Patah hati akibat Arsyad mampu mempengaruhi kehidupannya. Meski kedekatan mereka baru beberapa bulan, tapi kehadiran pemuda yang berkuliah di Semarang itu jelas berkesan.
Arsyad mampu menerobos dinding pertahanan yang telah ia bangun sedemikian rupa. Namun, pemuda itu juga telah menghempaskan Rani setelah membuatnya melayang.
Rani mengamati layar ponselnya. Kini, dirinya tengah melihat-lihat fashion terbaru. Meski dirinya bukan seorang K-Popers, tapi ia sangat suka sekali dengan fesyen dari negeri Ginseng itu.
"Ke kantin, yuk, Ran!" ajak Siti, teman sebangkunya.
"Males, Sit. Lagi nggak pengin jajan," keluh Rani.
Siti mengerutkan kening, gadis berpipi tembab itu berkata, "Tumben, biasanya kamu paling seneng jajan."
Mengembuskan napas, Rani menjawab, "Entahlah, perut lagi nggak bisa diajak kompromi."
"Ya udah, aku ke kantin dulu, Ran." Gadis yang hobi membaca buku itu meninggalkan Rani.
Ini asam lambungku kumat apa4 gimana sih? batin Rani.
Seingatnya, dia beberapa hari terakhir tidak memakan sesuatu yang menaikkan asam lambung, apalagi telat makan.
Efek patah hati, kah? tanyanya pada diri sendiri.
Menurut Rani, beberapa orang ketika patah hati tidak mempengaruhi keceriaan, namun selera makan. Pasalnya, dia masih bisa tertawa lepas bersama teman-temannya.
Hati jauh lebih dekat dengan perut ketimbang muka adalah logika yang menurutnya masuk akal.
***
"Kamu lagi jatuh cinta, ya?" tanya Siti membuyarkan fokusnya.
Rani menatap teman sebangkunya itu heran.
"Dari kemarin kayaknya kamu bahagia bangket," terang gadis yang mengidolakan boyband dari Korea itu.
Rani tersenyum sekilas. Dia agak geli mendengar penilaian temananya itu. Dirinya juga heran karena saat patah hati justru lebih mudah tertawa akan hal-hal kecil.
"Siapa, sih? Tuh, kan, nggak cerita," rengek Siti.
Orang lagi patah jati juga, batin Rani kesal.
Menaruh ponsel yang sedari tadi ia mainkan, kini Rani menantap teman sebangkunya lekat.
Wajah Rani kian maju.
"Sumringah terus berarti lagi jatuh cinta. Bisa jadi karena mendapatkan sesuatu yang menyenangkan," jawab Rani dengan mata berbinar dan senyum yang ditahan.
Siti menarik sudut bibir kirinya. "Iya ... iya .... Eh, iya. Kamu lagi nonton apa, sih?"
"Video Kang Mubin," jawab Rani dengan muka sumringah.
Mata Siti berbinar. "Waaahhh ... di sana lagi musim gugur, ya?"
Ada sensasi berbeda gadis-gadis itu melihat video. Pertama, Rani yang bahagia karena melihat seseorang yang di sayang. Belum lagi gadis itu memang sangat menyukai musim gugur.
Kedua, bagi K-Popers seperti Siti, apa saja yang berbau negeri Ginseng adalah sesuatu yang sangat menarik.
Rani berharap, suatu waktu ia bisa bermain di sana.
***
Rani memicingkan matanya melihat teman-teman sekelasnya terpaku pada layar laptop.
Tidak semua, memang. Hanya beberapa yang memang benar-benar tertarik dengan drama Korea.
"Kalian lagi nonton apa, sih?" tanya Rani penasaran. Gadis yang tadi duduk sendirian di bangkunya kini mendekati mereka.
"Drama Korea, Ran." Mala, gadis bertubuh berisi yang paling tergila-gila dengan drama Korea itu menjawab.
Aku pasti akan melupakanmu
Aku akan melupakanmu
Mulai hari iniIkut menatap lekat layar, Rani membisu. Ada perasaan aneh yang menjalar di hatinya.
Aku baik-baik saja
Aku sudah melupakan semuanya
Aku bahagia dengan hidupku sekarang
Aku pasti akan bertemu dengan orang yang baik sepertimu lagiMenggigit bibir bawahnya, Rani menahan tangis. Ia mengingat perasaannya ke Arsyad.
Ya, cinta memudar seiring berjalannya waktu. Rani menjawab lagu itu.
Membalikkan badannya, gadis berkulit kuning langsat itu meningalkan kerumunan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raniway (Complete)
Spiritüel"Kemana perginya jiwa-jiwa yang merasa sepi?" Namanya Rani, gadis yang cantik bak idol K-pop, memiliki suara merdu, jago dance, besar di keluarga yang harmonis, dan memiliki teman-teman yang seru. Sempurna? Tentu itu yang terlihat. Namun, hidupnya d...