Breeding Ground 12
.
Sepuluh menit sebelum George Harcourt bersisihan jalan dengan Simon Whiston di dalam gedung National Gallery, pria omega itu tengah ber-'diskusi' untuk sekian kalinya dengan Lord Codrington. Diskusi itu, atau lebih tepatnya adu mulut berbalut permusuhan, tengah membahas mengenai kelayakan seorang pelukis. Sang pelukis yang dimaksud berasal dari Eton, sehingga masih satu almamater dengan Codrington dan Harcourt, serta berasal dari luar keanggotaan Royal Academy maupun Associates of Royal Academy. Setelah bertahun-tahun mencoba menembus seleksi, pelukis tersebut lolos tahun ini. Harcourt berpendapat bahwa sang pelukis belum pantas menghiasi National Gallery.
Codrington berpikir sebaliknya. Andai karya sang pelukis tidak dipajang terlalu tinggi, dan diperbaiki sedikit sebelum pameran dimulai, lukisan itu pasti menggugah.
Harcourt mengingatkan Codrington bahwa hanya anggota-anggota Royal Academy saja yang boleh memperbaiki lukisan mereka pada hari Varnishing Day. Lagipula, diperbaiki pun kualitasnya akan sama .
Codrington berdecak. "Ingin kubungkam mulutmu yang banyak bicara itu."
"Bungkam saya dengan pendapat yang bermutu."
"Aku memikirkan sesuatu yang lebih praktis—misalnya ciuman."
Rona merah menjalar dari leher Harcourt yang tertutup kalung leher, naik ke cuping telinga. "Oh, jangan mengatakan hal seperti itu di depan umum." hardiknya kesal.
Mereka berdua berjalan agak terpisah dari rombongan, dan dalam hati George berpikir apakah pembicaraan tadi pantas. Bagaimanapun, Codrington semakin lama semakin menunjukkan ketertarikan. Tetapi belum ada lamaran resmi. Bahkan belum ada permintaan izin untuk mendekati.
Bukankah kalian lebih lama menjadi musuh dibanding teman? Pasti dia hanya tertarik pada feromonmu. Kadang pikiran gamblang yang menyakitkan itu terlintas di benak.
Dengan langkah yang pelan rombongan mereka berpindah ke Large Room, bagian utama dari galeri, tempat karya-karya paling bermutu ditampilkan. Seorang teman Codrington yang tidak terlalu dikenal Harcourt bertanya mengenai absennya Melville. Harcourt berjalan dan hendak menjawab secara bersamaan, hingga dirinya menabrak seseorang.
"Harcourt, lama tak bertemu."
Sepatu, setelan yang tak pantas, topi tinggi rantai jam dari emas. Bau alpha seperti yang pernah ia hirup, oh yang sesungguhnya pernah ia hirup dari jarak dekat! Harcourt mundur selangkah, napasnya terpatah, sementara mata emas Simon Whiston berkilat-kilat.
Suaranya tercekat. Kenangan akan sentuhan-sentuhan yang memabukkan membungkus sekujur tubuh omega itu. "...Lama tak bertemu, Whiston."
"Sendirian?" tanya Whiston. "Atau mungkin tidak—apa seseorang yang sedang kemari itu—Lord Codrington?"
Tak jauh di belakang, ada sosok Codrington yang bergegas menghampiri.
Mereka bertiga bertukar sapa dengan agak kaku, sembari membicarakan kabar masing-masing. Sebagaimana halnya Codrington dan Harcourt, Whiston juga mengunjungi Summer Exhibition ini bersama-sama dengan teman, atau dalam hal ini rekanan. Namun koleganya, seorang pebisnis Amerika, harus bergegas pulang untuk memantau pabrikan lokomotif mereka yang akan didirikan di pinggir London.
"Anda tidak ikut bersama rekanan anda?" tanya Codrington.
"Oh, sebentar lagi saya akan pulang. Mungkin sekitar setengah jam lagi." jawab Whiston sambil menarik keluar jam sakunya, mengecek waktu. Di tangan kanan alpha itu yang tak terbungkus sarung tangan, ada selingkar cincin yang baru pertama kali dilihat Harcourt. Itu cincin berkabung yang sudah agak tua, pernik kecil penanda kematian orang terkasih. Keluarga? Teman? Atau lebih?
KAMU SEDANG MEMBACA
Breeding Ground [Victorian Omegaverse/NOW ENDING]
Romance[OMEGAVERSE BL, VICTORIAN ERA] #1 OMEGAVERSE . . Ini adalah cerita tentang zaman Victoria, di mana manusia terbagi menjadi alpha, beta dan omega. Di kalangan bangsawan, seorang pria omega adalah harta yang tak ternilai. Setelah bertahun-tahun tampil...