El terus menggenggam erat tangan Nila, seiring berjalannya brankar menuju ruang ICU. Devina dan Alvaro jalan mengikuti, Devina tak kuasa menahan air matanya yang terus mengalir, kesedihan yang teramat dia rasakan melihat anaknya penuh dengan luka, darah yang terus mengalir dari kepalanya. Keadaan Nila cukup parah, dia terpental akibat truk yang menabraknya bersama Anjani. Tapi kondisi Anjani tak separah Nila.
Dokter yang di ikuti oleh beberapa suster membawa Nila masuk ke ruang ICU, semua cemas menunggu pemeriksaan Nila.
"Gue gagal jadi kakak, gue gak bisa jaga adik gue," ujar El yang terus merasa bersalah atas kejadian ini semua.
Keempat temannya menatap El sedih, kondisi El juga sangat kacau, mereka tau gimana sayang nya El sama Nila, mereka tau gimana deketnya El sama Nila.
"Semua bukan salah lo, lo udah jadi kakak terbaik buat Nila," kata Joshua menenangkan.
Setelah hampir setengah jam menjalani pemeriksaan, akhirnya dokter keluar. El dan kedua orang tuanya langsung menghampiri dokter tersebut.
"Gimana keadaan anak saya Dok?" Tanya Devina langsung.
Dokter tersebut menghela napas berat, lalu menatap kedua orang tua itu sedih.
"Anak bapak dan ibu mengalami luka yang cukup parah, benturan kepala yang cukup keras membuat dia mengalami koma," jelas dokter tersebut yang membuat semua nya mematung.
Devina langsung menangis di pelukan Alvaro, begitupun dengan El, dia tak bisa menahan air matanya. Alvaro mencoba menenangkan Sang istri.
"Makasih dok."
"Iya sama-sama, ya udah saya pamit dulu," pamit dokter tersebut yang di angguki oleh Alvaro.
Setelah menjalani pemeriksaan di ICU, Nila kini sudah di pindahkan ke ruang rawat.
Perlahan El masuk ke dalam ruangan, dia menatap miris Sang adik yang terbaring lemah dengan berbagai alat yang tertempel di badannya. Dia berjalan pelan menghampiri Nila."Dek, kenapa semua jadi kayak gini? Maafin gue gak bisa jaga lo. Lo cewek yang kuat, lo harus bisa bertahan demi kita."
Hening.
Itulah yang terjadi di ruang rawat Nila, El hanya bisa menghela napas berat. El terus menggenggam erat tangan Nila.Hari kini sudah berganti malam, suasana ruang rawat Nila masih sama, hening. El, dan kedua orang tuanya pulang dulu ke villa. Kini hanya ada Joshua yang berada di ruang rawat Nila.
Dia tersenyum miris melihat orang yang ia sayang terbaring lemah. Entah sejak kapan, berawal hanya dari suka kini Joshua sayang pada Nila.
"Nil, cepet bangun. Lo gak kasihan sama kakak lo? Bunda lo? Ayah lo? Mereka sangat sedih," kata Joshua walaupun dia tau tak akan ada jawaban dari Nila.
Di tempat lain, di sebuah villa mewah milik keluarga Alexander, El menatap kosong jendela kaca kamarnya. Dia masih merasa gagal menjadi kakak yang baik buat adiknya. Waktu sudah menunjukkan pukul 23.00, El pun memutuskan untuk tidur, karena dia mau besok pagi dia langsung menjaga Nila.
El merebahkan tubuhnya di ranjang, hanya butuh beberapa menit dia sudah terlelap berkelana ke alam mimpi.
"Kak, ayo kita beli itu kak," ujar Nila sambil menunjuk penjual es krim.
Saat ini El dan Nila tengah berada di sebuah taman yang tak jauh dari SMA Bakti Mulya.
"Males ah, lo aja beli sendiri sana," balas El tanpa mengalihkan pandangan dari layar ponsel.
"Ih lo mah kak, sumpah ngeselin banget!"
"Bodo Dek, bodo."
Nila mendengus sebal, akhirnya dia memutuskan untuk membeli es krim sendiri. Sepanjang jalan dia ngedumel tidak jelas, dia tersenyum senang melihat penjual es krim yang sudah tak jauh darinya. Dia berlari kecil menuju penjual es krim.
Setelah mendapatkan es krim yang ia mau, dia berjalan kembali ke tempat di mana El duduk tadi. Dia berjalan sambil sesekali memakan es krimnya, saking asyiknya memakan es krim dia tak memperhatikan jalan, dari arah lawan terdapat mobil yang melaju kencang. Nila masih tak menyadari itu.
Brakkkk
Nila terpental jauh ketika mobil itu menabrak dirinya, semua orang langsung mengerumuni Nila yang masih sedikit sadar dan wajah yang bersimbah darah.
El yang mendengar suara keras itu pun langsung berlari ke sumber suara, dia mengernyit bingung melihat kerumunan orang.
"Eh Mas, ada apaan sih?" Tanya nya pada seseorang yang lewat.
"Ada anak SMA yang ketabrak mobil, keadaanya sangat parah," balas orang itu.
Karena rasa penasaran yang tinggi, El pun menghampiri kerumunan itu. Betapa terkejutnya dia saat yang ia liat adalah Sang adik yang terbaring lemah.
"ADEKKKKKKK!" Teriak El dan langsung menghampiri Nila.
El memangku kepala Nila, dia menangis melihat banyaknya darah di wajah Nila.
"Dek, bangun dek bangun!"
Nila membuka matanya perlahan, dia tersenyum menatap El. Tapi setelah itu dia langsung tak sadarkan diri.
El menjadi sangat panik, dia memeriksa denyut nadi adiknya, dia tak mampu berkata apapun lagi saat denyut nadi sang adik tak ada. Dia menangis, memeluk erat adik satu-satunya itu. Dia harus kehilangan adiknya, karena keegoisan nya yang tak mau membelikan es krim.
"Dek, bangun dek bangun! Jangan tinggalin kakak dek!" El mengguncang tubuh mungil adiknya, tapi tetap sama tak ada jawaban.
"ADEKKKKKKK!" teriak El di dalam kamarnya, keringat membasahi wajahnya.
"Alhamdulillah cuma mimpi."
Jangan lupa vote dan komen.
Maap kalo kurang menarik dan gak bikin geregetan.
![](https://img.wattpad.com/cover/109253043-288-k646676.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sibling Goals [Complete]
Teen Fiction[Belum di revisi] #103 in Teen fiction (27 Agustus 2017) #105 In Teen fiction (24 Agustus 2017) Kisah dua insan yang terlahir dari rahim wanita yang sama, mereka lah Daniel atau yang sering disapa El dan juga Danila yang sering disapa Nila. Keduanya...