD.

"Cakka....." teriak Shilla dengan tangan menggedor gedor pintu UGD. Air mata Shilla tak henti hentinya membasahi kedua pipinya.

"Shill... loe harus tenang" ucap Sivia menenangkan.

"Tapi..... Cakka..... gue gak mau Cakka kenapa napa" ucap Shilla di sela sela tangisnya dengan suara yang parau.

"Cakka akan baik baik saja" ucap Priscill yang juga menenangkan Shilla.

"Kita berdo'a saja, semoga Cakka cepat sadar" sambung Ify.

Shilla meringkuk menangis di depan UGD dengan di peluk ketiga Sahabatnya.

"Bagaimana keadaan Cakka" tanya Alvin yang baru datang bersama Gabriel dan juga Rio.

"Cakka masih kritis" jawab Ify.

"Semoga loe cepat sadar Cakka" ucap Alvin.

"Cakka...." panggil Shilla di sela sela tangisnya.

"Ketiga sahabat Shilla dan ketiga sahabat Cakka hanya bisa menatap Shilla dengan iba, coba lihat aja penampilan Shilla yang sudah berantakkan acak acakkan dan juga baju nya yang berubah warna dari putih abu abu menjadi merah karena darah Cakka.

"Cakka..." teriak mama Cakka yang baru datang bersama papanya Cakka.

"Bagaimana keadaan Cakka" tanya mama Cakka pada Gabriel dengan matanya yang sendu.

Ada CINTA Dalam BENCI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang