Breeding Ground 17

3.2K 505 58
                                    

Kepalang cinta. Katanya jika seseorang jatuh suka, rasionya menyusut. Mungkin itu sebabnya George memutuskan bahwa ia ingin tinggal di Oak House, meskipun tahu belum mampu untuk terpisah dari lingkaran Harcourt. Tetapi apa daya. Ru­mah itu, dengan kedamaiannya dan pemandangan danaunya yang menghampar di luar jendela, terus-menerus menyi­hir Harcourt. Ketika kem­bali ke Hampshire sekalipun, rumah beserta danaunya tetap terbayang di pelupuk mata, saat membuka atau terpejam.

Arthur Harcourt dan Hampshire semakin lama terasa makin sempit, dan begitu sesak hati Harcourt tiap kali membayang­kan kehidupan yang tenang tanpa keduanya. Tanpa ia sadari, di sela-sela kehidupan dan peker­jaannya di Hampshire, otaknya merancang rencana kepindahan. Apa yang harus dila­kukan, apa yang harus dibuang, apa yang harus segera dimiliki. Terka­dang khayalannya berkembang begitu jauh, terlampau jauh, hingga sempat dirinya dibuai su­atu imaji. George Harcourt yang menua dengan tenang di Oak House.

Dan pada suatu malam rencana migrasi itu tersusun lengkap. George tidak tidur semalaman, berperang dengan diri sendiri. Pada akhirnya ketika matahari terlihat di cakrawala, barulah semua dapat diputuskan dengan berani.

Kalau hanya sendirian mengha­dapi Arthur, jelas George kalah daya tawarnya, baik secara posisi maupun mental. Mengingat itu, sebagaimana nasehat seorang bijak, mencari sekutu adalah hal yang esensial. Kakak ipar George jelas bukan orang yang tepat; seberapapun bersimpatinya wa­nita itu, sebagai istri sudah pasti ia akan mendukung apapun pen­dapat suaminya, baik maupun buruk sehidup semati. Oleh karena itu, sekutunya haruslah seseorang yang tidak terpengaruh oleh kekuasaan dan kekejaman Arthur, seseorang yang dapat menjaga George.

Nama pertama yang sesuai den­gan kriteria adalah saudara iparnya yang lain. Mantan suami almarhum Emily, Mr. Wallen.

Tanpa menunggu terlalu lama, setelah meminta cuti dari atasan­nya di tempat kerja, George naik kereta kuda sewaan menuju rumah Mr. Wallen yang berada di pedesaan daerah Sonning. Jaraknya terbentang sekasarnya sama jauh dengan Hampshire ke London.

Dengan semangat seorang ten­tara yang pergi perang, George mengenakan setelan siangnya yang terbaik, kalung pelindung­nya terpasang cermat dan seketat zirah. Warna jasnya putih gading dengan sedikit sentuhan manik-manik di bagian kerah. Pakaian itu sebenarnya dipersiapkan Arthur dalam rangka untuk memikat para alpha, tapi betapa sedap ironi ini, karena setelan itu akan dipakai sang adik untuk memulai perlawanan!

Kereta kuda George bertoplakan melewati jembatan berbata merah yang membelah sungai. Dari jendela kereta yang seten­gah tertutup tirai, pedesaan den­gan rumah-rumah beratap merah tampak menghampar. Atap gereja yang runcing terlihat dari kejauhan. Sebentar lagi ia tiba.

.

Kediaman keluarga Wallen, istana Emily Wallen, terletak di pinggiran terluar desa. Sebagai­mana rumah-rumah di kanan kirinya, bangunan itu beratap merah dengan dinding putih yang mulai luntur karena usia. Halaman rumahnya luas dan ber­pagar pohon yew, mawar-mawar Inggris yang berwarna lembut ditanam dalam jumlah besar. Tetapi yang paling menarik perha­tian adalah bagian atas ru­mah itu; mata orang yang melihat pasti langsung tertuju pada jendela bulat di tengah-tengah rumah itu.

Di bawah atap tertahta sebuah Rosetta window, imitasi sempurna dari milik Viscount Harcourt di London. Walau berukuran jauh lebih kecil karena rumahnya juga tidak sebesar milik Viscount, te­tapi tetap sama indah dan penuh warna. Coraknya dibuat sesama mungkin dengan kaca-kaca yang dilukis bentuk bunga.

Jendela tersebut merupakan penambahan terbaru. Ia adalah bentuk cinta dari Mr. Wallen ke­pada istrinya, Emily Wallen, semacam mas kawin dan janji seorang pria untuk membahagia­kan wanita miliknya. George per­nah diceritakan bahwa di awal-awal pernikahan suci keduanya, te­pat di esok pagi setelah mengi­kat janji suci di atas ranjang, Emily meminta jendela seperti itu. Bukan perhiasan mewah ataupun bulan madu keluar negeri, yang sungguh diinginkan wanita itu adalah jendela yang pernah jadi bagian masa kecilnya.

Breeding Ground [Victorian Omegaverse/NOW ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang