SG-6

14.4K 1K 91
                                    

Nila mengerjapakan matanya beberapa kali, mencoba membiasakan matanya dengan cahaya matahari yang masuk menembus jendela kaca besar kamarnya. Dia melirik jam yang berada di atas nakas, seketika matanya membulat dengan sempurna, karena waktu sudah menunjukan pukul 06.40 yang berarti dia kesiangan.

"Mampus gue telat!" Umpat Nila, dia langsung berlari mengambil handuk dan masuk ke dalam kamar mandi.

Karena waktu yang tidak memungkinkan, akhirnya Nila hanya mandi selama 5 menit. Setelah selesai, dia langsung mengambil tas dan menenteng sepatu miliknya. Dia keluar kamar dan berlari kecil menuruni anak tangga rumahnya.

"Bi, ayah sama bunda mana ? Kael juga mana?" Tanya Nila pada Bi Surti yang tengah membersihkan meja makan.

"Ibu sama bapak sudah berangkat ke Bandung tadi subuh, dan Mas El baru saja berangkat," jelas Bi Surti yang membuat Nila berdecak kesal.

Kampret lo kak, ninggalin gue.umpat Nila dalam hati.

"Ya udah bi, Nila berangkat dulu ya. Assalamu'alaikum," pamit Nila dan langsung berlari keluar rumah, sedangkan bi Surti hanya bisa menggelengkan kepala.

"Mang Adib, anterin Nila ke sekolah," perintah Nila pada supir pribadinya.

"Baik mba."

Nila dan Mang Adib pun memasuki mobil, lalu Mang Adib melajukan mobilnya keluar lingkungan rumah Nila. Dengan Mang Adib yang fokus pada jalanan, sedangkan Nila sibuk memakai sepatu yang belum sempat terpakai saat di rumah dan tak lupa dia juga sibuk menyisir rambutnya. Tak lama kemudian Nila sudah sampai di depan SMA Bakti Mulya, namun pintu gerbang sudah tertutup rapat dan Nila hanya bisa pasrah.

"Pak Darto, tolong bukain pintunya dong," rayu Nila pada Pak Darto satpam SMA Bakti Mulya.

"Kamu udah telat Nila."

"Cuma 5 menit Pak."

"Sama aja telat. Tunggu aja guru piket atau OSIS ke sini," ujar Pak Darto yang membuat Nila ngedumel tanpa suara.

"Kenapa lo telat?" Suara bass yang sudah tak asing bagi Nila mengagetkannya yang tengah fokus pada ponselnya.

Nila menatap kesal Joshua.

"Kesiangan," jawab singkat Nila.

Joshua pun membuka pintu gerbangnya dan menyuruh Nila masuk. Namun Nila malahan langsung melenggang pergi melewati Joshua.

"Eh mau kemana lo? Sini kagak lo!" Perintah Joshua tegas, dengan terpaksa Nila pun kembali menghampiri Ketua OSIS itu.

"Aya naon?"  Tanya Nila.

"Naon-naon, lo tuh malah main pergi aja. Sekarang juga lo bersihin taman belakang sekolah! Tanpa protes!" Perintah Joshua tegas yang membuat Nila mendengus sebal.

Di sinilah dia sekarang, di taman belakang sekolah yang penuh dengan sampah dedaunan yang berjatuhan dan membuat taman sangat terlihat kotor.

"Kotor banget gila, emang ayah gak pernah bayar tukang bersih sekolah apa yak?" Ujar Nila pada diri sendiri.

Dengan terpaksa Nila mengambil sapu, dia meletakan tasnya di kursi yang tersedia di taman itu. Perlahan dia mulai menyapu dedaunan yang berserakan, waktu terus berjalan, dedaunan yang tadi cukup banyak dan sangat mengotori taman kini telah berkurang.

"Huh, capek banget," keluh Nila sambil mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajahnya.

Sebuah ide tiba-tiba muncul di kepala Nila, mungkin kalo dalam sinetron sudah ada lampu yang menyala di samping kepala Nila. Dia mengambil ponselnya di tas, lalu dia menyalakan lagu dari boyband  kesukaanya -Super Junior.

Sibling Goals [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang