Kepalang cinta. Katanya jika seseorang jatuh suka, rasionya menyusut. Mungkin itu sebabnya George memutuskan bahwa ia ingin tinggal di Oak House, meskipun tahu belum mampu untuk terpisah dari lingkaran Harcourt. Tetapi apa daya. Rumah itu, dengan kedamaiannya dan pemandangan danaunya yang menghampar di luar jendela, terus-menerus menyihir Harcourt. Ketika kembali ke Hampshire sekalipun, rumah beserta danaunya tetap terbayang di pelupuk mata, saat membuka atau terpejam.
Arthur Harcourt dan Hampshire semakin lama terasa makin sempit, dan begitu sesak hati Harcourt tiap kali membayangkan kehidupan yang tenang tanpa keduanya. Tanpa ia sadari, di sela-sela kehidupan dan pekerjaannya di Hampshire, otaknya merancang rencana kepindahan. Apa yang harus dilakukan, apa yang harus dibuang, apa yang harus segera dimiliki. Terkadang khayalannya berkembang begitu jauh, terlampau jauh, hingga sempat dirinya dibuai suatu imaji. George Harcourt yang menua dengan tenang di Oak House.
Dan pada suatu malam rencana migrasi itu tersusun lengkap. George tidak tidur semalaman, berperang dengan diri sendiri. Pada akhirnya ketika matahari terlihat di cakrawala, barulah semua dapat diputuskan dengan berani.
Kalau hanya sendirian menghadapi Arthur, jelas George kalah daya tawarnya, baik secara posisi maupun mental. Mengingat itu, sebagaimana nasehat seorang bijak, mencari sekutu adalah hal yang esensial. Kakak ipar George jelas bukan orang yang tepat; seberapapun bersimpatinya wanita itu, sebagai istri sudah pasti ia akan mendukung apapun pendapat suaminya, baik maupun buruk sehidup semati. Oleh karena itu, sekutunya haruslah seseorang yang tidak terpengaruh oleh kekuasaan dan kekejaman Arthur, seseorang yang dapat menjaga George.
Nama pertama yang sesuai dengan kriteria adalah saudara iparnya yang lain. Mantan suami almarhum Emily, Mr. Wallen.
Tanpa menunggu terlalu lama, setelah meminta cuti dari atasannya di tempat kerja, George naik kereta kuda sewaan menuju rumah Mr. Wallen yang berada di pedesaan daerah Sonning. Jaraknya terbentang sekasarnya sama jauh dengan Hampshire ke London.
Dengan semangat seorang tentara yang pergi perang, George mengenakan setelan siangnya yang terbaik, kalung pelindungnya terpasang cermat dan seketat zirah. Warna jasnya putih gading dengan sedikit sentuhan manik-manik di bagian kerah. Pakaian itu sebenarnya dipersiapkan Arthur dalam rangka untuk memikat para alpha, tapi betapa sedap ironi ini, karena setelan itu akan dipakai sang adik untuk memulai perlawanan!
Kereta kuda George bertoplakan melewati jembatan berbata merah yang membelah sungai. Dari jendela kereta yang setengah tertutup tirai, pedesaan dengan rumah-rumah beratap merah tampak menghampar. Atap gereja yang runcing terlihat dari kejauhan. Sebentar lagi ia tiba.
.
Kediaman keluarga Wallen, istana Emily Wallen, terletak di pinggiran terluar desa. Sebagaimana rumah-rumah di kanan kirinya, bangunan itu beratap merah dengan dinding putih yang mulai luntur karena usia. Halaman rumahnya luas dan berpagar pohon yew, mawar-mawar Inggris yang berwarna lembut ditanam dalam jumlah besar. Tetapi yang paling menarik perhatian adalah bagian atas rumah itu; mata orang yang melihat pasti langsung tertuju pada jendela bulat di tengah-tengah rumah itu.
Di bawah atap tertahta sebuah Rosetta window, imitasi sempurna dari milik Viscount Harcourt di London. Walau berukuran jauh lebih kecil karena rumahnya juga tidak sebesar milik Viscount, tetapi tetap sama indah dan penuh warna. Coraknya dibuat sesama mungkin dengan kaca-kaca yang dilukis bentuk bunga.
Jendela tersebut merupakan penambahan terbaru. Ia adalah bentuk cinta dari Mr. Wallen kepada istrinya, Emily Wallen, semacam mas kawin dan janji seorang pria untuk membahagiakan wanita miliknya. George pernah diceritakan bahwa di awal-awal pernikahan suci keduanya, tepat di esok pagi setelah mengikat janji suci di atas ranjang, Emily meminta jendela seperti itu. Bukan perhiasan mewah ataupun bulan madu keluar negeri, yang sungguh diinginkan wanita itu adalah jendela yang pernah jadi bagian masa kecilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Breeding Ground [Victorian Omegaverse/NOW ENDING]
Romance[OMEGAVERSE BL, VICTORIAN ERA] #1 OMEGAVERSE . . Ini adalah cerita tentang zaman Victoria, di mana manusia terbagi menjadi alpha, beta dan omega. Di kalangan bangsawan, seorang pria omega adalah harta yang tak ternilai. Setelah bertahun-tahun tampil...