SG-25

9.8K 623 33
                                        

Hallo readers tercinta, maap kan adek yang main gantung aja. Duh kayak gue yang lagi di gantung doi Haha.

Sekali-kali bikin anak orang tegang, kesel gak apa-apa kan?
Khilap hihi.

Oke, yang tadi itu gak beneran tamat kok, masa iya El sama Nila aja belum ketemu udah di tamatin.

Selamat membaca

                        **********

Setelah menempuh waktu setengah jam dari villa, El bersama temannya kini sudah tiba di depan rumah Anjani. Tanpa permisi mereka langsung menerobos masuk ke dalam rumah mewah itu, beberapa penjaga dan asisten rumah tangga menghalangi langkah mereka, tapi mereka terus melawan. Kelima cowok itu terus berjalan dengan cepat ke arah belakang rumah Anjani yang terdapat sebuah gudang.

Brakk!

Suara pintu yang di buka cukup keras menimbulkan bunyi. Nila, Anjani dan juga Devan langsung melihat ke arah pintu yang di sana sudah berdiri El, Kenan, Al, Axel dan Joshua. Rahang El mengeras, tangannya mengepal saat melihat keadaan Sang adik yang sangat kacau, pipi yang memerah, sudut bibir yang mengeluarkan darah, tangan yang masih terikat. Sungguh miris.

"Bagus, tepat kalian datang. Apa kalian mau melihat kematian Nila secara langsung?" Ujar Anjani dengan senyum liciknya sambil mengeluskan pisau di pipi Nila.

"Jangan lo apa-apain adik gue!" Teriak El emosi.

"Wo...wo sabar El, semakin lo mendekat semakin cepat ini pisau membuat adik lo mati!"

"Devan lepas ikatan wanita malang ini," perintah Anjani yang langsung di iyakan oleh Devan.

Dengan kasar Devan melepas ikatan tangan Nila, tidak ada niatan untuk menyerahkan Nila pada El melainkan Devan memiting leher Nila dan mengarahkan pistol ke arah pelipis Nila. Anjani tersenyum puas melihat cara kerja adiknya.

"Lo liat El? Semakin lo mendekat adik lo bakal mati!"

"Lo gila! Adik gue bukan penyebab kematian Tama!" Kata El penuh emosi.

Keempat temannya hanya bisa melihat dan mencoba menahan emosi mereka, walaupun mereka sudah tak tahan ingin membuat Devan mati, tapi El mencoba agar temannya untuk tenang dulu, biarlah dia yang menghadapi Devan dan Anjani.

Anjani tertawa renyah mendengar penuturan El, dia berjalan mendekati mantannya itu, "Gue emang gila, gila karena adik lo!"

"Kakak mundur, jangan deketin psikopat seperti Anjani!" ujar Nila saat melihat Anjani yang semakin dekat dengan kakaknya.

"Kenan, Axel cepat kalian panggil polisi!" Perintah El yang langsung di angguki kedua temannya.

Anjani berbalik menatap Nila, emosinya semakin tak bisa di tahan,"Berani lo panggil polisi, Nila bakal mati sekarang juga!"

Sedangkan Kenan dan Axel telah keluar untuk menghubungi polisi.

"Devan, lo urus tiga cowok itu! Gue bakal bawa Nila pergi!"

Devan menyerahkan Nila pada Anjani. El, Al dan Joshua menatap tajam Anjani, saat melihat Anjani membawa adiknya pergi dari gudang.

"Kalian berdua urus Devan!" Perintah El pada Al dan Joshua.

Setelah mengucapkan itu, El langsung berlari meninggalkan gudang untuk menyusul Anjani dan juga Nila.

Setelah El keluar, Al langsung melayangkan tinjuan ke wajah Devan.

Bughh

Kali ini Devan membalas tinjuan di wajah Al, sedangkan Joshua sudah tak bisa menahan emosinya, dengan cepat dia langsung menendang perut Devan yang membuat Devan tersungkur ke lantai. Devan yang tak terima langsung berdiri, dia menatap tajam kedua cowok itu.

Sibling Goals [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang