Suasana kantin saat ini sangatlah ramai, bel istirahat baru saja berbunyi lima menit yang lalu. Nila beserta ketiga sahabatnya kini sudah menikmati baksonya, keempat cewek itu duduk di bangku pojok, bangku yang hanya boleh diduduki oleh El beserta Al, Axel dan Kenan.
"Siapa yang suruh kalian duduk di sini ?" Sungut Al saat melihat bangkunya sudah di duduki oleh Nila dkk.
"Yang lain penuh Kak, ya kali kita duduk di lantai," balas Nila santai.
"Udah sih Al, masih cukup juga buat kita berempat," lerai Axel yang tak mau melihat perdebatan Al dan Nila.
Nila yang merasa dirinya di bela oleh Axel pun merasa senang, dia menjulurkan lidahnya pada Al, sedangkan Al hanya bisa berdecak kesal, lalu menyusul Axel yang sudah duduk, sedangkan El dan Kenan tengah memesan makanan.
Tak lama kemudian El dan Kenan datang membawa nampan di tangan masing-masing, El membawa nampan berisi mie ayam sedangkan Kenan membawa nampan yang berisi es teh manis. Keduanya langsung menyerahkan pesanan Axel dan Al.
"Eh ada ada kang jamu gendong," celetuk El yang baru menyadari adanya Nila di tempatnya.
"Berisik lo ah pacul sawah."
"Kalian berantem di depan makanan, bakal bunda potong uang jajan kalian," seru Al menirukan gaya Devina saat memarahi El dan Nila, membuat yang lain tertawa pelan.
Kedelapan orang itu pun melanjutkan makan mereka, dengan di selingi candaan atau perdebatan Al dan Nila.
"Kalian udah siap buat Pensi besok ?" Tanya Axel sambil menatap El, Nila, Kenan, Al dan Aleta secara bergantian.
"Siap dong," jawab mereka serempak.
"Besok kalian bertiga harus jadi fotografer kita," tunjuk El pada Yumna, Ilda dan Axel.
"Wani Piro ?" Jawab Yumna dengan Menaik turunkan alisnya.
"Gope."
"Gope dapet apaan coba," ujar Ilda tak terima.
"Dapet permen loh," kata Nila dengan senyum polosnya, sedangkan yang lain hanya memutar bola matanya malas.
Suasana kantin tiba-tiba menjadi ribut, kedelapan orang itu langsung melihat ke arah pintu masuk kantin.
"Siapa tuh ?" Bingung Axel saat melihat Devan memasuki kantin.
"Itu Devan, murid baru di kelas gue," jawab Nila malas, sedangkan yang lain hanya ber'oh ria.
Di tempat lain, Devan yang melihat tawa canda Nila, El dan para sahabatnya hanya tersenyum miring.
Sebentar lagi tawa itu bakal berubah menjadi tangisan. Batinnya.
"Dev, lo mau pesan apa ?" Tanya Azka yang membuat Devan mengalihkan pandangannya dari Nila.
"Samain aja kayak lo."
Azka pun langsung pergi untuk memesan makanan, meninggalkan Devan dan Rifky.
Bel masuk sudah berbunyi lima menit yang lalu, tetapi Nila belum berada di kelas. Tadi sebelum bel masuk dia ijin untuk ke toilet, saat ini dia tengah berjalan cepat lebih tepatnya berlari untuk masuk kelas karena setelah bel masuk adalah jam pelajaran Bu Salsa, guru yang juga termasuk killer di SMA Bakti Mulya.
Brukk!
Untuk kedua kalinya Nila bertabrakan dengan seseorang saat di koridor, tapi saat ini yang terjatuh bukanlah Nila, melainkan orang yang ditabrak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sibling Goals [Complete]
Teen Fiction[Belum di revisi] #103 in Teen fiction (27 Agustus 2017) #105 In Teen fiction (24 Agustus 2017) Kisah dua insan yang terlahir dari rahim wanita yang sama, mereka lah Daniel atau yang sering disapa El dan juga Danila yang sering disapa Nila. Keduanya...