Dering notifikasi memecah lamunan Rani. Dengan tubuh yang lemas, gadis itu meraih ponselnya.
"Instagram Kakak sepi tanpa story Adek. Wkwkwk," canda Arsyad melalui Whatsapp.
Seutas senyum menghiasi bibir pucatnya.
"Makanya, follow banyak orang!" Rani mengetik dengan sangat pelan. Seluruh anggota tubuhnya memang lemas, tapi ada yang berpacu dalam dadanya.
"Buat apa? Toh yang Kakak tunggu itu story milik Adek." Jawaban dari Arsyad laksana obat tersendiri bagi Rani. "Ada apa? Sibuk? Ada masalah? Atau sakit?"
Senyum gadis yang wajahnya kian putih karena pucat itu semakin merekah. Rasanya ada sesuatu yang meletup-letup dalam tubuhnya. Seperti ingin membebaskan Rani dari cengkeraman rasa sakit.
"Cuma masuk angin, kok," balas Rani.
"Gitu, ya. Angin mah diizinin masuk. Kakak mah nggak dibolehin masuk ke hati Adek. Hehe," canda Arsyad.
Rani menahan senyum. Ia merasa gigi-giginya memaksa ingin terlihat. Sebenarnya ingin sekali melakukan itu kalau saja tak ada sesuatu yang meremas perutnya.
Bingung harus menanggapi bagaimana, Rani hanya membalas dengan emoji tertawa sebanyak tiga buah.
"GWS ya, Dek. Jangan lupa minum obat! Banyak-banyakin istirahat!"
Rani membalasnya dengan ucapan terima kasih lalu menaruh ponselnya di meja belajarnya. Hari ini, ia merasa lebih baik.
Bagi kebanyakan orang, ditanya kabar oleh pujaan hati adalah moodboster tersendiri. Apalagi dikasih perhatian kala sakit, tubuh terasa membaik, tapi justru ingin tetap sakit agar diberi peerhatian sedemikian rupa.
Mungkin begitu pula yang dirasakan Rani. Ingin terbebas dari rasa sakit, tapi tak ingin perhatiannya dari orang-orang di sekitarnya berkurang.
***
Mendesah putus asa, Rani menutup buku pelajaran fisikanya. Lalu, ia memilih mengambil ponselnya dan menyalakan data seluler.
Gadis itu membuka aplikasi Facebook. Saat Rani menjelajahi beranda, ia melihat sesuatu yang membuat perasannya kesal.
"Kakak nggak main FB, Dek." Jawaban Arsyad terngiang-ngiang di benaknya.
Lah terus ini apa? gumam Rani.
Dahi gadis itu berkerut memandangi layar ponsel pintarnya. Di sana terpampang nyata sebuah foto yang pernah ia lihat di whatsapp.
Namanya Muhammad Faiq A. Pemuda dengan sorot mata menenangkan itu menurut Rani adalah Arsyad.
Memenuhi rasa penasaran, Rani membuka dinding akun itu.
Sepi. Nggak ada status yang bisa dilihat. Cuma foto profil doang, batinnya.
Namun, mata Rani menangkap tulisan penanda ada dua komentar di sana. Iseng, gadis berkulit putih bersih itu membukanya.
Euis Geulis Manis
Sendirian mulu, Mas. Foto berduanya kapan?Darmo Gudu Tukang Bacot
Mrene, Su!¹
KAMU SEDANG MEMBACA
Raniway (Complete)
Spiritual"Kemana perginya jiwa-jiwa yang merasa sepi?" Namanya Rani, gadis yang cantik bak idol K-pop, memiliki suara merdu, jago dance, besar di keluarga yang harmonis, dan memiliki teman-teman yang seru. Sempurna? Tentu itu yang terlihat. Namun, hidupnya d...