SG-16

9.3K 658 11
                                    

Saat ini tengah berlangsung nya jam istirahat, Nila dan ketiga sahabatnya sudah berada di kantin. Mereka seperti biasa menempati bangku milik El dkk. Tapi kali ini sangatlah berbeda, Nila sama sekali tak melihat kakaknya berada di kantin.

"Kalian pesan biasa kan?" Tanya Yumna pada Nila dan Aleta.

"Iya," jawab keduanya kompak.

Ilda dan Yumna pun lantas pergi menuju penjual bakso dan nasi goreng, tak butuh waktu lama kedua cewek berambut panjang itu telah kembali sambil membawa nampan yang berisi makanan dan minuman mereka. 

Keempat cewek itu pun langsung melahap makanan mereka.

"Hai Nila," sapa Anjani yang kini sudah duduk di samping Nila.

Nila menegang seketika, tapi dengan cepat dia langsung bersikap biasa saja.

"Hai juga," balas Nila singkat tanpa memandang Anjani.

"Apa kabar lo?" Tanya Anjani.

Nila menghela napas berat, rasanya dia ingin pergi, tapi dia sayang dengan makanannya, "seperti yang lo liat."

"Lo ngapain duduk di sini?" Kini Nila memberanikan diri untuk menatap Anjani, ya walaupun itu tatapan tidak suka.

"Suka-suka gue dong," jawab Anjani santai.

Ketiga teman Nila yang melihat hawa tidak mengenakan antara Nila dan Anjani pun, menatap Nila dengan tatapan bingung.

"Kenapa lo gak pernah ke Bandung?" Tanya Anjani dengan tatapan sinis nya.

Deg!

Nila yang mendengar kata Bandung langsung menghentikan makannya, dia diam seketika, memori otaknya kembali mengingat pada masa lalunya yang membuat Anjani sangat membencinya.

"Bukan urusan lo!" Kata Nila dingin, dan dia langsung pergi meninggalkan kantin dan ketiga temannya.

"Woi kampret Nil, tungguin kita!" Teriak Aleta yang langsung berlari menyusul Nila, dan diikuti oleh Yumna dan Ilda.

"Awas lo Nil! Gue akan balas semua!" Gumam Anjani pelan dengan tangan yang ia kepal dan juga sorot mata yang tajam.

Di tempat lain, di lantai paling atas atau roftoop SMA Bakti Mulya, El bersama ketiga sahabatnya tengah membicarakan hal yang menurut mereka sangatlah penting.

"Kok bisa sih dia ke sini El," ujar Axel bingung.

El yang sedang menatap langit pun menghela napas berat mendengar pertanyaan Axel, "Gue gak tau."

"Lo masih ada perasaan sama Anjani?"

Pertanyaan Al langsung membuat El menatap dirinya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Masih, bahkan sampai sekarang hati gue masih buat dia. Kalian tau gue putus kenapa kan, dan gue gak mau hal itu terjadi lagi," kata El sambil mengusap wajahnya kasar.

Axel, Al dan Kenan hanya bisa menatap El prihatin, mereka tau permasalahan antara Anjani dan Nila dulu.

Flashback

"Kenapa lo selalu ngebela adik lo?!" Marah Anjani pada El.

"Karena dia adik gue, dan lo gak seharusnya bully dia sampai masuk rumah sakit! Gue lebih milih kehilangan lo daripada gue harus kehilangan adik gue satu-satunya!" Balas El tak kalah marah dari Anjani.

Anjani, cewek itu hanya diam sambil menangis, hatinya sakit di bentak oleh orang yang dia sayang.

"Dengerin ya El, harusnya lo gak usah manjain terus-terusan adik lo! Dia cuma pengganggu hubungan kita!"

"Harusnya lo itu bisa nerima dia sebagai adik gue, dan karena lo tau kelemahan adik gue terus lo bully dia sampai lo nyelakain dia. Gak habis pikir gue sama jalan pikir lo."

"Gue gak bakal pernah bisa nerima adik lo sampai kapan pun! Dan lo jelas tau kenapa gue gak bisa nerima Nila!"

El menatap tajam Anjani, dia tak pernah menyangka kejadian beberapa bulan lalu membuat Anjani sangat membenci adiknya.

"Harusnya lo bisa nerima, karena semua bukan kesalahan Nila. Semua udah kehendak Tuhan," kata El yang sudah mengurangi emosinya.

"Lebih baik kita putus aja," lanjut El lemah, dan membuat Anjani mematung.

"Gue gak mau putus," kata Anjani dengan air mata yang masih membasahi pipinya.

"Maafin gue."

Setelah mengucapkan kata maaf pada Anjani, El langsung pergi meninggalkan Anjani. Sedangkan Anjani hanya bisa menatap punggung El yang semakin lama semakin tak terlihat.

Tangannya mengepal, sorot matanya kini berubah menjadi sorot mata kebencian.

"Tunggu pembalasan gue Nila!"

Flashback end.

Sejak kejadian dua tahun lalu itu, El dan Nila harus pindah dari Bandung. El yang pindah ke Jakarta dan Nila yang pindah ke Solo. Tapi bagi El dipindahkan ke Jakarta itu tak masalah baginya, dia tak sulit untuk mencari teman, karena memang sahabatnya sedari kecil yaitu, Axel, Kenan dan Al sudah berada di Jakarta, dan setelah di pisahkan selama satu tahun, Nila pindah ke Jakarta untuk tinggal bersama ayah, bunda dan juga kakaknya.

Di taman belakang sekolah, taman yang sepi, yang jarang di datangi oleh murid, Nila duduk di bangku kayu taman tersebut padahal bel masuk sudah berbunyi lima menit yang lalu dan itu tandanya dia membolos pelajaran. Matanya memandang langit cerah kota Jakarta, tapi pikirannya telah melayang pada masa lalunya. Di ambilnya ponsel yang ia simpan di saku bajunya. Dia membuka lockscreen ponselnya, dia membuka galeri yang berisi foto-foto dirinya bersama teman-temannya, keluarganya dan juga masa lalunya.

"Sudah dua tahun Tam, apa kabar kamu di sana? Pasti bahagia ya. Maaf aku gak pernah nengokin kamu di Bandung," kata Nila sambil tersenyum melihat foto di layar ponselnya.

"Tama, aku kangen sama kamu, aku pengen bercanda kayak dulu lagi, tapi sekarang udah gak bisa."

Nila menghela napas berat, matanya mulai berkaca-kaca mengingat sosok Tama.

"Bagus banget lo, udah bolos pelajaran malah di sini kayak orang gila ngomong sendiri!" Kesal Joshua yang entah datang darimana.

Nila menatap kesal Joshua, "Ngapain lo di sini?!"

"Harusnya gue yang nanya, ngapain lo di sini dan gak masuk kelas?!"

"Suka-suka gue dong."

"Masuk kelas sekarang!" Suruh Joshua galak.

"Lo aja sana, gak usah nyuruh-nyuruh gue!" Balas Nila ketus.

"Masuk kelas sekarang! Atau gue laporin ayah lo?!" Ancam Joshua yang membuat Nila membulatkan matanya.

Mendengar ancaman Joshua, langsung membuat Nila menggeram kesal. Dia langsung beranjak dari duduknya, sebelum dia melangkah pergi, dia menatap Joshua tajam.

"Dasar tukang ngadu!"

Setelah itu, Nila langsung pergi meninggalkan taman dan juga Joshua. Sedangkan Joshua hanya mengedikan bahu acuh.

Jangan lupa vote and komentar.

Sibling Goals [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang