SG-8

13.5K 1K 66
                                        

El terus berlari menyusuri lorong-lorong Rumah Sakit, pikirannya terus tertuju pada keadaan sang adik. Dia tak memperdulikan tatapan orang-orang terhadap dirinya, terkadang dia juga tak sengaja menabrak orang. Bau obat-obatan juga tercium sangat jelas dari setiap ruangan Rumah Sakit.

Tak berselang lama, dia melihat dua orang paruh baya yang duduk di depan ruang rawat, dia langsung menghampiri keduanya.

"Bi, gimana keadaan Nila?" Tanyanya pada Bi Surti dengan napas yang tak beraturan karena kelelahan berlari.

"Dokter lagi memeriksa di dalam Mas," balas Bi Surti.

"Kenapa bisa kambuh sih Bi?"

Belum sempat Bi Surti menjawab pertanyaan El, Safina dokter pribadi keluarga Alexander keluar dari ruangan itu, dengan cepat El menghampirinya.

"Gimana keadaan Nila, Dok?" Tanya El langsung.

"Udah tenang aja, Nila gak apa-apa. Dia cuma kecapean dan butuh istirahat aja, cuma jangan biarin dia melakukan hal yang membuat dia kelelahan," jelas Safina yang membuat El sedikit bernapas dengan lega.

"Alhamdulillah, kalau begitu."

"Ya udah El, saya ke ruangan saya dulu," pamit Safina.

"Iya Dok, makasih ya," ujar El yang diangguki oleh Safina.

Sepeninggal Safina, El langsung menghampiri Bi Surti dan Mang Adib.

"Bibi sama Mamang lebih baik pulang aja, biar El yang jagain Nila. Bunda sama Ayah juga lagi perjalanan ke sini," perintah El sopan pada Bi Surti dan Mang Adib.

"Ya udah kami pamit dulu Mas," Pamit Bi Surti yang hanya diangguki oleh El.

Setelah Bi Surti dan Mang Adib pergi, El langsung memasuki ruangan serba putih itu, terlihatlah adiknya yang terbaring lemah di ranjang Rumah Sakit dengan selang oksigen yang terpasang di hidungnya. El menarik kursi agar bisa duduk di samping ranjang adiknya itu, di elusnya puncak kepala Nila, di tatapnya wajah tenang adiknya saat tertidur.

"Jangan sakit-sakit lagi dek, gue kesepian."

Begitulah El, meskipun dia dan sang adik setiap harinya seperti kucing dan tikus yang berebut makanan, tapi dia akan selalu jadi orang pertama yang merasa kesepian disaat adiknya sakit dan orang pertama yang akan selalu  menjaga Nila.

Pintu ruangan kembali terbuka, memunculkan sosok pasangan paruh baya yang masih terlihat muda, kedua orang itu langsung menghampiri El, raut kekhawatiran tergambar dengan jelas di wajah masing-masing.

"Kak, gimana keadaan adek?" Tanya Devina dengan menahan air matanya yang siap jatuh.

"Adek cuma kecapean Bun, dia butuh banyak istirahat," jelas El yang membuat Devina dan Alvaro bernapas lega.

"Kakak pulang gih, besok sekolah kan," suruh Alvaro yang langsung dibalas gelengan oleh El.

Alvaro dan Devina menghela napas berat melihat jawaban El, mereka tau bagaimana El jika sudah menyangkut adiknya yang sakit, "Kak besok kan sekolah, ini juga udah malam. Biar Bunda sama Ayah yang jaga adek di sini, kakak pulang dan istirahat biar gak ikut sakit."

"Ya udah, kakak pulang deh," ujar El pada akhirnya.

"Tapi kalau ada apa-apa, Ayah sama Bunda langsung hubungin kakak," lanjut El.

"Iya kakak."

Dengan terpaksa El pun berjalan keluar dari ruang rawat sang adik. Baru saja dia keluar, dia langsung berpapasan dengan ketiga sahabatnya.

"Mau ke mana kalian?" Tanya El sambil menatap ketiga sahabatnya.

"Mau jenguk Nila lah, kok bisa sih dia kumat?" Balas Al.

Sibling Goals [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang