Breeding Ground 5

5.6K 725 36
                                    


Breeding Ground

05

.

Dua minggu setelahnya berlalu begitu saja. George, yang sibuk berkunjung dari pesta ke pesta, tak sekalipun bertemu Whiston maupun Codrington. Codrington memang sibuk mengurus estatnya dan Whiston, yang bereputasi buruk meskipun kaya, jarang diundang ke acara-acara bangsawan terhormat. Kalaupun ia ada dalam undangan, George bersikap bijaksana dengan menolak datang.

Walau begitu, bukan berarti kehidupannya semakin tenang; ia masih pria omega yang belum terikat, senantiasa dicari banyak lelaki. Kolom dunia pergaulan di koran harian bahkan sempat mempuisikan sosoknya—bersama-sama dengan kawanannya sesama pria omega, sebagai 'untaian mutiara kebanggaan Ratu'. Dan tentu saja ada sindiran tajam terkait itu dalam majalah Punch, meskipun kritik sosial pada pria omega adalah hal biasa.

Posisi seorang lelaki omega memang rumit; padahal pria, tetapi secara sosial dan etika, semakin condong ke arah wanita.

Ajakan kencan dan hadiah sudah datang silih berganti, beberapa lelaki bahkan meminta ijin pada Viscount Harcourt untuk memulai pendekatan secara formal. Soal calon, sang paman sendiri menyerahkan kebebasan seutuhnya pada George. Mungkin karena sang keponakan dipandang sebagai sosok bertanggungjawab, tidak akan membuat khawatir dengan pertimbangan gegabah. Kepercayaan keluarga kepadanya begitu besar hingga George diperbolehkan menyimpan sendiri kunci kalung lehernya. Biasanya benda sepenting itu disimpan orangtua atau kerabat yang paling dipercaya.

Kunci kecil dari perak miliknya disimpan di suatu kotak dalam laci, yang hanya dibuka sesekali ketika harus membersihkan diri. Suatu hari nanti, sebagaimana tatakrama yang ada, benda itu akan diberikan sebagai hadiah pada suami—suatu tanda penyerahan diri tertinggi.

.

.

Melville dan Catherine Harcourt semakin dekat saja.

Tak lama setelah kunjungan terakhirnya, sang Viscount Grisham kembali bertamu dengan lilac putih terpasang di lubang kancing. Catherine telah menunggunya dengan gaun baru.

Catherine mengenakan gaun muslin berwarna biru kosmos, pita rambut berhiaskan kupu-kupu besar, dan sedikit bedak mutiara. Ia juga menghitamkan bulu mata dengan jus elderberry, sehingga manik sewarna rumput itu terlihat semakin besar saja.

Mereka berjalan-jalan di taman rumah, bercengkerama, bermain kartu atau bernyanyi bersama-sama, diiringi piano dan biola. Sembari mendampingi di taman, George melihat Catherine mengusap keringat di wajah Melville, saputangannya berenda dan disulam sendiri dengan gaya.

Pada akhirnya, ketika kunjungan berikutnya datang susul-menyusul, George mulai mempertanyakan kunjungan Melville. Ia pergi ke loteng mencari Catherine.

Itu waktu santai di siang hari, tak ada keharusan untuk berkunjung atau dikunjungi, saat George mengunjungi adik sepupunya. Catherine tengah menyulam dengan riang sambil bernyanyi kecil, diguyur sinar terang dari jendela bulat favoritnya. Keranjang jahit di atas sofa penuh berisi benang-benang cantik, yang akan segera disulamkan ke taplak meja merah saga untuk sumbangan amal. Akhir-akhir ini Catherine terlihat jauh lebih tenang, hanya riang dan menggebu ketika bersama Melville.

"Oh, George, duduklah bersamaku."

Dua sepupu itu duduk berdua, Catherine masih menjahit sambil bersenandung dengan kecantikan yang semakin agung. Paras wanita yang jatuh cinta.

Sebelum sempat dirinya bertanya, Catherine sudah menyela, "Sepupu, ceritakanlah padaku soal masa sekolahmu."

"Ada apa dengan ketertarikan yang tiba-tiba ini?" tanyanya, pura-pura bingung, walau sudah tahu alasannya, dan juga sudah tahu anekdot macam apa yang ingin didengar Catherine. Yang ingin ditanyakan gadis itu bukan pengalamannya, tetapi seperti apakah Richard Melville sewaktu muda.

Breeding Ground [Victorian Omegaverse/NOW ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang