Sakit mendera sekujur punggung yang telah merah dan terbakar. Meringkuk di lantai, dunia dalam pandangan George memerah. Arthur Harcourt menjulang di depan perapian yang sengaja dinyalakan; poker di tangannya merah oleh darah dan api. Keringat bercucuran di dalam ruangan yang sepanas sauna, asin bercampur dengan bau besi dan daging terbakar.
"Kau sama mengecewakan dengan Emily." Arthur berkata penuh kebencian. "Sekalian saja gigit lidahmu sampai mati seperti dia."
Dunia merah di matanya berubah menjadi hitam.
.
.
Bagi omega, tubuh adalah aset yang penting, tetapi Arthur begitu larut dalam kemarahannya hingga tega merajah sang adik. Bagaimana tak marah? Jangankan calon suami, yang dibawa pulang hanyalah aib. George Harcourt, seorang omega lajang yang malam-malam keluar dari kamar seorang alpha. Kabar itu tersebar di London dengan berbagai kadar kevulgaran. Memalukan. Memalukan. Saat mengayunkan tongkat panas itu, kata memalukan dirapal bagai mantra, berulang-ulang.
Begitu semua usai dan George dibawa keluar, suara Arthur yang mengucap memalukan terus terngiang.
Butuh dua minggu untuk memulihkan kesehatannya. Pada hari-hari pertama dirinya bahkan tak sanggup untuk tidur telentang, dan butuh sebotol lotion dingin untuk membuatnya tetap tenang. Di landaian punggung itu luka-luka bakar bertumpuk dengan sayatan-sayatan baru, membentuk suatu pola yang aneh dan acak, hampir mirip karya seni yang mengerikan. Dokter keluarga telah dipanggil dan obat telah dioles. Selama masa penyembuhan nan lambat itu, sang omega terus berbaring di atas kasur. Hanya kakak ipar dan seorang pelayan paling dipercaya yang mengunjungi serta merawatnya.
Pada malam-malam tersulit badannya akan diserang panas tinggi—untuk beberapa waktu George mengira dirinya akan mati. Ketika upaya medis telah habis dikerahkan dan lotion dingin sekalipun tidak bisa meredakan deritanya, pada akhirnya seorang dukun dari desa terdekat dipanggil. Pilihan klenik itu merupakan insiatif sang kakak ipar. Di dalam kamar George, semalaman penuh dukun tua itu merebuskan ramuan dan merapal mantra-mantra. Kata beliau, semua ini demi mengusir 'setan api' yang gemar membakar omega-omega seperti George.
George biasanya skeptis. Tetapi demamnya begitu parah hingga samar terasa ada sosok ketiga di antara dirinya dan sang dukun. Mungkin itu halusinasi. Mungkin memang ada yang mengawasi. Setan itu merah dan marah, sangat pendendam, lebih suka menimbulkan derita dibandingkan membunuh.
Setelahnya George perlahan sembuh, walau tidak jelas apa keajaiban medis atau kepercayaan mistis yang telah mengobatinya.
Selama itu hiburan George hanyalah pemandangan yang senantiasa berubah-ubah di jendela. Hatinya terhibur ketika pagi hari berubah menjadi siang dan siang menjadi malam, ketika burung kecil hinggap di ranting atau langit ditaburi bintang-bintang, ketika embun menguap di dedaunan atau langit senja berkilau keemasan. Sesekali kakak iparnya berusaha menemani, tetapi wanita itu sama tak bahagia dengan George. Tak banyak kesenangan yang bisa dibagi antara dua orang sengsara. Hanya bisa saling menjilat cacat.
Arthur tidak memiliki simpanan, minum-minum ataupun gila judi, tetapi apa lacur, ia begitu kejam! Selama sebulan itu tak sekalipun sang kepala keluarga menengok adiknya yang sekarat. Tetapi George memang tidak pernah berharap banyak, sebagai upayanya untuk melindungi diri untuk terakhir kali. Harapan bagaikan duri dalam hati.
.
Di hari ke-23 setelah kejadian di ruang kerja, seorang pelayan dengan bedak di rambut mengantarkan baki berisi surat-surat untuknya. Karena pembicaraan kakak iparnya yang terbatas, hanya surat dan koran yang membawa banyak kabar dari dunia luar. Misalnya, keluarga Harcourt memutuskan untuk menerima lamaran Richard Melville. Codrington bulan depan akan menikah. James White mengkhawatirkan kabarnya, dan menyatakan bahwa apapun yang terjadi keluarga White akan tetap jadi sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Breeding Ground [Victorian Omegaverse/NOW ENDING]
Romance[OMEGAVERSE BL, VICTORIAN ERA] #1 OMEGAVERSE . . Ini adalah cerita tentang zaman Victoria, di mana manusia terbagi menjadi alpha, beta dan omega. Di kalangan bangsawan, seorang pria omega adalah harta yang tak ternilai. Setelah bertahun-tahun tampil...