Breeding Ground
01.
.
Tak ada yang tahu kapan tepatnya ini bermula, tetapi populasi manusia telah terkotak menjadi tiga—alpha, beta, dan omega.
Yang pasti, pembagian itu sudah terjadi begitu lama, terintegrasi dengan alami dalam berbagai aspek kehidupan. Bahkan cerita Adam dan Hawa yang terusir dari surga memiliki versi kedua, di mana putera-puteri mereka menjadi alpha, beta, dan dua omega.
Para makhluk sains menyebut ketiga bentuk ini sebagai jenis kelamin kedua, sesuatu yang biologis dan lazim terdapat dalam tubuh manusia, senatural aliran darah dan embusan napas. Manusia bukan hanya lelaki atau perempuan semata. Manusia adalah lelaki atau perempuan dan juga alpha, beta, atau omega.
Alpha menguasai. Beta melayani. Omega melahirkan. Kadangkala hidupmu naik atau hancur tergantung dari apa yang menjadi tubuhmu.
Dan ini juga merupakan kisah dari jaman Victoria.
.
.
.
[London, 1844]
"Dia datang."
Tamu undangan bisik-bisik sambil melirik. Tak usah menoleh untuk memastikan, karena wangi semerbak itu sudah cukup mengabarkan. Udara dipenuhi aroma sensual yang menggelitik, menjalar menjerat mangsa bagai sarang laba-laba. Sekawanan alpha di ruang dansa yang gemerlapan, lelaki bangsawan dengan berbagai macam gelar, kekayaan, reputasi dan pekerjaan, dari anggota Parlemen hingga seniman murahan, tanpa sadar menegak ludah. Para wanita omega yang belum bersuami merasa sangat tersaingi, dan tak ada yang menyalahkan jika dalam hati mereka terbesit sedikit dengki. Saingan terberat mereka sudah datang.
Dia hadir di pesta itu dengan wajah seceria tamu pemakaman. Salah satu dari sedikit sekali pria omega tanpa suami di Season tahun ini—Mr. George Harcourt.
.
Tirai panggung season pertama dinaikkan setelah Paskah. Sudah dimulai— saat di mana para bangsawan miskin maupun berharta, borjuis yang diterima maupun dihina, pebisnis dan pejudi, debutante maupun wajah-wajah lama yang belum juga bersuami, para penghuni dunia sosialita berdatangan dari segala penjuru menuju London. Rumah-rumah di kota kembali dihuni, tempat-tempat disewa, suite hotel penuh oleh tamu yang berasal dari jauh. Season akan berakhir di bulan Agustus dan sampai saat itu kota London takkan tidur, disibukkan oleh buaian pesta, konser dan opera, kencan-kencan rahasia, bisnis dan investasi, surat cinta dan pembacaan puisi, Derby dan eksebisi seni.
Salah satu event dalam pembukaan season tahun ini adalah jamuan pribadi yang diselenggarakan di suatu Townhouse, terletak di distrik Maryleboune.
Di rumah itu, musik orkestra tengah mengiringi dari galeri atas. Hall rumah menjadi panggung berkilau dengan nuansa putih dan emas, marbelnya sudah digosok sampai mengilap. Atapnya tinggi membentuk kubah dan dihiasi kandelir berat. Di bawah lentik lilin-lilin yang panas dan senantiasa menetes ke bawah, para pemain panggung telah berkumpul. Para alpha, beta, omega, penghuni dunia pergaulan dengan tailcoat dan gaun dari taffeta, kalung permata dan hiasan bunga di lubang kancing.
Para lady yang belum bersuami telah bersiap layaknya tentara di garis depan. Di leher mereka rapat terpasang kalung-kalung berkunci, tanda mata akan kesucian diri yang masih dimiliki.
Tetapi yang mencuri banyak perhatian para alpha hanya satu.
Orang itu— pria berwajah masam dengan rambut hitam tersisir ke belakang, setelan putih dan kalung leher. Namanya George Harcourt, 25 tahun, keponakan jauh Viscount Harcourt of Cultross. Tanpa gelar tapi masih berdarah biru. Dulunya beta sekarang omega-- bukan sembarang omega, karena jenis kelamin pertamanya adalah laki-laki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Breeding Ground [Victorian Omegaverse/NOW ENDING]
Romance[OMEGAVERSE BL, VICTORIAN ERA] #1 OMEGAVERSE . . Ini adalah cerita tentang zaman Victoria, di mana manusia terbagi menjadi alpha, beta dan omega. Di kalangan bangsawan, seorang pria omega adalah harta yang tak ternilai. Setelah bertahun-tahun tampil...