Neottaeme jakkuman nae gaseumi.
Neottaeme jakkuman nae momi.
Niga nal bolttae mada, ni saenggak halttae mada.
Neottaeme jakkuman nae gaseumi.Rani menonton video klip dance version Breath milik Miss A.
Bibirnya memang belum fasih apalagi hafal lagu tersebut. Namun, matanya menatap lekat video tersebut karena ingin belajar koreografinya.
''Kamu suka Miss A?'' tegur seseorang.
Rani menoleh, hatinya sedikit berdesis menyadari seseorang di dekat kursi yang ia duduki.
Irul duduk di kursi di hadapan Rani.
''Bukan fandom, sih, tapi aku memang suka lagu-lagu mereka,'' jawab Rani yang menatap ponselnya kembali.
Bukannya bermaksud mengabaikan lawan bicara, hanya saja ia terlalu canggung menghadapi pemuda yang kini disukai.
Ikut mengamati layar, Irul bertanya, ''Lagu favoritmu apa?''
''Ya Breath ini,'' jawab gadis berkulit putih bersih itu dengan pipi bersemu.
Pasalnya, lagu itu bukan hanya easy listening, tapi juga maknanya sesuai dengan perasaan Rani yang tengah jatuh cinta.
''Jangan-jangan lagi jatuh cinta,'' tebak Irul membuat jantung Rani seketika berhenti berdetak.
Gadis itu gelagapan. ''Nggak juga,'' jawabnnya.
''Tapi mukamu nggak bisa boong,'' goda pemuda yang menurut Rani mirip Lee Jongsuk itu.
Deg.
Ngko Irul gen ngerti ari enyong seneng (Jangan-jangan Irul juga tau kalo aku menyukainya), batin Rani ketakutan.
''Nggak usah kaget gitu, nggak perlu menyangkal juga. Karena nggak ada yang salah dengan jatuh cinta,'' terang pemuda itu lembut.
Dengan lirih, Rani menjawab, ''Jatuh cinta emang nggak salah, Rul. Tapi seringnya kita mencintai orang yang salah.''
Irul tersentak mendengar penuturan gadis yang baru-baru ini menjadi fangirl itu. Pasalnya, berapa tahun yang lalu ia merasa demikian.
''Terkadang, kesalahan justru membuat kita belajar, Ran. Agar tidak terjebak dalam hal yang sama,'' terang pemuda itu. "Lebih baik salah daripada terjebak tapi tak sadar sedang dalam bahaya, 'kan?''
Rani mengangguk setuju. Ia mematikan ponsel dan berusaha fokus dengan obrolan mereka yang menurutnya kian menarik.
''Masalahnya, setelah kita merasa kecewa terhadap cinta, kita akan menemukan lagi orang yang di mata kita adalah seseorang yang pas buat kita, tapi nyatanya bukan juga,'' lirih gadis baby face itu.
Masih terpampang nyata bagaimana sosok Arsyad di mata Rani yang seolah-olah adalah pelengkap hidupnya.
''Begitulah hidup. Setelah kita berhasil menghadapi ujian, pasti kita juga akan diuji kembali dengan ujian yang sama, tapi dengan tingkat kesusaha yang lebih tinggi.''
Mendengar penuturan Irul, Rani merasa kian kagum pada siswa pindahan dari Jakarta itu.
Kok dia bijak banget, sih? tanya Rani dalam hati.
''Boleh tau nggak kenapa kamu bisa jadi fanboy?" tanya gadis itu mengganti topik pembicaraan.
Meski sempat terbawa suasana dengan obrolan tadi, Rani merasa agak baikan mendengar penjelasan Irul yang menurutnya sepemikiran dengan dia.
"Semua itu bermula sejak aku SMP, Ran." Irul tersenyum.
Rani melihat ada sedikit kegetiran di senyuman pemuda itu.
"Aku menyukai seorang gadis, dia mirip banget dengan Go Hyemi yang diperankan oleh Bae Suzy Nuna dalam drama Dream High," terang pemuda yang matanya kini menerawang itu.
Rani tidak tau drama Korea yang Irul maksud karena dia baru jadi fangirl kemarin. Namun, gadis itu mengabaikan rasa penasarannya tentang drama itu.
Ntar pulang googling aja, batinnya.
"Intinya gitulah, ya. Hehe," kata Irul tidak mau cerita lebih lanjut.
Rani mencoba tersenyum. Padahal, ada kekecewaan yang menghinggapinya. Ini berarti ia gagal mengenal pemuda itu lebih jauh.
***
Wajah Rani ditekuk. Dia sebal dengan ocehan temannya yang menjelek-jelekkan Choco.
Kata mereka, boyband Korea itu hanya bermodalkan tampang, dan kebanyakan dari mereka itu operasi plasik.
Belum lagi cibiran kalau menjadi fangirl dan tertarik dengan hal-hal yang berbau Korea itu dianggap tidak mencintai budaya sendiri.
''Orang-orang kita mah terlalu ngurusin hidup orang lain,'' keluh Rani kepada K-Line.
Sebenarnya mungkin bukan ikut campur, tapi karena kepedulian yang berlebihan dan kurangnya kerjaan mereka.
Kepedulian yang berlebihan ini sebanding dengan keramahan dan rasa kekeluargaan warga Brebes.
Namun, karena terlalu peduli inilah yang kadang membuat mereka lupa diri—mengurusi sesuatu yang bukan kapasitasnya.
''Iya, kalau kita nggak cinta negara sendiri ya pasti kita udah hengkang dong, dari Indonesia,'' dalih Sri.
Padahal, yang membuat mereka masih di Indonesia ya karena keadaan, bukan kemauan.
Banyak yang bilang, K-popers itu isinya anak-anak yang urakan. Padahal, mereka jauh lebih kalem dibanding anak-anak sebayanya karena lebih fokus ngidol daripada cari sensasi.
Mereka heboh ketika mendapati sesuatu yang menyangkut sang idola. Meski hanya sesederhana bias mereka selca dengan pose imut. (Selca; self camera. Sebelum selfie booming, mereka sudah memakai istilah selca).
Bagi yang baru jadi penggemar, biasanya emosinya lebih labil. Mereka sering kali ribut dengan haters ataupun penggemar idol lain.
Mereka beranggapan bahwa membela idola dan mempertahankan status sebagai fangirl adalah bukti ketulusan dan kesetiaan mereka.
Namun, bagi K-Popers senior semacam Mala, itu adalah hal sepele yang harus diabaikan. Belum lagi dia memang sudah cukup kebal di-bully.
''Tidak ada salahnya jadi fangirl, bisa jadi semua itu hanya pelarian dari belenggu hidup. Yang salah itu kalau kita over fanatik dan mengabaikan kehidupan nyata kita,'' terang Irul yang akhir-akhir ini memang sering istirahat dengan mereka.
Rani mengangguk setuju. Pasalnya, ia menjadi fangirl pun karena bosan sering dijadikan pelarian. Gadis itu ingin mencintai sesuatu yang tidak akan pernah berpaling. Sedangkan para idol sudah pasti mengutamakan penggemarnya.
Kok kita banyak kesamaan gini sih, Rul? Sepemikiran juga, batin Rani.
Gadis itu merasa kian tertarik dengan pemuda yang memiliki tahi lalat di bawah mata kanan itu. Di sisi lain, ia juga merasa takut kalau Irul hanya ujian baginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raniway (Complete)
Spiritual"Kemana perginya jiwa-jiwa yang merasa sepi?" Namanya Rani, gadis yang cantik bak idol K-pop, memiliki suara merdu, jago dance, besar di keluarga yang harmonis, dan memiliki teman-teman yang seru. Sempurna? Tentu itu yang terlihat. Namun, hidupnya d...